prologue

261 35 10
                                    

"Kak Hanwool mau jadi pacarku?"

Hanwool yang baru saja menyesap boba matcha miliknya tersedak. Gamin yang melihatnya langsung menepuk pelan punggungnya.

Hanwool mengusap sisa matcha di bibirnya dengan punggung tangan sebelum akhirnya berdeham pelan.

"Kau sudah gila, huh?"

"Tidak, aku masih bisa berpikir."

"Memangnya kau mengerti apa yang baru saja kau katakan?"

"Aku mengerti," jawab Gamin dengan yakin.

Hanwool speechless. Kadang ia merasa adik tingkatnya ini terlalu polos. Tipe orang yang bisa dimanfaatkan tanpa disadari-Hanwool kadang ingin memberi sedikit IQnya pada Gamin.

"Kenapa kau tiba-tiba menyatakan perasaanmu kepadaku?"

Gamin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Itu..."

Hanwool menaikkan sebelah alisnya.

"Aku... hanya butuh pacar pura-pura..." lirihnya.

Oh.

Hanwool merutuki dirinya yang terlalu berharap. Memangnya apa sih yang bisa ia harapkan dari adiknya yang polos ini?

Tapi tak bisa dipungkiri, hati Hanwool agak sakit saat mendengarnya.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kakak yang paling bisa kuandalkan," jawab Gamin dengan muka watadosnya.

Bangsat.

Hanwool misuh-misuh dalam hati. Siapa sih yang nggak baper kalo kayak gini. Mungkin dianya yang baperan tapi kan-ah sudahlah.

"Terus kakak kan cantik, kenal ibuku juga."

'...cantik..., ...cantik..., ...cantik..., ...cantik..., ...cantik..., Gamin bilang aku cantik...'

Kata itu masih terngiang-ngiang di kepala. Kemudian wajahnya berubah merah padam saat menyadari apa yang Gamin maksud.

Sumpah, kalau bukan karena Hanwool yang kenal Gamin dengan baik, mungkin ia akan mengira bahwa Gamin sedang menggodanya.

Hanwool menarik napas dalam-dalam.

"Akan kucoba. Memangnya untuk berapa lama?"

"Tidak lama kok, Kak. Hanya seminggu."

Kenapa nggak sebulan aja sih.

Batin Hanwool sedih. Jadi pacar pura-pura kan biasanya minimal satu bulan, ini cuma tujuh hari.

"Ibu akan keluar kota seminggu lagi, jadi kupikir seminggu saja cukup."

Hanwool menatap wajah Gamin. Wajahnya memohon bagai anak anjing yang mengharap sesuatu dari tuannya.

Memang agak mirip anjing sih.

"Oke."

Gamin langsung memeluk Hanwool dengan tiba-tiba, "Makasih, Kak!"

Hanwool menepuk pelan punggung Gamin, "Ayo pulang."

Gamin mengangguk dengan semangat sambil menggandeng tangan Hanwool.

Tanpa sadar bahwa rencananya terancam gagal.

tbc.











A/N:
Draft dari tahun kemarin, baru ada ide buat ngelanjutin.

Prolognya emang fokus ke Hanwool ya, tapi isinya mungkin bakal fokus ke perasaan Gamin (kalau saya nggak kebablasan). Hanwool emang udah suka Gamin kok, tapi namanya juga fanfic, mana mau ngaku dia, dasar tsundere.

Moto fanfic GaWool saya adalah,
Hanwool fell first, but Gamin fell harder.

Chapter 1 up nanti malam ya, saya capek:')

seven days | gawoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang