"Gapapa ya, hari ini cukup segitu. Besok aku usahakan untuk lebih menjauh."
H A P P Y R E A D I N G
🍁🕊️
Bibirku mulai gemetar melihat banyak anak sekolah berdiri di depan mading melihat story yang baru saja ku letakkan. Beberapa dari mereka ada yang mengernyit bingung, ada yang tersenyum aneh, dan ada juga yang mengambil ponsel untuk memotret. Kali ini kepercayaan diriku berada dititik terendah. Rasanya ingin menenggelamkan diri dibalik selimut yang tebal.
"Kenapa ga ku revisi aja? Yakin deh tulisan itu ga nyambung."
Aku kembali menatap deretan kertas di mading.
"Kak Xabiru mana ya? Aduh," gumamku gelisah.
Saat seperti ini aku sangat membutuhkan laki-laki itu. Dia mampu membangkitkan rasa percaya diri dan rasa ketenangan.
Aku mendengus malas mengingat hari ini adalah rabu. Artinya laki-laki bernama Xabiru itu sibuk berkebun di taman belakang sekolah yang terlantar.
"Pasti lagi mandiin piyiknya!" seruku lalu berjalan membelah kumpulan para manusia sambil menjijitkan kaki agar tidak tenggelam dalam kerumunan.
Jarak antara taman dari tempatku sekarang sekitar lima menit. Cukup jauh karena berada di area belakang sekolah.
Aku melihat jalanan yang rapi dan bersih. Beberapa bunga mawar biru ada di sisi kanan dan bunga tulip putih di sisi kiri. Sungguh cantik. Aku juga melihat beberapa pasangan murid yang duduk dekat dengan pohon besar sambil menyatap bekal makan siangnya.
Mataku terfokus pada Kak Xabiru yang sedang jongkok di ujung taman. Tangannya seperti memegang sekop mini. Aku berjalan menghampirinya dan memberi sebuah tepukan ringan.
"Kak Xabiru!" Panggilku.
Kak Xabiru menoleh. "Apa?"
Aku menggelengkan kepala, kemudian ikut berjongkok disebelahnya. "Tanam bunga apa lagi, bukannya minggu kemarin sudah?"
Kak Xabiru memang dikenal dengan sebutan Prince Flower. Kecintaannya terhadap bunga membuat Kepala Sekolah memberikan kuasa taman belakang. Pihak sekolah juga memberikan dana untuk membeli bibit bunga dan alat perawatan lainnya. Terbukti pada prestasi sekolah berkaitan dengan taman yang asri. Berkat Kak Xabiru sekolah ini telah memenangkan banyak kejuaraan.
Laki-laki dengan rambut hitam itu menyahut, "Ini setiap minggu, Kalaya."
"Taman nanti kepenuhan kalau diisi semua dengan bunga," ujarku yang dibalas senyum kecil.
"Tidak."
"Kalau penuh nanti taman ini jadi jelek, kasian rumput ketimbun bunga!"
"Kenapa gitu?"
"Kak Xabiru berniat buat bikin taman bunga kan? Aku tauu ... emang kakak ga kasian dengan rumput yang ketiban?"
"Rumput juga bagus loh bagus Bunganya dikit aja menuhin tempat soalnya," lanjutku cerewet.
"Tidak boleh."
Memang susah melawan penyuka bunga ini.
Aku memutar bola mata malas. "Ini bunga lily ya?!"
"Saya sering mengirim foto bunga lily, kamu tidak ingat Kalaya?"
"Dikit, bunga lily ini sangat cantik," ujarku yang dibalas senyuman.
"Iya cantik, tahu artinya bunga lily?"
Aku menggeleng tanda tidak mengerti. "Memang bunga ada kesan pesannya juga ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalaya
Teen FictionSemenjak mengenalmu, duniaku perlahan berubah. Hidup sederhana, pribadi menyenangkan, dan hati yang lapang. Semuanya membuatku berambisi untuk hidup hanya denganmu. Sedikit kuceritakan pada mereka, tentang aku yang mencintaimu. Tentang gadis yang pe...