05 - Menjadi Cahaya

59 10 0
                                    

Sekarang, saat di sekitar kita terlanjur gelap, yakinkan diri bahwa kitalah yang mencahayai.

Bukan lingkungan yang akan mengubah kita menjadi taat.

Tuhanlah yang berkehendak membimbing kita menjadi taat atas izin-Nya, lewat lingkungan mana saja.

Tapi pastikan sekali lagi: benarkah Tuhan yang kita cari?

Sumber:

Kartini F. Astuti - Rahasia Melepaskan

Hal. 152

__________________________________

Sebelum menerbitkan buku, Sehun bertemu dengan salah satu dosennya.

"Mohon doanya, Pak. Tujuan saya bukan uang, kok. Bukan royalti. Bukan saham. Uang kan, nggak dibawa mati."

"Kita udah lama ya nggak ketemu?" tanya dosen itu sangsi.

Sehun memegang jari dan mengendikkan bahunya.

"Saking lamanya, kamu sampai lupa sama apa yang saya ajarin." Pak dosen geleng-geleng kepala.

"Kata siapa itu semua nggak bisa dibawa mati? Gini nih kalau lama nggak ngaji. Bahan bakarnya melempem."

"Oh, iya, bisa, ya. Maaf maaf."

"Kalau semua umat mikir kayak kamu, waduh bisa kacau dunia ini. Kekayaan kita itu bisa ngebangun negeri ini jadi lebih maju. Dan kalau semua penduduknya sejahtera, mereka nggak akan punya alasan buat berbuat jahat dan curang lagi. Bener?"

Sehun mengangguk kuat-kuat.

"Kamu kira Ustadz yang punya gelar, beli barang branded, punya mobil, sering ke luar negeri, itu hartanya nggak bisa dibawa mati? Terus dia dakwah ke orang-orang kaya dan pinter mamerin apa kalau bukan itu? Mereka nggak akan terpikat buat dengerin gurunya dong kalau gitu?"

"Iya, Pak dosen. Ampun."

Semua hal selain Tuhan yang kita punya hari ini hanyalah kendaraan. Bukan tujuan. Popularitas. Kekayaan. Good looking.

Dan, orang-orang yang kita lihat banyak di depan kamera hari ini bukan berarti dia sibuk mengincar lampu sorot, uang, atau pujian.

Bisa jadi, hanya dengan cara itulah cara mereka mendapakan ampunan Tuhan: melepas gengsi, malu, dan overthinking.

Sehun jadi teringat dulu, malam-malam, di tengah hujan lebat, ia dan Sejeong hendak mengikuti majelis di suatu masjid.

Sejeong berdiskusi lebih dulu sebelum mereka turun dari mobil.

"Jangan deh. Kajian di situ paling bahas surah pendek lagi. Kita ke masjid yang di sana aja gimana? Ada Ustadz favoritku, ilmunya banyak."

Sejeong menghela nafas.

"Kita ke sini nyari rida Allah. Bukan nyari ilmu."

Ini juga perlu dicatat: Ilmu tinggi, sekalipun dalam agama, tak menjamin akan mendekatkan seseorang pada Tuhan.

"Kejar dunia dan jangan lupakan akhirat? Salah. Kejar akhirat dan jangan lupakan dunia, itu baru benar."

~

~

~

To Be Continue

Melangkah Searah (Sehun♡Sejeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang