4. 🌺Every second🌺

68 18 1
                                    

Happy reading

********

Calvin membawa sosok Shena segera keluar dari kafe tersebut usai dirinya membayar pesanan di kasir. Lelaki yang kini memasangkan helm untuk Shena itu cukup terkejut dengan sosok pangeran Jae Hyun yang terlahir kembali seperti dirinya. Benar, ia tak salah lihat begitupun dengan Shena yang terlihat masih shock. Ingatan tentang pertumpahan darah di depan balai Changdeokgung itu berkelindan dalam ingatan keduanya.

Calvin dan Shena adalah saksi tentang keserakahan serta kebrutalan pangeran Jae Hyun yang merampas tahta kerajaan hingga banyak nyawa tak berdosa tumbang. Kini mereka ditakdirkan bertemu kembali dengan manusia itu.

Semoga, semoga saja lelaki yang menjabat sebagai kasir baru di kafe tersebut alias reinkarnasi pangeran Jae Hyun tak mengingat sama sekali tentang masa lalu mereka,harap Calvin.

"Jangan berhadapan dengan dia lagi, Kak." Mohon Shena sebelum Calvin melajukan motornya. Ia tahu perempuan itu mengkhawatirkannya, sekaligus butuh perlindungannya. Karena bagaimanapun kematian Shena di masa lalu tak lain adalah ulah dari kejahatan pangeran Jae Hyun.

"Jangan khawatir. Selagi ada aku di sisimu, kupastikan kamu akan tetap aman. Hmm?" Calvin memberanikan diri mengusap punggung tangan Shena yang masih terasa dingin dan sedikit bergetar. Suaranya itu bahkan berhasil membuat hati Shena sedikit lebih tenang.

Bagaimanapun, Calvin harus tahu siapa lelaki itu sebenarnya. Jika memang ia adalah pangeran Jae Hyun yang terlahir kembali, maka ia harus hati-hati dan siap menjadi tameng bagi Shena juga Justin.

🌺🌺🌺

Desing pisau perlahan memudar dari pendengaran panglima perang Lee Chan Yeol yang tengah terduduk pilu di hadapan jasad putra mahkota. Air matanya enggan berhenti, tanganya yang berlumur darah itu mengepal erat menahan gejolak emosi dalam hatinya. Tak lama setelah itu ia mendengar sorak sorai orang-orang dalam rangka memberi penghormatan kepada pangeran Jae Hyun yang otomatis didapuk menjadi Raja Joseon berikutnya.

"Wangseja, anda tidak boleh mati. Bagaimana dengan Joseon jika tidak berada di tangan anda?" Tangis Lee Chan Yeol tertahan hingga rasanya sesak menyakitkan. Ia yang gigih serta ambisius kini telah dilumpuhkan hati juga semangatnya oleh Raja baru yang tengah tersenyum penuh kemenangan.

Ia ingin membalas semuanya, namun sadar diri tidak memiliki banyak pengikut juga kuasa. Ia hanya berharap pada semesta supaya memberikan balasan setimpal pada mereka. Atas hilangnya nyawa yang tak berdosa juga rakyat-rakyat kecil Joseon yang ternistakan.

Ia tak berani membayangkan bagaimana kehidupan Joseon setelah ini. Mungkin, yang bisa ia harapkan adalah bagaimana caranya menjadi sosok pelindung bagi orang-orang terkasihnya di kemudian hari.

Lee Chan Yeol sungguh menyesali kegagalannya. Bahkan predikat panglima perang yang diberkati oleh langit tak pantas lagi tersemat dalam dirinya.

"Aku berjanji, tidak akan membiarkan Anda terluka lagi di kehidupan selanjutnya, Wangseja." Tangisnya memecah hebat di tengah sorak bahagia para pengikut Raja Jae Hyun yang kini berhasil menduduki tahta tertinggi kerajaan Joseon.

Dengan tertatih ia berdiri, setelah menyibakkan anak rambut yang menutupi wajah pucatnya, Lee Chan Yeol menatap Raja baru itu penuh dendam dan luka yang mendalam. Tangannya perlahan menarik anak panah yang ia hadapkan pada Raja Jae Hyun sekuat tenaga dengan mata memerah.

Srapp!!!!

Anak panah yang meluncur gesit itu mengenai sasaran. Seketika ia terkesiap, lalu keadaan mendadak berubah.

Tepukan tangan terdengar nyaring di sebelah kanan dan kirinya. Ini untuk yang kesekian kalinya Calvin berhasil mencetak skor dalam ajang lomba panahan di kampusnya.

DESTINY (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang