warn; typo
***
Taeyong ditemukan tak sadar diri dengan paha yang tergenang oleh cairan pekat. Jaehyun yang pertama kali menemukan lelaki itu, ia jelas panik bukan main karena tak mengetahui sudah berapa lama Taeyong seperti itu.
Ia segera membawa Taeyong kerumah sakit, sempat dicek nya nadi Taeyong, dan itu terasa lemah. Dalam hati ia berdoa bahwa Taeyong dan calon buah hatinya tak apa apa.
Sesampainya di sana, dokter mengatakan bahwa janin Taeyong benar-benar lemah karena ia tak langsung dibawa saat mengalami pendarahan. Jaehyun tentu saja merasa bersalah, seandainya ia bisa lebih tenang saat mengetahui kehamilan Taeyong, mungkin saja janinnya bisa cepat ditangani.
Jaehyun meminta tolong untuk melakukan apapun agar keduanya selamat, tapi dokter mengatakan bahwa itu terlalu beresiko, dan Taeyong diharuskan untuk rawat inap sampai janin itu setidaknya memberi peningkatan.
Taeyong tersadar setelah ia pingsan selama hampir dua belas jam. Ia langsung mengelus perutnya untuk merasakan bahwa anaknya masih disana, lelaki itu menghembuskan nafasnya pelan saat merasakan bahwa masih ada tonjolan. Taeyong menoleh kesekeliling, kosong dan ia tak tahu siapa yang menyelamatkannya dan membawanya kemari.
Perlahan Taeyong bangkit dan mencoba duduk karena kepalanya terasa sangat pusing.
Diraihnya air pada gelas kaca diatas nakas dan meminumnya perlahan. Ia pikir dirinya sudah pindah alam, tapi sepertinya Tuhan masih memberinya hidup karena ingin menghukumnya didunia terlebih dahulu.
Clek.
Taeyong menoleh cepat kearah pintu, dilihatnya Jaehyun datang sambil membawa satu tas kecil.
"Ah, kau sudah sadar. Kenapa tidak memencet tombol untuk memanggil perawat?" lalu dengan segera pria itu memencet tombol yang ada disebelah ranjang Taeyong, setelahnya ia menaruh tas tersebut pada sofa sebelum akhirnya mendudukkan dirinya di kursi yang berada tepat di samping ranjang.
"Jaehyun, maaf... Kumohon jangan tinggalkan aku lagi..." sedikit Jaehyun terenyuh mendengar ucapan Taeyong, sepertinya memang ia terlalu berlebihan tanpa memikirkan bahwa Taeyong tengah mengandung si buah hati.
Hanya saja Jaehyun terlalu bingung dengan keadaan sekarang, ia mencintai dua lelaki sekaligus dan ia tak bisa memutuskan diantara keduanya.
"Hey, tatap aku." ujarnya kepada Taeyong yang masih menundukkan kepalanya sambil terisak.
Perlahan lelaki manis itu mengangkat wajahnya, mengusap pelan jejak air mata.
"Jangan menangis lagi, aku yang seharusnya minta maaf. Janin ini sedang dalam kondisi yang lemah karena kau mengalami pendarahan yang cukup lama, tapi ia masih bisa diselamatkan dengan catatan kau tidak boleh stress dan bed rest sampai kondisi janin itu membaik." kemudian Jaehyun menggenggam tangan Taeyong, memberinya pijatan agar Taeyong kembali tenang.
Taeyong tentu saja kembali menangis saat mengetahui janinnya lemah, dan yang membuat Taeyong semakin terisak saat Jaehyun menyebut "janin itu" yang berarti ia seperti benar-benar tak mengharapkan buah hatinya untuk ada didunia.
"Apa kau akan bertanggungjawab, Jae?" tanyanya sendu.
Dilihatnya Jaehyun menghela napas, "Taeyong, maaf. Sebelumnya apa kau yakin, ini anakku?"
Plak!
"INI ANAKMU SIALAN! AKU HANYA BERANI MELAKUKAN ITU DENGANMU!"
Taeyong tak menyangka bahwa Jaehyun berani menanyakan hal tersebut, selama ini ia kira itu hanya ada di dialog drama-drama yang biasa ia tonton, namun nyatanya ia mengalami hal ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
jaeyong • accidentally loving you
FanfictionBagaimana bisa Lee Taeyong mencintai kekasih sahabatnya sendiri, sampai-sampai ia rela menjadi selingkuhan dan papa muda hanya demi Jung Jaehyun. • Baku • BXB / HOMO / GAY • Mpreg • Hurt comfort • Cheating • Toxic relationship