01

4 2 4
                                    

Be Us?

****

"Bakalan jadi trending sih ini..." Seorang gadis yang memegang ponsel dan melanyangkan ponselnya ke arah dua gadis lainnya

"Setuju, Dia sih... kebanyakan gaya! Belagu banget nantengin Bella..." Gadis yang menggenakan kacamata itu mengangkuk mantap.

"Gue udah bilang! Siapapun yang berani macam-macam sama gue? Kelar idupnya..." Gadis berok mini itu melebarkan tawanya.

Tidak menyadari jika tawanya menganggu orang-orang yang ada didalam kelas, termasuk seorang gadis yang sedari tadi menutup matanya untuk sekedar menggunakan waktu istirahat untuk tidur sebentar.

"Udah gue uplod, kita tunggu aja si Karin datang minta maaf,"

"Hahahaha..."

Semua orang panas dingin, mereka tahu sebentar lagi akan terjadi perang yang berkepanjangan...

Dan benar, 5 menit... tak perlu menunggu lama sekelompok gadis-gadis itu datang dengan gadis yang hanya memakai hoodie hitam yang menjadi pemimpinnya.

Aleta, Sabrina, Elona, Gisel dan Karin. Mereka datang dengan wajah yang mengeras menahan amarah.

"Keluar lo, setan!" Teriakan Karin itu menandakan perang itu dimulai.

Yulan dan 2 ularnya mendekati 5 gadis yang tengah berdiri didepan kelas. Siswa-siswa yang didalam kelaspun tidak bisa keluar sebab kelas sudah ditutup aksesnya oleh siswa-siswa yang penasaran.

Dua gadis yang menjadi pemimpinnya dahulu adalah sahabat, namun karena Yulan menjadi liar membuat Karin menjauhinya. Ya, liar... menjadi seorang peminum, merokok, hidup bebas layaknya pelacur. Alasannya klimaks, keluarganya broken home.

"Maksud lo posting-posting itu apa?!" Aleta yang maju membuat Karin diam dan sedikit mundur. Aleta terkenal dengan julukan Dewi Naga api. Iya, emosian orangnya.

"Menurut lo? Ya jelaslah, emang mamanya kan pelakor!" Jawab Dinda berambut pendek itu dengan tegas.

Yulan? Dia masih membiarkan 2 temannya yang meladeni peperangan yang masih belum terlalu panas.

"Apa lo bilang? Siapa yang lo bilang pelakor?!" Elona si paling cerewet maju melewati Karin.

"Mamanya Karin, Denada Faradila..." Yulan menyebut lengkap nama itu.

Karin maju, "Jangan mentang-mentang gue sama lo dulu sahabatan lo sekarang jadi bebas ngata-ngatain mama gue!"

"Loh? Faktanya kan gitu? Perebut suami orang, bahkan papa sahabatnya sendiri!" Yulan membalas.

"Diam lo!" Karin meneriakinya.

"Apa Lo?!  Gini ya, keknya gini ya sifat Bundanya, Pelacur!"

Karin geram, "Lo ngomong apa barusan??! Pelacur? Siapa?!" Tangannya melayang namun terhenti diudara saat seseorang bangkit dan menendang meja yang diduduki Riska. Otomati si gadis berkacamata belagu itu tersungkur malu dilantai.

Starla. Ya nama gadis itu Starla. Dia maju dan meginjak tangan Riska yang memegang ponsel yang tadi diguna memposting postingan yang sebelumnya sudah diperiksa Starla ternyata wajah jelas sang Bunda.

"Aaakkk, sakit anjing!" Teriak Riska yang kesakitan.

Starla semakin menekan injakan itu, "Apus atau gue jual jari lo..." Suara bak penyair setan itu menusuk telinga Riska yang sudah ketakutan.

HIMALAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang