2

5 2 0
                                    

<<< satu tahun lalu.

Pemuda dengan kemeja kotak-kotak yang membalut kaos putih, dipadukan dengan jeans hitam yang serasi itu celingukan mencari seseorang.

Dia memaikan ujung tasnya, dengan muka polos dan kacamata yang dipakainya, membuat dia terlihat seperti seorang nerdy yang rajin dan hanya sibuk memikirkan tugas.

*tap.

Seseorang menepuk bahunya.

"Marka,"

Pemuda itu menoleh, menemukan dosen yang ia segani sedang tersenyum padanya.

"Ahh, Pak." Marka membungkuk sopan sebagai tanda hormatnya, "Maaf, katanya saya di panggil kesini?" tanyanya kemudian.

"Iya sini, duduk dulu." Yosa mempersilahkan anak didiknya itu untuk duduk terlebih dahulu dan Marka mengikuti itu.

"Jadi Marka, untuk tugas UAS kali ini saya ada rekomendasi seseorang dari kelas Desain yang sepertinya akan cocok bekerja sama dengan kamu."

"Ya?" Marka yang bingung dengan keadaan itu pun membawa tawa bagi Yosa.

"Nih, saya punya beberapa porto desainnya."

Saat itu juga Yosa memperlihatkan anak didiknya itu beberapa desain yang sudah ia kumpulkan sebelumnya, semua ini ia lakukan karena Marka memiliki bakat dan kemauan yang kuat serta selalu bersungguh-sungguh dalam membuat sesuatu.

Sedangkan Marka ikut menyimak dengan asyik apa yang sedang dia lihat itu sambil terus berkata.

"Waa,"

"Bagus-bagus,"

"Boleh saya minta kontak pembuatnya, Pak?"

---

Gadis dengan cepol nya itu tersenyum mendatangi beberapa temannya di area mekre atau meja kreasi, itu adalah tempt terbuka kampus yang sering di jadikan titik kumpul dan juga tempat diskusi sesama fakultas maupun lintas jurusan.

"Wih, baru bangun Lan?" tanya Kenta pada gadis itu.

"Ngga lah yakali, udah mandi gue." sahut gadis itu dengan kekehannya, lalu ikut duduk di pinggir Ijal.

Ijal menupukan kepalanya pada Lana, "Ingin turu," rengeknya yang langsung dapat pukpuk kecil dari Lana.

"Tidur dah," ucapnya, lalu tangannya menggeser kepala cowok itu, "Tapi jangan di gue lah berat."

"Jahat lo," Ijal mendengus kesal dan menumpukan kepalanya pada meja.

"Devi kemana?" tanya Lana tak melihat teman perempuannya yang satu itu.

"Belum dateng," jawab Vio yang asyik menggores pensilnya di sketchbook, emang deh, sipaling rajin.

"Ternyata ada yang lebih ngaret dari gue, syukur deh ya." Alana tersenyum lega.

"Aneh banget bisa bangga," kesal Ijal dengan mata tertutupnya.

Iyalah, bangga itu perlu. Pikir Alana

"Lan, dipanggil Paps." Kata Gafar yang baru saja datang ikut duduk itu.

Lana mendongak, "Hah? Kenapa?" kagetnya.

"Ya mana saya tau, sana tanya sendiri." kata pemuda itu yang langsung asik mengerjai Vio.

"Gafar!" sungut vio langsung kesal.

"Gue kesana dulu ya guys." Lana pergi menghadap bapak kaprodinya itu.

*Brak!

"Gue ikut!" Ijal dengan heboh menggebrak meja dan lari menyusul Lana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coastline || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang