DARI KEJAUHAN TERLIHAT MEMBIRU
-
-
-
-
-
Seorang gadis menahan isak tangis di dalam pelukan sang Ibunda. Wanita paruh baya itu membelai rambut anaknya dengan lembut, guna memberikan ketenangan pada anaknya. Tak lama dari itu datang seorang pria paruh baya membawa sebuah nampan berisi sepiring bubur dan segelas air serta tiga butir obat tablet.Gadis itu mulai tenang. Perlahan gadis manis berparas cantik melepas pelukan ibunya dan menatap sang ayah yang berusaha tetap tenang melihat dirinya, walau pahatan wajah pilu tergambar dengan jelas diwajahnya. Mulai dengan sebuah harapan kecil, sejak dirinya mendapatkan perawatan intens di rumah sakit ini, hanya sepiring bubur dan segelas air yang menemaninya. Guratan diwajahnya tentu membuat orang tuanya risau, anak yang mereka rawat hingga saat ini sudah mendapatkan begitu banyak cobaan, mereka menerima semua itu dengan lapang dada meskipun harus belajar untuk mengikhlaskan sebuah bencana.
"Nak, mimpi itu datang lagi ya?" ucap pria berkumis tipis dihadapannya. Pria itu menahan buliran air mata yang ingin terjun bebas meluapkan kesedihan yang ia rasakan. Melihat kondisi sang anak yang tidak baik-baik saja, tentunya membuat pria itu merasakan apa yang anaknya kini rasakan.
"Kamu tidur sama mama ya, mama mau jagain kamu terus." Wanita itu menyentuh pundak sang anak seakan menyakinkan bahwa mimpi itu akan hilang jika bersamanya.
"Mah, aku bisa tidur sendiri kok, kasihan itu Papa tidur sendiri terus. Mungkin tadi Zee lupa berdoa."
"Mama temani malam ini aja deh, gimana?"
Kazeeya Renjana, anak terpandang yang dikagumi banyak orang. Sering disebut sebagai anak emas karena dia adalah anak tunggal kaya raya yang hidupnya sangat berkecukupan dan tidak kurang kasih sayang serta perhatian dari kedua orang tuanya. Sebatas itu masyarakat mengetahui kehidupan Zee, selebihnya tentang pikiran dan begitu banyak goresan lukanya tidak seorangpun mengetahuinya, kecuali kedua orang tuanya.
Bukanlah menjadi anak tunggal kaya raya adalah keinginan banyak orang? Tidak bagi Zee, sebelum dirinya menjadi anak satu-satunya, dirinya dihadapkan dua pilihan, antara merelakan atau terus mencari entah sampai kapan saudaranya akan ditemukan.
Memiliki keluarga utuh tanpa terkecuali adalah keinginan terbesar Zee. Kehilangan bukan akhir dari semuanya namun awal dari segalanya. Jika waktu dapat diputar mungkin Zee tidak akan meminta pesta itu diselenggarakan pada hari spesialnya. Kazeeya hidup dengan rasa bersalah. Kedua orang tuanya sudah berusaha menghilangkan rasa trauma Zee yang ia bawa hingga saat ini. Segala cara dan upaya kedua orang tua Zee tak membuahkan hasil, namun sebaliknya, Zee sering keluar masuk rumah sakit karena pikiran menguasai kesehariannya hingga tidak memperhatikan kesehatannya sendiri. Rasa takut, gelisah, waspada, dan bayang-bayang masa lalu terus menghantui kemanapun Zee pergi.
o0o
Dua hari setelah Zee mendapat mimpi buruk, dirinya sudah membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang. Pikiran mempengaruhi kesehatan Zee dan mimpi itu akan datang jika kondisi tubuh Zee tidak stabil. Bukan hanya sekali namun puluhan kali Zee merasa tak nyaman karena mimpi yang menganggu tidurnya.
"Pah, hari ini Zee udah pulang. Boleh nggak kalau Zee masuk sekolah? Zee ketinggalan banyak materi Pah..." Zee begitu antusias menanti jawaban papanya. "Pah... Kenapa papa nggak jawab pertanyaan Zee?" Rengek gadis 16 tahun itu terasa menggelitik gendang telinga sang papa.
"Iya besok Zee boleh sekolah lagi, sekarang istirahat ya jangan joget joget dulu," ucap Papa Shan.
"Ih papa siapa yang joget-joget sih?" Zee bergelayutan dilengan sang papa dengan sangat manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN [NEWERA]
FanfictionKesempurnaan bukan dimiliki namun menyempurnakan dengan mencari. Jika aku tak bisa mengenggammu, maka ikutlah denganku dan hidup bersamaku lebih lama lagi. Selama pandanganmu tak berubah, Aku tidak akan bermain dengan perkataanku. Ikutlah bersamaku...