epilog

91 7 0
                                    

Keringat mengalir laju dipipinya akibat bahang daripada matahari dan keresahan . Walaupun ini bukan kali pertamanya memegang senapang sebesar ini tetapi hatinya terusan berdegup kencang seakan menyatakan ada sesuatu yang tidak baik bakal terjadi . Nafas ditarik panjang lalu dihembuskan perlahan .

" Sasaran ditetapkan . Sedia untuk menembak . " ujarnya sambil menekan mikrofon yang terletak pada telingannya .

Mata kanannya ditutup cuba fokus pada sasaran utamanya . Bibirnya mengira perlahan nombor-nombor sambil menyediakan senapang ditangannya .

" 1. "

Seorang lelaki masuk dengan berbaju tidur lengkap . Kemungkinan baru sahaja tersedar daripada tidurnya .

" 2. "

Daripada duduk memalingkan badan , jejaka itu memusingkan wajahnya memandang kearah tingkap . Seakan ada sesuatu yang berada disana . Secawan teh yang berada ditangan diangkat lalu diteguk sopan .

" Ti- " pengiraannya terhenti .


" Seokmin? " Matanya membuntang luas memandang figura tersebut .

Dengan tangan yang masih melekat pada picu senapang , air matanya mengalir secara tiba-tiba . Mengenangkan kisah silamnya bersama sahabatnya itu . Bahunya ditepuk menyebabkan dirinya tersentak .










Bang!










Bunyi kaca yang berderai dan jeritan orang awam menyedarkannya daripada sentakkan tadi . Wajahnya memucat , kembali memandang kearah bangunan yang dijadikan sasaran .

"Seok-" sialnya , tiada apa yang dapat mengubah kejadian itu .

“ Penyesalan bukannya hal baharu yang datang didalam hidup , kemungkinan ada yang lebih menyebalkan dari sebelumnya seperti hal yang terjadi di sini . ”

The end

GOMAWOOOOOOO

NYEONGGGGG

we are friends?[C]Where stories live. Discover now