Halo, maaf baru balik
Happy readingDetik demi detik berlalu, kepergian Aby tidak terasa sudah tiga bulan. Kehidupan Theo masih bisa di bilang belum kembali seperti semula. Akan tetapi Theo sudah berusaha melapangkan hatinya menerima semua ketetapan Tuhan. Bhara juga jadi salah satu alasannya untuk bangkit dari kesedihan.
Seminggu sekali Theo mengunjungi makam Aby, sesekali dirinya mencurahkan isi hatinya pada sang pujaan yang kini sudah berbeda alam. Lelaki tampan ini mengusap air matanya yang hampir jatuh mengenai pipi.“By, aku harap kamu di sana selalu bahagia. Doaku selalu mengalir untukmu.” Jemari panjang Theo mengusap batu nisan yang bertuliskan nama istrinya.
“Bhara ayo kita pulang, biarin Mama tidur.” Ajak Theo menuntun Bhara menjauh dari pusara dengan taburan bunga serta buket bunga mawar merah muda kesukaan Aby semasa hidup yang di bawakan oleh suaminya.
*
*
*
⃰
⃰
⃰
Theo melihat lembaran yang ia tempelkan di dinding, jadwal untuk hari ini dirinya harus mengisi kelas pagi. Lelaki pemilik senyum kotak ini bersiap pergi ke kampus. Bhara ia titipkan pada baby sitter yang ia pekerjakan sejak kepergian Aby. Kadang Mama mertuanya datang ke rumahnya untuk menengok Bhara. Jika mengurus Bhara sendirian Theo tidak bisa, maklum saja dia tidak terbiasa mengurus sendirian, dirinya masih butuh bantuan.“Bhara, Papa pergi dulu ya Nak. Kamu sama Mbak Nura dulu ya.” Ucap Theo mengelus kepala Bhara yaang sedang makan, sebelum dia berangkat ke kampus.
Di kampus
Lelaki berparas tampan ini masih tetap menjadi pusat perhatian, terutama kaum hawa. Di meja kerjanya terdapat sebuah bingkisan, yang ia duga berisi kue.
“Bu Bella, ini apa ya?” tanya Theo pada Bella yang kebetulan juga sedang ada di ruangannya sambil menenteng bingkisan tersebut.
Bella tersenyum, “Kue dari Bu Tiara, katanya syukuran tujuh bulanan kehamilan kalau nggak salah Pak.”
Theo membulatkan mulutnya, “Nanti saya mau bilang makasih sama Bu Tiara.”
Bella mengangguk setuju. Bingkisan tersebut di letakkan kembali di atas meja, karena lima belas menit lagi Theo harus mengajar kelas pagi.
Saat Theo memasuki kelas, nampak beberapa mahasiswi tertegun melihat kehadiran dosen tampan nan menawan ini.
Pembelajaran berjalan seperti biasa, Theo mengakhiri kelas dengan senyuman khasnya.
Tidak lama setelah lelaki ini keluar dari kelas, netranya tidak sengaja melihat mahasiswi bimbingannya berjalan menuju arah segerombolan mahasiswa yang tengah berbincang. Dirinya memindai setiap detik kejadian yang terjadi di depan matanya. Senyum tipis menghiasi wajah menawannya.Shara
Sepertinya perempuan itu cukup mengenal banyak orang di lingkungan ini. Sosok yang ramah juga perhatian.
Theo melewati kerumunan tersebut di iringi anggukan kecil untuk menyapa mereka. Shara juga ikut tersenyum membalas sapaan lelaki yang menjadi dosen pembimbingnya tersebut.
“Permisi Pak.”
Lelaki ini mengangkat pandangannya. Saat keduanya saling tatap, tidak lupa senyuman ia bubuhkan di sana.
“Eh Shara, duduk.” Pinta Theo, mempersilakan lawan bicaranya untuk duduk.
“Iya Pak, ini saya mau ngasih print out file terakhir yang Bapak suruh ngerevisi.” Setumpuk kertas dengan klip yang menjepit di sisinya Shara sodorkan kepada Theo.
“Saya cek dulu deh.” Shara diam di tempat sembari memandangi lelaki di depannya dengan tatapan kagum.
‘Ya ampun Pak Theo tuh manusia apa dewa Yunani sih’
Reflek Shara membuang jauh pikiran itu, menahan senyuman kagum tercipta.
“Sha, ini ada beberapa typo, nanti di benerin lagi ya.” Theo menunjuk beberapa tanda di lembaran kertas disana.
“Iya Pak, siap.”
Sesi bimbingan yang mulanya hanya sekitar tiga puluh menit menjadi satu jam lebih, akibat Shara bertanya hal ini dan hal itu. Tujuannya agar ketika besok menjalani sidang Shara sudah mempersiapkan segala hal dengan baik.
⃰
*
*
*
⃰
⃰Sepulang mengajar Theo membersihkan diri, mengisi perut sebelum bermain dengan sang putra. Senyum terukir di wajah berpahatan dewa tersebut, bahkan tak sedetik pun luntur melihat Bhara yang bergerak aktif kesana kemari. Salah satu alasannya untuk tetap bertahan menghadapi kehidupan ini adalah malaikat kecil yang Tuhan percayakan padanya.
“Bhara, besok mau main nggak sama Papa?” tanya Theo lembut, tangannya terulur mengusap surai lembut Bhara
Bocah menggemaskan itu mengangguk senang dan menghambur memeluk sang Ayah. Theo sadar sekali jika waktu yang ia miliki banyak tersita, jarang sekali dia bisa menikmati waktu bersama kelurga, namun semua ini juga sudah menjadi resiko ketika ia memilih untuk berkarir sesuai yang ia inginkan.
“Maafin Papa ya Bhara, kalau selama ini Papa nggak banyak waktu buat kamu.” Tatapan sendu Theo membuat Bhara sadar, bocah itu mendekat kearahnya, mengelus wajah sang Ayah.
Waktu sudah tidak dapat di ulang, dia belajar untuk memperbaiki hal yang masih bisa ia perbaiki. Salah satunya jika ada waktu luang bersama Bhara dia akan berusaha untuk memberikan hal terbaik untuk putranya.
Maaf cuman segini
Jangan lupa vote komennya
See you
![](https://img.wattpad.com/cover/302164474-288-k223489.jpg)
YOU ARE READING
Bless [V X Seulgi || VSeul]
FanfictionVseul alternative universe alias cerita VSeul versi lokal