BOBOIBOY KUASA TUJUUUH!!!
Cahaya putih bersinar terang menerangi seluruh tubuh dari seorang remaja yang bernama Boboiboy. Tak berselang lama dari cahaya itu muncul tujuh orang remaja yang memiliki rupa yang sama namun terlihat berbeda.
Layaknya anak kembar, ketujuh remaja yang berasal dari satu remaja tadi memiliki rupa yang sama persis. Namun, mereka bisa dibedakan dari warna mata, style pakaian, letak topi, sifat dan perilaku mereka bisa dibilang sangat berbeda satu sama lain.
Begitu berpecah menjadi tujuh, salah satu pecahan yang paling mirip dengan tubuh asli Boboiboy, yang memiliki netra coklat madu langsung pergi menghampiri Kakek mereka setelah terlebih dahulu menghilangkan sarung tangan batu yang masih melekat dikedua tangannya.
"Yeay! Akhirnya kita bertiga ketemu lagi!" ruang salah satu pecahan yang memiliki netra biru sapphire seraya merangkul masing-masing bahu pecahan yang memiliki netra merah menyala dan hijau zamrud. Dia sering dipanggil dengan sebutan Taufan.
"Hump! Thorn kangen Ufan!" sahut pecahan yang bernetra hijau zamrud yang baru saja menyebutkan namanya. Dia memeluk Taufan yang masih merangkulnya.
"Cuman kangen Ufan nih?" tanya pecahan yang bernetra merah terang layaknya kobaran api seraya mengerucutkan bibirnya, cemberut.
Taufan dan Thorn terkekeh bersamaan. "Pastinya kami juga kangen Blaze kok!" sahut mereka nyaris bersamaan membuat pecahan yang disebutkan namanya tadi merekahkan senyumannya.
"Haish! Lepasin aku gak?! Fans-fans ku sedang menunggu untuk melihat ketampanan ku!!" seru satu-satunya pecahan yang memakai kacamata model visor berwarna oranye. Dia sering dipanggil dengan nama Solar.
Dia sekarang sedang meronta sebagai usaha membebaskan lehernya dari jepitan lengan dan tangan milik pecahan serba merah yang sering disebut dengan Halilintar.
"Diem Bego! Tidak ada yang boleh melakukan kegiatan pribadi, kita di sini untuk menunggu instruksi dari Gempa, faham?!!" sentak Halilintar dingin, tak lupa tatapan tajamnya yang seolah bisa meretakkan kacamatanya Solar.
Solar menghela nafas pelan. "Iya-iyaa aku gak akan pergi ke manapun...," ucapnya mengalah. "Tapi bisa lepaskan aku?! Ketekmu bau!"
"Sadar bego! Kita orang yang sama, kalau ketekku bau maka ketekmu juga bau!" sahut Halilintar tidak mau kalah, dia masih mengurung Solar jepitan lengannya.
"Itu artinya ketek Boboiboy dong yang bau?" tanya Thorn dengan polosnya menengahi perdebatan mereka berdua.
Halilintar dan Solar diam. "......" Sedangkan Taufan dan Blaze sudah tertawa terbahak-bahak bahkan sampai memegangi perut mereka.
Diantara keributan lima pecahan dari remaja itu, ada satu pecahan yang tidak ikut andil bicara. Dia memilih untuk duduk diam dan tenang di atas balon air yang dia ciptakan sebegitu berpecah dari tubuh Boboiboy.
Dia salah satu pecahan yang juga memiliki netra berwarna biru. Namun biru matanya lebih mengarah ke biru Aquamarine dibanding dengan biru langit. Dia sering dipanggil dengan sebutan Boboiboy Ice. Pecahan yang paling tenang namun bisa dibilang juga pemalas.
Sedari tadi pecahan pengendali Air dan es ini hanya diam memperhatikan dan menyimak semua pembicaraan dari para pecahan yang lain. Meski begitu tatapan matanya yang berada di bawah lidah topi hanya terfokus pada salah satu pecahannya.
"Imutnya..," gumam Ice pelan ketika melihat pecahan pengendali api itu mengerucutkan bibirnya dan cemberut.
Ice merasa bingung sendiri, sudah sangat lama sejak pertemuannya yang pertama kali dengan Blaze, dia mulai memiliki perasaan yang menyimpang. Dia bingung kenapa dia hanya menyukai pecahan yang satu itu sedangkan pecahan yang lain tidak padahal mereka adalah satu tubuh dari orang yang sama yaitu Boboiboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My self (End)
Lãng mạn#Oneshot (Tamat ) Hay.... I'im Water.... Aku mencintai diriku sendiri.... Mmm...ya terdengar aneh karena aku mencintai salah satu pecahan diriku sendiri.... Semuanya terjadi dengan begitu saja...siapa yang bisa menebak takdir? tidak ada kan? yaa...