0.5 : Prolog

319 33 19
                                    

"Kau tahu sejarah manusia dan iblis tidak?"
.
.
.

"Kau tahu sejarah manusia dan iblis tidak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi gunung Thanatifóros. Cr: Bing Ai Image)



Gunung tertinggi di Benua Orchid yang berada di Wilayah Punohu merupakan misteri yang tak bisa dipecahkan hanya dengan akal manusia.

Gunung tersebut diberi nama Thanatifóros. Banyak yang mengatakan bahwa gunung tersebut suci, tidak sembarangan makhluk bisa masuk ke sana, sehingga disebut sebagai tempat berbahaya bagi siapapun.

Ada beberapa kabar dari orang-orang yang suka berpetualang, bahwa di sekitar gunung termasuk kaki gunung dijaga oleh hewan asing dengan ukuran tidak masuk akal, tetapi ada juga yang berkata bahwa yang menjaga gunung adalah seorang raksasa.

Asumsi itu didukung dengan sebuah fakta bahwasanya di kaki gunung tersebut tidak ada satupun pemukiman warga, tidak ada yang mengetahui mengapa bisa demikian, tapi mereka yakin bahwa alasan sebenarnya tidak ada yang berani mendekat karena adanya makhluk besar penjaga gunung.

Meskipun asumsi itu belum sepenuhnya benar dan masih menjadi teka-teki, masih ada fakta lain yang tak bisa dihindari mengenai setiap manusia yang mendekati gunung akan binasa, selama ini para penjelajah tidak ada yang selamat setelah memasuki gung tersebut.

Hal itu menjadi misteri kelas kakap yang sering mengundang keingintahuan para pengelana untuk membongkar kedok Gunung Thanatifóros.

Misteri yang menjadi problematika manusia sama dengan asumsi-asumsi yang sudah lahir puncak Gunung Thanatifóros yang tidak bisa dilihat oleh manusia---dipenuhi kabut beserta awan---terdapat sebuah bangunan mewah, istana para Dewa dan Dewi yang dipuja umat manusia.

Gunung tersebut dijadikan wilayah suci, dijaga oleh raksasa, demi kerahasiaan para makhluk suci. Dewa dan Dewi yang berada di istana itu memberi nama tempat tersebut dengan nama Olimpus, tempat di mana mereka berkumpul dan pulang.

Di istana Olimpus, tepatnya di sebuah ruangan aula besar, terdapat Dewa Dewi yang sudah duduk di bangku singgasana mereka.

Rapat Dewa dan Dewi akan segera dimulai, waktu sudah mepet, tetapi ada salah satu Dewa yang belum hadir. Tidak ada yang berkomentar mengenai salah satu dari mereka yang belum muncul, justru mereka mengawasi pintu utama aula, menunggu bersama-sama kedatangan Dewa tersebut.

Ruangan aula terkesan elegan, tampilan-tampilan patung Dewa Dewi yang memutari aula, kursi-kursi yang dibentuk sesuai selera mereka sebagai bukti kekuasaan tiap-tiap dari mereka, serta segala atribut yang dipenuhi warna emas. Semua itu menunjukkan keluarbiasaan jabatan dan juga keagungan mereka.

Tampilan mewah dan megah aula Olimpus, sama seperti pimpinan Dewa yakni Zeus yang tampak cemerlang, duduk dengan penuh wibawa di singgasana paling mewah dari tempat duduk lain.

Zeus pemegang tahta tertinggi dari para Dewa dan Dewi menatap sejumlah orang yang telah berkumpul. Rambut putih panjangnya diikat tinggi, ikatan berupa kain emas yang dihias dengan daun cemara berwarna emas terlihat diterpa angin, sedangkan kakinya yang dibalut sepatu berwarna emas pula sering mengetuk ke lantai beberapa kali.

Zeus sangat gelisah karena kakaknya tak kunjung datang, sedangkan rapat harus segera dimulai, terlebih ia juga tidak bisa menahan bisikan-bisikan para Dewa Dewi mengenai kehadiran Hades yang tidak tepat waktu.

Wajah-wajah para Dewa Dewi terlihat gusar. Mereka tampak seperti manusia biasa dengan pakaian begitu mewah nan meriah, akan tetapi wajah mereka begitu indah melebihi manusia.

Pintu dengan lapisan emas serta hiasan berlian terbuka, derit pintunya seolah menyejukkan telinga para penghuni aula, seketika seluruh pasang mata menatap ke sumber suara.

Cahaya matahari dengan terang benderang menyerobot masuk melalui pintu. Bayangan dua sosok terbentuk nyata di sekeliling cahaya yang begitu menyilaukan.

Begitu dua sosok itu benar-benar telah masuk ke aula, pintu segera menutup. Seketika ruangan mewah diselimuti aura suram yang menakutkan, meski hanya sekilas, tapi memberi tekanan yang mampu menghantam seluruh sosok di dalam aula.

Perwujudan pria tersebut adalah; berambut hitam panjang, hiasan kepala daun cemara berwarna emas, juga jubah hitam yang terlihat elok pada tubuh kekarnya. Beberapa hiasan lain juga terdapat di jubah berwarna gelapnya, membuat pria itu tampak tampan dengan balutannya.

Dia adalah Hades, penguasa Underworld, sosok yang dicap paling mengerikan dari tiga dewa utama selain Zeus dan Poseidon.

Hades memiliki mata hitam tajam, siapapun tak berani menatap mata itu, takut terkena kutukan kematian dari sosok yang menjadi kakak tertua dari tiga bersaudara.

Hades adalah anak pertama dari tiga bersaudar. Kakak dari Poseidon sang penguasa seluruh laut maupun danau dan Zeus yang terakhir sebagai penguasa seluruh langit. Dia mendapat cap Dewa mengerikan sepanjang masa.

Di belakang Hades ada sosok yang tidak kalah tampan, tampilannya hampir persis dengan Hades, hanya saja dia memiliki tanduk hitam di kepalanya. Dia adalah Lucifer, tangan kanan Hades yang selalu setia dan patuh, yang akan mengikuti tuannya ke manapun dia melangkah.

Hades duduk di kursi yang telah disediakan, tampak tidak menghiraukan sekitarnya, mata hitamnya menatap Zeus yang mendapat anggukan kecil dari adiknya.

Lucifer berdiri di belakang kursi Hades, dari seluruh Dewa Dewi hanya Hades yang dikawal. Namun, bukan itu yang menjadi masalah, melainkan bisik-bisikan mereka mengenai keburukan Hades. Hatinya membengkak busuk, dia merasa tidak terima ketika tuannya direndahkan oleh mulut-mulut para Dewa maupun Dewi.

Mungkin Hades takkan peduli soal pamor, tetapi Lucifer sangat memedulikan pamor tuannya.

"Dia datang terlambat, tetapi tidak menunjukkan wajah bersalah, di mana tata kramanya?"

"Dia hanya simbol kejahatan,"

"Dia kakak tertua, bahkan tak bisa mengalahkan kekuasaan adik terakhirnya."

Masih banyak lagi yang Lucifer dengar.

Sebenarnya Hades mendengar, tetapi ia tidak terlalu memikirkan komentar-komentar dari Dewa dan Dewi yang tidak ia kenal, yang sudah mengenalnya pasti takkan berkomentar apapun soal dirinya.

Kebanyakan Dewa dan Dewi yang baru diangkat menjadi makhluk suci akan berkomentar demikian, sok tahu kemudian mencela, oleh karena itu Hades tidak mau melakukan apapun mengenai pandangan mereka.

Poseidon yang duduk berhadapan dengan kakaknya hanya melirik beberapa dari mereka. Sangat bising dengan mengomentari kakaknya. Bibirnya hendak terbuka untuk membentak mereka, tetapi sudah kedahuluan dengan Ares serta Athena, membuat ia menarik diri untuk tidak berkomentar.

"Bisakah kalian diam?" sungut Ares dengan mata menelisik tajam pada beberapa Dewa Dewi yang ia dapati sedang ramai.

Athena melirik ke kanan. "Kalian sangat mengganggu!"

Sontak bagi mereka yang ramai langsung terdiam bisu, suasana menjadi hening. Zeus berdehem demi sedikit mengurangi tekanan. Hades menatap Ares dan Athena dengan tatapan berterimakasih, ditanggapi dengan senyuman khas dua sosok itu.

"Mari kita bicarakan permasalahan kita," ujar Zeus sambil mengetukkan tongkatnya ke lantai, meminta perhatian lebih dari mereka.

Pembicaraan serius terjadi. Mengenai meteor yang akan menabrak bumi. Menurut ramalan Apollo akan ada meteor yang masanya setengah dari masa bumi, oleh karena itu pembicaraan yang Zeus bawa mengenai pencegahan serta rencana jika meteor itu menghantam bumi, yang mereka prioritaskan adalah keselamatan seluruh umat yang tinggal di planet bumi.

17 Juni 2022,

Ersann.

PHANTERA I : YANG DIRAMALKAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang