Kamu menyesap tehmu sambil sesekali mencuri perhatian ke pintu masuk kafe, menunggu seseorang untuk mendorong pintu tersebut.
Senyuman terlukis di wajahmu, saat kamu mendapati seorang pria dengan jas hijau, masuk ke dalam kafe. Kamu melambaikan tangan tanpa malu, untuk menarik perhatian pria tersebut.
"Maaf membuatmu menunggu." Pria itu akhirnya duduk di hadapanmu, lalu memesan teh hijau.
Pria itu Oliver Evans, kakak tingkatmu dengan jurusan yang sama. Kalian selalu membahas soal materi kuliah kalian di sela-sela waktu.
"Kau mempelajari bahasa bunga?" tanya sang Evans saat kamu menceritakan beberapa hal di sela-sela materi. Sebenarnya, tak banyak materi yang ingin kamu tanyakan untuk saat ini, mengingat dirimu yang sudah akan melakukan seminar proposal pada lusa hari.
"Bukankah kakak tahu bahwa keluargaku membuka toko bunga? Aku akan meneruskannya dan mengembangkannya!" ujarmu dengan semangat, Oliver hanya tertawa kecil sambil menyesap teh miliknya. "Lalu bunga apa yang membekas di kepalamu?"
"Camellia putih! Artinya 'kamu menggemaskan', dan juga Anyelir putih! Bermakna Cinta yang murni dan polos," jelasmu masih dengan semangat.
Kamu sibuk menceritakan segala hal yang ingin kamu bagikan kepada Oliver, membuatmu lupa dengan waktu. Pembicaraan kalian lantas terhenti saat ponsel milik Oliver berbunyi. "Ah, sudah saatnya aku kembali."
"Hati-hati di jalan, kak!" Kamu terpaksa membiarkan Oliver kembali ke pekerjaannya, walau pada lubuk hatimu yang terdalam kamu tidaklah rela.
"Semangat sidangnya!" balas Oliver sambil mengusak rambutmu.
Hari berganti hingga hari kelulusanmu, akhirnya kamu terlepas dari segala beban dunia perkuliahan, dan akan merasakan kejamnya dunia kerja.
Ditengah dirimu yang asik mengambil foto bersama kerabat dan teman-temanmu, seseorang diam-diam tengah menunggumu dari kejauhan. Netramu tak sengaja menangkap sosok tersebut, membuatmu berlari menghampiri sosok tersebut.
"Kak Oliver!"
"Oh? Ada bapak juga?" Kamu melihat Oliver tengah berbicara dengan dosen yang menjadi pembimbingmu selama mengerjakan skripsi.
"Kamu ternyata mengenal Oliver?" tanya dosenmu. Kamu mengangguk semangat. "Iya pak, saya sering melakukan konsultasi pasal materi ke kak Oliver."
Dosenmu lantas kernyit dahi. "Bukankah kau adalah orang yang sibuk Oliver? Sepertinya kamu hanya meluangkan waktu untuknya," guraunya.
Setelah pamitnya dosen tersebut, kamu langsung melontarkan pertanyaan dengan tidak sabar. "Benarkah kakak adalah orang yang sibuk? Kenapa masih meluangkan waktu untukku? Padahal kakak bisa menolak."
"Hei, tenang dulu. Itu adalah hakku untuk memutuskan kepada siapa aku akan meluangkan waktu. Dan memang benar, aku hanya meluangkan waktuku untuk menemanimu."
Wajahmu memerah, imajinari asap muncul dari atas kepalamu. Kamu tidak tahu harus bereaksi seperti apa pada serangan tiba tiba ini.
"Ini." Oliver menyerahkan sebucket rangkaian bunga berwarna putih, yang ternyata berasal dari toko milik keluargamu. "Kakak yang membelinya?"
"Tentu saja, selamat atas kelulusanmu."
"Terima kasih, tapi kenapa bunga Camellia dan Anyelir?"
"Bukankah kau belajar bahasa bunga?"
ㅡ
Ini cuma bonus ya
KAMU SEDANG MEMBACA
(n.) asmaraloka - luxiem
Fanfichanya sebuah dunia rekayasa dengan kalian sebagai protagonis utamanya.