(24) Secret

2K 437 59
                                    

Play Mulmed
(BTS - Black Swan)

Sedikit penasaran kenapa cerita ini mulai sepi.
Apa alurnya terlalu lambat dan membosankan?

...

"Latihan lagi?" Park Jinhwan bertanya dengan wajah datarnya saat menyambut Jennie yang baru pulang pukul tujuh malam. "Ayahmu terus bertanya sampai Ibu pusing sendiri. Setidaknya kirim pesan agar kami tidak khawatir."

Gadis Ahn itu memeluk Ibunya manja. "Maaf, Bu."

"Kau bau asam," komentar sang Ibu menghirup aroma dari rambut putrinya itu. "Cepat mandi lalu turun ke bawah untuk makan malam!"

"Aku tidak makan malam, Bu. Tadi aku membeli roti di mini market, jadi masih belum lapar," tolak Jennie sambil melepaskan pelukannya. "Aku juga ada PR yang harus dikerjakan. Ibu kan tidak suka kalau nilaiku jelek."

Gadis itu tersenyum lebar dan segera melarikan diri saat melihat wajah garang Ibunya. Jinhwan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Jennie. Sepertinya sulit sekali untuk dirinya bisa memahami isi kepala remaja satu itu yang sungguh tidak mudah untuk ditebak. Saat kembali ke ruang makan untuk menjumpai suaminya, Jinhwan dapat melihat pria itu sedang terdiam cukup lama.

"Jennie sudah pulang. Kau tidak perlu khawatir berlebihan seperti itu," ujar Jinhwan mengusap pundak Jaeyeol sekilas, sebelum dirinya mendudukkan diri di bangku kosong lainnya.

Pria itu bergeming. Akhir-akhir ini pikirannya berkecamuk dengan hal-hal kantor yang menyulitkan dirinya. Penyebab utamanya adalah THV Company yang digadang-gadang menjadi pesaing terberat perusahaannya. Sempat terpikir untuknya mendatangi kantor megah satu itu—entah untuk menjalin kerja sama sebagai rekan ataupun mencari inspirasi tambahan dengan membangun relasi. Namun berdasarkan informasi yang didapatnya dari orang lain, pemimpin asli perusahaan mereka tidak pernah bisa dijumpai oleh siapa pun dan identitasnya masih dirahasiakan.

"Sayang, kau hanya akan terus mengabaikan makanan di depanmu?" tanya Jinhwan disertai helaan napas panjang. "Kau ada masalah?"

Jaeyeol tersadar dan segera memberi gelengan. "Aku hanya melamun."

"Apa yang kau lamunkan?" tanya Jinhwan sambil menyumpitkan berbagai lauk ke atas mangkuk suaminya. "Tidak mau cerita padaku? Bebanmu pasti akan lebih ringan jika sudah meluapkannya."

Tatapan Jaeyeol tertuju pada sang istri tampak setia menunggunya bercerita. Wanita cantik yang menjadi istrinya itu selalu menemaninya susah-senang selama bertahun-tahun dan mampu menjadi teman cerita yang baik dengan segala saran yang bijak. Wanita itu begitu berharga untuknya, namun sisi hatinya merasa ia sudah terlalu jahat membiarkan Jinhwan datang kepada orang dengan segala masa lalu yang kurang baik sepertinya. Namun jika ditanya menyesal atau tidak, ia akan menjawab 'tidak' dalam hitungan sekon tanpa perlu berpikir dua kali. Siapa pun punya masa lalu yang kurang baik, bukan? Mendapatkan Jinhwan di sisinya adalah kesempatan emas bagi dirinya untuk menjadi lebih baik. Ia bangga dengan kehidupannya saat ini kendati ada satu hal yang terus mengganjal di hatinya.

Taehyung, kuharap aku bisa bertemu denganmu lagi. Di mana kau sekarang?

🌙

"Taehyung, tolong ampuni aku."

Pemilik nama itu memandang bengis ke arah Jimin yang tampak ketakutan di hadapannya—terpojok ke dinding dengan kerah kemeja yang diremas erat oleh tangan kanannya. "Kau diminta oleh Sana memata-mataiku?"

(M) Agathokakological [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang