twoo

61 10 3
                                        

Bantu koreksi bila ada kesalahan dalam penulisan, oke?Happy reading!



Sepulangnya mereka dari tempat seleksi, mereka merilekskan sejenak pikiran dan tubuh mereka sebagai persiapan mental dan fisik saat menghadapi final besok.

Mereka mempelajari kembali materi-materi lomba, dan mengingat beberapa soal yang muncul saat seleksi. Dengan harapan, semoga saja soal-soal yang muncul saat seleksi keluar lagi saat final.

POV: SENJA

Sepulangnya ia dari tempat seleksi, badannya panas. Itu juga dirasakan oleh Bunda saat Senja mencium punggung tangan dirinya.

"Loh, badanmu panas?" tanya Bunda.

"Enggak kok, Bun," jawab Senja.

"Enggak apanya, ini badanmu panas loh," ucap Bunda sambil mengecek suhu di dahi Senja.

"Nih, tanganmu juga anget banget ini," sambung Bunda.

Senja hanya terdiam karena badannya mulai terasa lemas.

"Istirahat gih." suruh Bunda.

"T-tapi bun, besok aku harus ikut final," jawab Senja.

"Nanti sambung belajar setelah istirahat. Nurut sama bunda!"

"Iya, Bun." Senja menganggukkan kepalanya.

Jam menunjukkan pukul 20:00. Selepas melaksanakan shalat isya, suhu tubuh Senja belum juga turun, ditambah lagi kepalanya juga pusing. Ia sudah minum obat, tapi belum juga reda. Ia mencoba berbaring di ranjangnya, tetapi ia tidak bisa tidur.

Overthingking, itulah yang sedang Senja alami. Sesekali ia merasa bahwa besok mungkin ia tidak bisa mengikuti final. Ia juga berpikir apakah ia akan gagal dalam final karena tiba-tiba dirinya sakit.

Ia ingin sekali melanjutkan belajar untuk persiapan final besok, tapi Bunda belum mengizinkannya karena Senja masih belum fit. Pikir Bunda, selepas Senja istirahat badannya bisa mendingan.

Bunda sedang bersama ayah di ruang keluarga. Senja mulai menurunkan kaki dari pembaringannya. Ia diam-diam mengambil materi lomba di tasnya yang tergeletak di kursi makan. Ruang makan dan ruang keluarga jaraknya cukup dekat, untuk itulah dia benar-benar berhati-hati jangan sampai orangtuanya tau.

Ia kembali ke kamarnya. Ia menyalakan lampu belajar dan mulai membaca kembali materi-materi lomba tersebut.

Kepala Senja masih terasa sakit, dan justru bertambah sakit. Senja terus menahannya, hingga ia benar-benar sudah tidak kuat.

Jam menunjukkan pukul 23:00, ia mengemasi buku dan kisi-kisi yang ia baca tadi dan berusaha untuk tidur.

Keesokan harinya, suhu tubuh Senja mulai turun, badannya sudah mulai enakkan. Ia betul-betul bersyukur. Meski seperti itu, Senja tetap harus kembali meminum obat untuk jaga-jaga.

***

Senja, Anna, dan Olivia terlihat sangat antusias saat tiba di sekolah. Sambil menunggu mobil jemputan datang, Bu Uli menunjuk salah satu dari mereka untuk menjadi ketua tim alias juru bicara. Hasilnya, Olivia-lah yang terpilih.

Biip biip

"Mobilnya sudah sampai, ayo berangkat!" ajak Bu Uli.

Mereka berangkat menuju tempat final sekitar pukul 08:10, dan tiba pukul 08:30, 30 menit sebelum final dimulai.

Sambil menunggu final dimulai, mereka bertiga kembali membaca buku dan mempelajari kembali materi-materi lomba. Namun, tiba-tiba Senja merasa pusing dan nyaris jatuh pingsan. Tapi syukurlah itu hanya sebentar.

5 Menit lagi, lomba akan segera dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 Menit lagi, lomba akan segera dimulai. Tim Olivia dan 2 tim dari sekolah lainnya mulai duduk di bangku lomba. Di atas meja mereka, terdapat sebuah bel dan 3 buah mikrofon.

Awalnya, acara tersebut berjalan lancar, hingga suatu insiden tak terduga terjadi. Di ronde "lempar", Senja kembali merasakan pusing, pikirannya mulai tak terkendali. Saat panitia memberikan sebuah pertanyaan, maka juru bicara yang berhak untuk melontarkan jawabannya. Namun, Senja tidak sengaja menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga poin yang tim Olivia dapatkan "nol dari seratus". Tidak hanya sekali, ia juga tidak sengaja melakukan beberapa kesalahan saat final.

Bu Uli dan teman satu timnya baru menyadari bahwa ternyata Senja sedang sakit, tetapi ia memaksakan dirinya untuk tetap mengikuti final. Wajahnya pucat dan terlihat lemas.

Sampai ke penghujung acara, saatnya panitia mengumumkan tim peraih juara ketiga hingga peraih juara pertama.

"Juara ketiga, diraih oleh tim Olivia. Selamat! kalian membawa pulang sebuah trofi dan sertifikat untuk setiap anggota!"

Panitia memberikan sebuah trofi dan sertifikat pada masing-masing anggota. Sorakan dan tepukan tangan para penonton sangat terdengar di telinga Senja. Namun hati Senja masih hancur. Senja kecewa dengan dirinya sendiri. Berulangkali melakukan kesalahan dalam final itu membuat poin untuk tim mereka di hapus, ini semakin membuat Senja menyalahkan dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk meminta maaf kepada teman satu tim nya.

"Maaf temen-temen, karena kelalaianku tim kita gagal ngeraih juara pertama," ucap Senja.

"Why? kenapa kamu minta maaf, Ja? It's okay, don't be sad, kita aja udah seneng kok bisa dapet segitu," jawab Olivia.

"Tenang, Ja. Kita ngerti kok, kamu pasti kelelahan, nanti pulang rumah kamu langsung istirahat yaa, biar cepet pulih," hibur Anna.

Tak berselang lama, Bu Uli datang menghampiri mereka. Senja tak kuasa lagi menahan kesedihannya.

"Maaf, Bu," lirih Senja.

Kepala Senja tertunduk, ia tak berani menatap mata Bu Uli.

"Loh kenapa minta maaf? Ini hebat, kalian sudah membawa nama sekolah menuju 3 besar,"

"mungkin belum waktunya kita bisa raih peringkat pertama, ini bukan akhir dari perjuangan kalian, masih ada perlombaan lain yang bisa kalian menangkan. Lainkali bisa lebih fokus lagi. Kalian gak kalah, buktinya kalian bisa masuk ke final. Iyakan?" sambung Bu Uli.

Senja mendongakkan kepalanya, kemudian mengangguk pelan.

"Ayo Senja, gausah sedih lagi. Kita bawa trofi yang berkilau ini ke sekolah, dan bilang kalau kita berhasil bawa nama sekolah ke babak 3 besar. Yuk pulang," hibur Bu Uli.

Kalah dan menang itu sudah biasa dalam suatu pertandingan. Pemenang tidak selalu menjadi orang yang berhasil meraih juara pertama. Pemenang sejati adalah orang yang mampu melapangkan dadanya atas hasil yang ia terima dan optimis dengan usahanya. Berusahalah semaksimal mungkin, tapi jangan lupakan tentang kesehatanmu.

Good luck!



Terimakasih sudah stay tune ceritaku.. boleh bantu vote + komen gak? sekalian kritsarnya hehe, terimakasih sekali lagi readers <3

[END]

JANGAN PUTUS ASA, SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang