Hening malam sudah tinggal kenang
Sejak aksara memenuhi kertas kosong
Terkadang murung, namun lebih banyak riang
Tatkala ruang itu menjadi panjang, menjelma jadi lorongMasih aksara, Si pemilik pena seakan enggan terdiam
Kepalanya sibuk, berjuta-juta asumsi layaknya viselin
Sejujurnya juga tidak tahu arah, karena sebagian masih karam
Sebagian lagi masih di dalam labirinSang empunya pena merutuk
Meracau dan mengutuk
Sebab mentari tak lagi meninggalkan peluk
Ia marah, namun hanya mampu terduduk
YOU ARE READING
AKSARA
PoetrySemua tentang Aksara, yang menorehkan tinta ke atas kertas putih, baik manis maupun pahit, baik suka maupun duka.