Masuk ke wilayah pedalaman, Sejeong mengajak suaminya untuk bertemu dengan masyarakat yang tinggal di sana.
Mereka membawa buku yang akan didistribusikan untuk perpustakaan pedalaman.
Sambil mengendarai sepeda motor karena mobil tidak bisa ke sana.
Sehun bertanya kepada Sejeong.
"Sayang, kenapa kamu mau repot-repot melakukan hal seperti ini?"
Sejeong tersenyum.
"Sayang, kata seorang Guru, mutiara ditaruh dimana pun akan tetap menjadi mutiara."
Sehun mengangguk setuju.
"Sungguh, yang paling inti dalam hidup ini bukan di mana posisi kita, dari mana asal kita, dan di mana tempat tinggal kita. Bukan, yang lebih utama dari itu semua adalah seteguh apa kita bisa mempunyai prinsip, sejauh apa kita bisa bermanfaat, dan seluas apa daya jangkau kedewasaan kita."
"Apakah ada orang yang tinggal di kota suci, tapi tak jua jiwanya bersuci? Ada. Di saat yang sama, betapa banyak pemimpin besar lahir dan terbit dari tempat yang tak disangka-sangka."
Sehun tahu kalau istrinya ini sedang berusaha maksimal menemukan mutiara itu.
Mungkin, mutiara itu berasal dari pedalaman tempat ia mengajar.
Bisa pula berasal dari anak-anak jalanan yang putus sekolah.
Istrinya itu ingin menebar kebermanfaatan dari ilmu yang ia punya.
______________________________Sumber:
Edgar Hamas - Belajar dari Negeri Para Nabi
hal. 186
~
~
~
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Melangkah Searah (Sehun♡Sejeong)
FanfictionAku ingin kau tahu diam-diam aku selalu menitipkan harapan yang sama, di antara bait-bait doa. Aku ingin hari depanku selalu bersamamu. Sumber: Sepasang Langkah (hal. 54) Start: 7 Mei 2022 End: 10 Juni 2022 #8 sehunsejong