16 - Penggemar Beomgyu

62 15 0
                                    

Wah, apa ini? Soal-nya benar-benar mudah.

Beomgyu mengerjakan soal UAS Biologi dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. Taehyun rupanya benar-benar berhasil dalam memprediksi soal yang akan dikeluarkan saat ujian. Meski masih ada beberapa hal yang tidak ia ketahui, itu tidaklah seberapa. Ia tetap yakin bahwa ia dapat memperoleh nilai yang tinggi.

Selesai UAS, tentu saja keduanya langsung bertemu. Tapi, ternyata Taehyun tidak sendirian. Ia bersama murid lain.

"Halo, Kak Beomgyu!" Ujar seorang anak laki-laki yang bersama Taehyun saat ini. Tentu saja Beomgyu mengernyitkan alisnya bingung. Ia tidak mengenalnya.

"Ah, ini. Dia Jay Park, katanya dia penggemarmu." Ujar Taehyun menjelaskan. Yang namanya disebut hanya tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya dengan antusias.

Tapi, tentu saja penjelasan dari Taehyun tidak menghilangkan kernyitan di alis Beomgyu. Malahan sekarang bertambah dengan bonus mulut yang menganga.

"Ha?"

Taehyun menghela nafasnya. "Kau sajalah yang jelaskan sendiri." Ujarnya menepuk pundak Jay.

"Baik. Jadi, aku ini murid pindahan. Aku adalah anggota tim basket di SMA-ku sebelumnya. Aku sebenarnya pindah ke sini karena ingin menjadi anggota Kak Beomgyu, yang dulunya kapten tim basket di sini. Aku sangat mengagumi Kak Beomgyu dan ingin sekali menjadi anggotamu!"

Jay mulai menjelaskan dari bagaimana mereka bertemu di pertandingan basket antar sekolah tahun lalu. Dari sana ia bilang ia menyukai cara dan taktik bermain Beomgyu. Jay juga suka dengan kewibawaannya dalam menjadi kapten tim. Beomgyu memang dapat dikatakan cukup terkenal saat menjabat posisi kapten tim basket.

Jay tidak menyukai bagaimana tim basketnya sangat tidak bersemangat dan tidak memiliki ambisi. Makanya ia ingin pindah. Ia ingin sekali dekat dengan Beomgyu.

"Tapi.. aku 'kan sudah bukan kapten tim. " Ujar Beomgyu. Jay hanya mengangguk.

"Iya. Aku tahu. Bahkan, walau kau tidak mogok 1 tahun pun kau pasti sudah bukan tim basket lagi karena kelas akhir yang mengharuskanmu fokus pada studi. Tapi, setidaknya walau begitu aku tetap ingin dekat denganmu."

Sebenarnya, Beomgyu merasa sedikit aneh. Masa, sih, hanya karena ingin dekat dengannya, anak ini sampai rela untuk pindah sekolah?

Namun, mencoba menepiskan segala tanya, Beomgyu hanya menganggukkan kepalanya sok-sok-an mengerti. Kemudian menyahut, "ah.. begitu. Baiklah, salam kenal, Jay."

Jay tersenyum.

"Kalau begitu, mungkin aku dan Taehyun harus pamit duluan? Ayo, hyun, kita pulang." Ujar Beomgyu.

"Ah, iya, baiklah. Kalau begitu aku juga akan pamit duluan. Sampai nanti." Jawab Jay yang rupanya langsung peka untuk meninggalkan Beomgyu dan Taehyun berdua saja.

"Bye, Jay!" Taehyun melambaikan tangannya ke arah Jay.

Kini, tersisa Taehyun dan Beomgyu. Keduanya pun berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.

"Kau dekat dengannya?" Tanya Beomgyu pada Taehyun. Agaknya, ia sedikit penasaran karena Taehyun nampak santai di depan Jay. Juga, orang seperti Taehyun yang setahu Beomgyu tidak terlalu peduli pada orang lain dan sulit untuk dekat begitu saja membuatnya semakin penasaran akan sosok Jay ini.

"Ya. Dia murid pindahan berisik yang selalu bertanya ini-itu padaku. Apalagi, ia suka sekali bertanya tentangmu."

"Kau tidak merasa aneh tentang itu, Hyun?"

Taehyun menggumam. "Hmm.. Awalnya, iya."

"Lalu? Kenapa bisa tidak merasa aneh?"

"Karena.. ceritanya cukup masuk akal dan itu semua terlihat dari perilakunya."

Beomgyu semakin penasaran. "Masuk akalnya bagaimana?"

"Iya. Dia sebenarnya ingin sekali fokus pada basket, karena sebenarnya tujuan utamanya adalah masuk universitas yang fokus pada olahraga. Di sekolahnya dulu, tim basketnya begitu buruk. Bakat dan minatnya jadi tidak tersokong dengan baik. Saat ia mengetahui tim basket di sekolah kita sebagus itu dari pertandingan antar sekolah tahun lalu, ia jadi ingin pindah kemari." Jelas Taehyun.

Beomgyu masih kurang puas akan jawaban tersebut. Taehyun menghela nafas, ia peka terhadap raut wajah Beomgyu yang masih menunjukkan beribu tanya. Ia pun melanjutkan penjelasannya.

"Tujuan utamanya adalah untuk mendapat sokongan yang baik atas minatnya. Yah, ia ingin juga sekalian dekat denganmu karena ia tahu saat itu kau kapten tim basketnya. Ia jadi fans-mu. Tapi tetap saja, tujuan utamanya adalah basket. Jadi, singkirkan segala pemikiran negatifmu yang berpikir bahwa ia hanya ingin pindah karena dirimu. Selama tidak ada kau ia benar-benar aktif di tim basket dan ia cukup mahir. Sungguh bakat yang sayang sekali untuk disia-siakan di sekolahnya yang dulu. Baguslah ia pindah."

Beomgyu mengangguk-angguk mengerti. "Ah, begitu. Baiklah."

"Hm. Bagaimana ujiannya tadi?" Taehyun membuka topik baru.

"NAH! Itu! Lancarrr sekali aku menjawabnya, benar-benar persis seperti apa yang kau suruh pelajari. Thanks, Hyun."

Taehyun tersenyum bangga. "Ya, aku memang hebat."

"Aku tidak ada memujimu(?) Aku hanya berterimakasih."

"Sudahlah, tidak usah diperjelas. Iya, iya. Aku hebat juga keren. Iya."

Beomgyu hampir saja akan melayangkan tangannya ke wajah Taehyun jika ia tidak bisa menahan diri. "Wah, rasa respect-ku padamu tiba-tiba lenyap begitu saja."

Taehyun sibuk tertawa sedangkan Beomgyu mendengus. Namun, tiba-tiba suasana berubah menjadi hening tepat ketika Taehyun mendapati sosok pemuda jangkung di hadapannya—ia berdiri di belakang Beomgyu.

"Beomgyu.."

Suara yang familiar. Serta, Beomgyu pun merasakan sentuhan di pundaknya. Entah kenapa, hatinya tiba-tiba berdenyut. Sedangkan Taehyun, ia mengalihkan pandangnya dengan raut wajah yang tak bisa dideskripsikan.

Memberanikan diri, Beomgyu pun berbalik. Dan benar saja dugaannya, sosok itu..

"Ada apa kemari, Soobin-hyung?"

tbc

HAI GHES SORRY LAMA GA UPDATE AUTHOR LG KKN WKWK

APAKAH KLEN MASIH INGAT CERITA INI :) :) :) :)


Who Are You? What's the Problem? (TxT Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang