Chapter 1

6 0 0
                                    


Kavin terbangun lagi dari tidurnya, Sudah kesekian kalinya kavin mengalami hal ini. Bayangan mengerikan itu kembali menghantuinya, bayangan tentang kejadian 1 tahun lalu yang menimpa teman sedari kecilnya, Aura.

Pada saat itu kavin dan aura masih menginjak kelas 1 SMA. Suatu malam kavin menjanjikan untuk mengajak aura menyusuri kota. Kavin yang berada di sebrang jalan meminta aura untuk diam disitu dan membiarkan kavin yang menghampirinya kesana. Namun aura bersikeras untuk meminta agar dirinya saja yang menghampiri kavin yang berada di sebrang jalan. Kavin pun mau terpaksa mengizinkan aura untuk menghampirinya walau dengan perasaan tidak nyaman tentang sesuatu yang akan terjadi pada aura.

Dan tanpa berpikir Panjang aura langsung berjalan cepat ke arah kavin yang berada di sebrang jalan. Kavin sudah mengingatkan aura untuk berhati hati dan terus melihat ke kanan dan ke kirinya takut akan adanya kendaraan yang melaju kencang kearahnya. Namun, dikarenakan aura yang sudah terlalu bersemangat ia tidak mendengarkan perintah kavin. Aura terus berjalan tanpa melihat ke kanan dan kirinya terlebih dahulu.

Tanpa aura sadari sebuah mobil melaju kencang kearahnya dan berhasil menghantam tubuh aura. Kavin terkejut melihat kejadian mengerikan yang terjadi tepat di depan matanya. Kavin yang panik langsung berlari kearah tubuh aura yang sudah tergeletak di tengah jalan dengan kerumunan orang yang mengelilinginya.

Ketika berhasil menyelip di tengah kerumunan orang, kavin pun dapat melihat tubuh aura yang sudah tergeletak tidak berdaya dengan banyak darah yang terus mengalir dari keningnya. Kavin langsung bergegas menghubungi ambulan dan berhasil membawa aura kerumah sakit. Namun, nyawa aura sudah tidak bisa diselamatkan dikarenakan benturan keras dikepalanya dan darah yang terus mengalir membuat aura kehilangan banyak darah. Kavin terus menyalahkan dirinya dan ia tidak akan memaafkan pelaku yang telah merenggut nyawa temannya. Dikabarkan pelaku tersebut melarikan diri dan belum bisa ditemukan

Kavin mengambil nafas Panjang dan berusaha untuk melupakan bayangan mengerikan itu. Walaupun pada akhirnya bayangan itu akan terus menghantui pikirannya. Kavin berjanji ia akan tetap mencari pelaku penabrakan itu hingga ia menemukannya dan akan membawa pelaku ke pihak berwajib karena telah merenggut nyawa temannya.

Kavin terus teringat kejadian yang telah menimpa aura. Kejadian itu sangat membuatnya resah dan pada akhirnya bunda memutuskan untuk memindahkan kavin ke sekolah baru agar tidak terus teringat aura yang dahulu berada di satu sekolah yang sama kavin.

Kavin dan aura pernah berjanji, jika suatu hari nanti mereka sudah memiliki kekasih, mereka harus mengenalkan kekasih mereka satu sama lain dengan yang lainnya. Dan sekarang kavin sudah menemukan sosok Nara yang berhasil meluluhkan hatinya, Kavin ingin sekali mengenalkan nara kepada aura sesuai dengan janji mereka dahulu. Namun, kavin tidak akan pernah bisa karena sosok aura sudah lebih dulu meninggalkannya.


Tok tok tok

"vin.. bunda boleh masuk?" ternyata bunda yang mengetuk pintu kamar kavin

"iya bunda masuk aja, engga kavin kunci kok pintunya"

Setelah bunda masuk, bunda langsung duduk di pinggir Kasur kavin tepat disebelah kavin.

"kenapa vin? kebangun lagi yaa?" tanya bunda sambil mengusap pundak kavin

"iya bunda, kavin keinget kejadian itu terus"

"udah vin, coba hilangin pelan-pelan pikiran kavin tentang kejadian itu"

"gabisa bunda, kavin keinget aura lagi"

"aura pasti udah tenang disana, kalo kavin keinget aura itu bakal bikin kavin sedih"

"iya bunda, kavin akan nyoba buat ga inget-inget aura terus"

"yaudah lanjut tidur lagi gih, bunda mau ke kamar lagi"

Bunda keluar dan menyisakan kavin sendiri didalam kamar.

Esok paginya..

Kavin berjalan menyusuri koridor sendirian. Pagi ini sangat sepi dikarenakan kavin yang sengaja berangkat pagi-pagi sekali sebelum teman-temannya datang.

"KAVIN"

Kavin tersenyum tipis ketika suara yang sudah sangat ia kenali berteriak memanggil dirinya.

"halo raa, tumben dateng pagi banget?? Biasanya juga baru bangun" ledek kavin

"ish engga yaa, aku berangkat pagi-pagi gini karena ayah mau keluar kota, jadi ayah nganterin lebih pagi biar nanti ga macet"

"oalah pantesan, kalo ayah ga nyuruh cepet pasti kamu baru bangun sekarang"

"ENGGA JUGA YA" balas nara ngegas, kavin terkekeh melihat nara

"oiya raa, semalem aku mimpiin aura lagi"

Sudah menjadi hal yang biasa jika kavin menceritakan hal-hal tentang aura ke nara.

Mulai dari penyesalan kavin yang belum juga hilang, bagaimana kavin yang hingga saat ini masih sulit mengikhlaskan aura, bagaimana kavin rindu akan sosok aura, dan banyak harapan-harapan lain kavin tentang aura.

Walaupun kavin sering menceritakan banyak hal tentang aura, nara tidak pernah merasa keberatan untuk mendengarkan segala cerita kavin tentang aura, nara memaklumi semuanya bahkan nara tidak pernah bosan untuk mendengarkan cerita tentang aura dan sudah menjadi rutinitas nara untuk selalu mengingatkan kavin untuk ikhlas atas semua kejadian itu.

KavinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang