"내 가장 친한 친구가 아직 살아 있는 것을 보니 기쁩니다."
"Nae gajang chinhan chinguga ajig sal-a issneun geos-eul boni gippeubnida."
"Aku senang karena bisa melihat sahabatku masih hidup.”
Ten Lee senang Win Win pulang ke rumah dan kembali bersekolah bersamanya lagi. Yang mana, setelah Win Win bersekolah. Satu sekolah dibuat gempar oleh kehadiran Win Win. Win Win mendadak meroket menjadi populer. Ia dikelilingi banyak para gadis yang penasaran dengan menghilangnya Win Win. Win Win seperti selebriti yang hangat dan disukai banyak orang.
Cuma satu orang yang menyadari perbedaan Win Win dua bulan yang lalu, dengan Win Win yang sekarang duduk di sebelah Ten Lee. Ten Lee memahami perbedaan besarnya. Win Win yang dulu adalah pria muda yang pendiam. Sementara Win Win yang sekarang lebih suka mengobrol dan genit pada murid perempuan. Win Win dua bulan lalu tidak suka tempat ramai, tapi Win Win yang sekarang suka sekali berbaur dengan siswa yang lain dan sering membuat keributan di kelas.
Ten Lee selalu membiarkan persahabatan mereka mengalir apa adanya dan tidak pernah ambil pusing dengan perubahan sifat Win Win. Selama ia masih bisa melihat Win Win di dekatnya, mimpi buruk Ten Lee saat melihat Win Win terperosok jatuh ke jurang. Trauma Ten Lee dua bulan lalu itu masih bisa ditepis.
Hari ini ketika mereka menyelesaikan pertandingan voli dan berganti pakaian. Di ruangan ganti itu, Win Win tiba-tiba mendekat ke arah Ten Lee yang sedang sibuk membenarkan kancing kemeja seragamnya.
Win Win tiba-tiba berkata. “Hyung, aku mau ngomong penting.”
Ten Lee mengangguk. “Apa?”
“Pertama, aku punya satu pertanyaan.”
“Tanyakan saja, Win.”
“Apa kau pernah sekali saja takut pada Win Win yang baru ini?”
“Maksudmu?”
“Hyung, sejujurnya aku bukan Win Win yang asli.”
“Hah?”
Win Win memastikan tidak ada orang yang mencoba mendekat atau disekitaran ruang ganti.
“Aku adalah Win Win palsu. Yang menggunakan tubuh Win Win asli untuk kesenanganku sendiri.”
Ten Lee bengong.
“Mataku kosong. Aku tidak punya darah. Tubuhku dingin dan aku tidak punya detak jantung. Kau bisa merasakannya sendiri.”
Win Win meraih telapak tangan Ten Lee dan membawanya ke dada. Ten Lee terkesiap, telapak tangannya menyentuh tepat di balik kulit luar yang melindungi jantung. Satu detik, dua detik, sepuluh detik.
Benar. Jantung Win Win sama sekali tidak berdetak seperti yang sebelumnya dikatakan Win Win. Tangan Win Win sedingin botol minum yang baru keluar dari mesin pendingin.
“Win Win yang asli sudah mati, Hyung. Aku mengambil tubuhnya karena aku bosan tinggal di gunung. Disana sepi, dan aku ingin punya teman.”
“Kau pasti sedang melantur.”
Win Win ekspresinya berubah. “Lihat mataku.”
Sklera, pupil dan iris mata Win Win berubah menjadi hitam.
Ten Lee terkejut dan mundur dua langkah. “Win Win, kau!”
“Aku bukan Win Win,” kata Win Win. “Aku kesepian Hyung. Ini pertama kalinya aku merasa senang tinggal bersama manusia. Sungguh, aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian sebagai teman sekarang.”
Ten Lee terdiam, tapi hatinya kebingungan.
“Pertanyaanku belum kau jawab, Hyung. Apakah kau merasa takut padaku sekarang?”
Ten Lee memberanikan diri untuk kembali melihat Win Win. Sekarang, matanya sudah kembali ke Win Win yang lama.
“Aku senang karena bisa melihat sahabatku masih hidup,” kata Ten Lee. “Tapi terkadang aku takut padamu.”
Win Win terkekeh. “Ah, ya. Itu wajar, sih.”
“Ah, ya.”
“Jadi, apakah kau masih ingin melihat Win Win yang ini? Maksudku. Jika kau ingin melihat Win Win yang ini ... aku akan tetap memakai tubuhnya untuk kesenanganku sendiri. Jika kau ingin aku berhenti menggunakan tubuh Win Win yang asli, aku akan segera pulang ke gunung. Semua terserah pada jawabanmu, Ten. Karena aku percaya padamu sebagai penentu.”
Ten Lee tidak suka memilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER STRANGER [ COMPLETED ]
Short StorySHORT STORIES Ten Lee bersumpah, bahwa ia melihat Win Win terperosok jatuh ke jurang dan mati saat mereka berdua mendaki gunung Jiri musim panas dua bulan lalu. Betul, memang belum ada bukti yang nyata atas kematian Win Win karena mayatnya belum dit...