1

10 2 0
                                    

Di siang yang panas ini, Marka meneguk cola yang diambilnya di pendingin yang ada di basecamp Neoxygen.

Marah, itu yang dirasakannya, padahal sudah genap satu tahun dia coba untuk lupa akan semuanya, tapi ternyata tidak mudah.

Dia ikut duduk disamping Daren yang sedang memainkan game pada pcnya.

"Baru beres lo?" tanya Daren yang masih fokus pada gamenya itu.

"Hm," hanya itu jawaban Marka.

Daren akhirnya menoleh, "Kenapa lagi? Mood lo gabagus kayanya."

"Gatau," jawab Marka malas.

"Gak jelas anjing, mending lo masuk kulkas dinginin kepala lo." suruhnya dengan muka polosnya.

Marka menepuk kepala Daren kesal, "Sialan."

"Heloooooo everyone," tiba-tiba pintu dibuka dengan rusuh oleh teriakan Haikal dan juga segerombolan anak masuk begitu saja.

Haikal, Novan, Nanda, juga Rendi disana, orang-orang ini kalo sudah disatukan menyeramkan.

Tiba-tiba Haikal mengambil duduk ditengah-tengah, mengambil stik drum yang ada di dekatnya, dan membuat keributan selanjutnya.

"Lo lo pada tau nggak?? Masa si Ucan mau jadi partnernya Lana???" katanya heboh, membuat atensi orang-orang disana beralih pada cowok itu.

Siapa yang tidak tau Saudan Chakra Abiyasa, mahasiswa semester 2, yang dulu masuk jalur prestasi lewat kejuaraannya dalam kompetisi coding internasional.

"Partner apaan?" sahut Daren yang juga ikut kepo.

"Ujian akhir semesternya anak desain semester 2 tuh," jawab Haikal santai.

Rendi yang sudah menenteng kaleng kosong soda yang sudah ditenggaknya itu juga ikut tertarik, tersenyum miring.

Semua anak Neoxygen juga tau betul siapa itu Alana, anak desain yang digadang-gadang disukai oleh Marka satu tahun yang lalu, tapi sekarang? Melihatnya saja Marka sudah kepalang benci rasanya.

"Gak jadi sama Marka, dia dapet partner yang lebih baik ternyata." sahut Rendi sambil menatap Marka jahil yang dihadiahi wajah kesalnya.

"Lu gak cape apa gibahin tu cewek, Kal?" sekarang Nanda yang menambahi.

Haikal menggeleng, "Ish, gue yakin dah itu Ucan pasti gatau apa-apa dah,"

"Gapapa lah, urusan dia," kata Rendi lalu membuang botolnya pada tong sampah dengan sekali shoot.

"Tapi kan dia_

"Stop Kal," Novan berkata dengan nada kesalnya.

Haikal berdiri sambil menunjuk Novan, "Nah kan anjir, lo beneran suka ya sama dia? Lo tuh belain dia mulu tau dah dari awal." katanya, membuat yang lain melihat ke arah Novan, termasuk Marka

Novan berdecak menepis telunjuk Haikal yang ada do depan mukanya.

"Lo gatau apa-apa," jawab Novan telak.

Haikal bertepuk tangan, "Kan, kata gue juga apa. Keliatan."

"Ati-ati lo," nasihat Marka.

Novan menengok ke arah kirinya, melihat Marka, "Nanti kalo gue jadian, jangan cemburu ya."

"Anjir,"

"Duel mauuuut,"

heboh Haikal dan Daren.

Sedang Nanda dan Rendi hanya bisa memaklumi kelakuan-kelakuan orang-orang yang ada di perkumpulan ini.

Sedangkan Novan terkekeh geli melihat reaksi Marka saat ini.

'Bego'

Itu satu hal yang dapat Novan gambarkan saat ini melihat kekesalah Marka.

Coastline || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang