Jisoo melangkah masuk ke sebuah perusahaan. Perusahaan yang dulu ia sering kunjungin. Sekedar untuk menyapa kakak kesayangannya, Jin.
"Permisi,"
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Pak Seokjin ada?"
"Ah, sebentar ya"
Jisoo mengangguk.
Staff itu terlihat sibuk menghubungi seseorang sebelum menjawab pertanyaan Jisoo. Jisoo yang fokus mendengarkan tak menyadari jika ada seorang pria yang berjalan mendekat kearahnya.
"Kak Jisoo?"
Jisoo menoleh cepat.
"Jimin?"
Pria itu tersenyum manis.
"Eh, mau nganterin bekel nih ceritanya," goda Jimin saat melihat kotak makan di tangan kanan Jisoo.
"Iya," jawab Jisoo santai
"Terus ngapain masih disini? Kenapa ga langsung ke atas aja?"
Jisoo melirik sekitarnya panik, berusaha mencari alasan yang tepat.
"Udah ga usah nyari alesan, ayo aku anter. Padahal dulu langsung masuk aja kalo kesini, sekarang malah malu-malu" Jimin menyerer tangan Jisoo pelan.
Selama perjalanan menuju ruangan Jin. Jisoo di bubuhi berbagai macam pertanyaan. Mulai dari mengapa jadi jarang ke kantor? Dan menanyakan banyak hal mengenai rumah tangga kakak iparnya itu.
"Terus kalian bulan ma-"
"SAYA BILANG CUKUP!!! SAYA SUDAH TURUTI SEMUA KEMAUAN KAMU! JADI JANGAN SEKALIPUN KAMU SENTUH DIA!!"
Mau Jisoo ataupun Jimin. Mereka yakin kalau itu suara Jin. Tapi, dengan siapa dia bicara?
"Hiks Hiks, kamu jahat Jin. Kamu jahat!!"
Jisoo melirik Jimin, menarik tangannya cepat menjauh dari pintu.
"Jimin?"
Jimin gelagapan. Hanya namanya yang di ucapkan namun berhasil membuatnya takut.
"Kamu tau sesuatu kan?"
"Mm kak, emang Kakak belum cerita ke kak Jisoo?"
Jisoo menggeleng cepat. Namun, ia diam setelahnya.
"Dia di ancam sama Nayeon? Jadi, hubungan mereka?"
"Iya kak,"
"Kenapa? Bukannya mereka saling cinta?"
Jimin menghela nafas berat. Ia membawa Jisoo kembali ke lift. Mengajaknya ke ruangannya untuk menceritakan semuanya.
"Jadi?"
"Alasan semua ini terjadi itu kakak,"
Jisoo menatap Jimin bingung. Kenapa jadi dia alasannya?
"Kak Jin itu cinta sama kakak, itu alasan kenapa dia gak pernah ngelarang kakak kesini walaupun dia sibuk,"
Jisoo tertegun.
"Kamu salah, dia cuma nganggep aku sebagai adiknya Jim"
Jimin menghela nafas kasar. Bagaimana mana bisa mereka tidak menyadari perasaan satu sama lain. Tidak, hanya saja mereka terlalu pandai menyembunyikan perasaannya.
"Kak, dengerin ya. Mending sekarang kakak balik kesana. Buktiin omongan aku," ucapnya lantas pergi begitu saja.
~~~
Jisoo berdiri tepat di hadapan sebuah pintu coklat dengan tinggi hampir tiga meter. Suara dari dalam ruangan tidak terdengar sejak ia sampai disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Book
Short Story[COMPLETED] Berbagai macam kisah cinta ada disini! apa kalian salah satunya?