Bab 2 "Siapkan pria itu"

19 6 9
                                    

aku membulatkan mataku saat membaca isi dari buku ini, siapa yang menulis kisah yang sangat menyeramkan di dalamnya? devil? apakah di dunia ini memang ada mahluk yang seperti itu?

yang lebih menyeramkannya lagi ada noda seperti darah di buku kuno itu, aku menutup buku itu sambil meminum teh hangat dan kue..
"bagaimana bisa ada iblis yang hidup di jaman ini? mahluk seperti apa kiranya iblis itu? mengapa ia membunuh manusia?" gumam Gesya sambil menatap lampu yang redup, tiba² terdengar suara kaki yang berjalan mendekati rumah, suaranya sangat jelas, karna suasananya memang sangat hening..
   "tok,tok,tok" ketukan pintu yang perlahan namun sangat jelas, betapa terkejutnya Gesya mendengar ketukan itu, ia hanya diam tidak bersuara
  "tok,tok,tok" ia mengetuk pintu kembali karna Gesya tidak membuka pintu, siapa yang berani mengetuk pintu tengah malam di area sini gumam Gesya sambil merinding
"aku tau ada seseorang di dalam sana, tolong buka pintu untukku" ujar seseorang yang dari tadi mengetuk pintu
Gesya tambah gemetar, ia memikirkan iblis yang tertulis di buku itu
"bisakah kamu menolongku?" lirih orang tersebut sambil terbatuk², suaranya sangat lembut dan tenang namun terdengar sangat lemah
Gesya memberanikan diri mendekati pintu"apakah kamu benar² manusia?" tanya Gesya sambil bergetar
"tentu saja, aku sangat kesulitan karna di luar sangat gelap,bisakah kamu menolongku?"ujar orang di luar sana sambil meletakkan telapak tangannya di pintu hingga Gesya dapat melihatnya, tanpa berpikir panjang, gesya membuka pintu rumahnya..

tatapan sayu itu seperti menghipnotis Gesya
"bisakah kamu menolongku?"ujar si pria itu dengan nada yang begitu lembut nan berhati²
"masuklah" Gesya mempersilahkan pria itu masuk kedalam, dengan persetujuan Gesya pria itu masuk kedalam sambil memegang perutnya yang berdarah

"apa yang terjadi? mengapa perutmu berdarah?" tanya Gesya setelah menutup pintu dan membantu pria itu
"sesuatu terjadi saat aku menuju kota, dan untungnya aku menemukan rumahmu"pria itu sedikit tersenyum sambil menahan sakitnya
"aku akan mengambil kain, tunggulah sebentar, dan minumlah teh hangat yang baru aku buat, aku harap rasa sakitnya dapat mereda"Gesya bangun dari duduknya dan menuju tokomono

pria itu duduk di depan tungku api sambil memikirkan sesuatu sampai Gesya kembali dan membuyarkan lamunan pria itu...
"jarang sekali ada seseorang yang lewat di jalan ini, terlebih lagi di sini tidak ada pemukiman, bagaimana bisa kmu lewat di jalan yang gelap ini tanpa bantuan cahaya?" tanya Gesya sambil membantu membersihkan luka pria itu lalu membungkusnya dengan perban.
"aku mencari jalan pintas untuk ke kota, tapi aku tersesat, lalu seseorang mengejarku dan membawa panah, ia membidik ku dan mengenai perutku"jelas pria itu sambil sedikit meringis
"aku akan menyiapkan alas untuk kamu tidur"Gesya bangun dari duduknya lalu menuju tokomono lagi untuk menyiapkan alas agar pemuda itu dapat tertidur dengan nyaman, setelah beberapa saat Gesya menyuruh pria itu untuk segera tidur, karna ia juga harus ke kota besok pagi.
"apa kamu tinggal di tempat ini sendirian?" tanya pria itu saat Gesya memutar badannya untuk keluar dari ruangan itu
"iya" jawab Gesya sambil melangkah keluar tokomono

Gesya lupa soal pria itu iya menjalankan aktivitas seperti biasa nya, ia hanya memakai kain putih karna baru saja selesai mandi, hari ini ia ingin pergi ke kota untuk menjual hasil panen

"😳"Gesya mematung karna ia terkejut saat melewati tokomono sebab bayangan tubuh pria itu terlihat jelas di dingding tokomono
Gesya berjalan perlahan agar pria itu tidak menyadari Gesya ada di sana, namun salah satu lantai mengeluarkan suara krek
suara itu membuat pria itu menoleh
"aku serius tidak melihat apa pun" Gesya berlari untuk memakai baju sebelum pria itu melihat tubuhnya.

The devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang