Sakit

11.8K 927 76
                                    

⚠️room chat Disa⚠️
[Delvin(jing)]

Anda
|Vinn?|
19.30

Delvin(jing)
|iyaa babeee?|
|kenapaaa?|
|tumben nge chat duluan|
19.30

Anda
|gue mau nanya|
19.32

Delvin(jing)
|nanya apaaa|
19.32

Anda
|lo mau ga jadi matahari gue?|
19.33

Delvin(jing)
|lo mau gombalin gue yaa|
|mauuu dongg jadi matahari nya Disa biar bisa menyinari lo setiap saat kan?|
19.34

Anda
|menjauhlah 149,6juta km dari sekarang|
19.35

Delvin(jing)
|sialan.|
|gausah mimpi gue jauhin lo ya|
|punya cewe gini amat|
|gajadi Saa gue gamau jadi matahari lo|
19.36

"Mungkin cukup sekian rapat kita hari ini, eh sebentar seperti nya masih ada yang kurang untuk anggota barunya, Disa dimana ya?" Tanya Melvin selaku ketua osis.

"Tadi sih izin ke toilet tapi ini udah hampir sejam deh."

Tak lama pintu ruangan osis terbuka menampilkan Delvin dengan raut wajahnya yang datar.

"Udah selesai rapatnya? Cewe gue mana?" Tanya Delvin melihat ke arah Fera selaku sekretaris osis.

Fera gelagapan tak tahu harus menjawab apa.

"Kalian semua punya mulut kan? Cewe gue dimana anjing?!" Teriak Delvin emosi, dirinya seketika khawatir karena sejak tadi dirinya mengirimi pesan namun tak kunjung di balas oleh gadis itu.

"Gaada yang jawab? Jangan sampe ruangan osis ini gue ratain ya bangsat," emosi Delvin kian memuncak melihat anggota osis yang tidak menanggapi pertanyaannya.

"Sabar bro jangan emosi dulu mereka jadi takut buat nge jawab lo," kata Kenzo berusaha menenangkan temannya itu.

"Ta... tadi Disa izin ke toilet tapi sampe sekarang be...belum kembali,"jelas Fera gelagapan.

"Dan kalian gaada inisiatif buat nyusul dia?" Tanya Satria menatap tak percaya.

"Maaf, kami lupa."

"Lupa kata lo, anjing emang lo semua, urusan kita belum selesai," teriak Delvin dan kemudian berlari menuju toilet disusul oleh kedua temannya.

Tiba tiba lampu di kamar mandi mati membuat ruangan itu menjadi gelap karena sudah tak ada lagi pencahayaan dan hari memang sudah mulai malam.

Disa meringkuk, menenggelamkan wajahnya di lutut nya, badannya seketika panas dan menggigil.

"Disaa, Are you there babeee?" Teriak Delvin sambil mengetuk pintu toilet dengan tak sabar.

Mendengar tangisan seseorang dari dalam membuat Delvin segera mendobrak pintu tersebut dan matanya langsung menemukan pemandangan yang membuat dirinya merasa sesak, Delvin melihat gadisnya di pojok ruangan dengan tubuh yang sudah menggigil dan menangis, Delvin segera berlari dan membawa Disa kepelukannya.

"Udah ya sayang, jangan nangis lagi, i'm here," kata Delvin sambil mengelus rambut Disa sayang.

Disa membalas pelukan Delvin, mencari kenyamanan disana.

"Kita pergi dari sini ya?" Disa mengangguk.

Delvin membantu Disa berdiri, namun baru beberapa langkah Disa kembali oleng dan dalam pandangan Disa semuanya jadi blur dan gelap akhirnya Disa pingsan.

Delvin panik tatkala gadisnya pingsan dalam dekapannya.

"Siapin mobil gue, sekarang!"kata Delvin pada kedua temannya.

Delvin menggendong Disa ala bridal style, keadaan sekolah sudah lengang karena sudah hampir malam.

Disa dibawa ke rumah sakit dan ditangani oleh dokter kepercayaan keluarga Alvarendra.

"Bro maaf nih, bukannya gamau nemenin, tapi adek gue lagi sendiri dirumah," kata Kenzo.

"Gapapa, kalian balik aja, makasih."

"Sans."

Setelah kepergian kedua temannya dokter Rio menyuruh Delvin masuk.

"Cewe gue kenapa om?"

"Ohh itu cewe kamu," kata Dokter Rio sambil tersenyum menggoda.

Delvin memutar bola matanya malas, kalau dokter ini bukan om nya sudah dari tadi dia maki maki.

"Dia gapapa, sepertinya dia memiliki trauma yang belum sembuh, dalam ilmu kedokteran disebut nyctophobia, nyctophobia seperti ketika seseorang phobia akan kegelapan, saat gelap dirinya akan merasa cemas, pusing, dan kesulitan bernafas."

Delvin yang mendengarnya menjadi khawatir, dia merasa gagal karena dia tidak mengetahui hal itu.

"Bisa di sembuhin om?"

"Nyctophobia bisa disembuhkan dengan bantuan terapi perilaku kognitif, konseling dan obat anti-kecemasan. Jadi nanti om kasih obatnya ya, tapi itu hanya untuk menekan gejala yang bakal dia alamin, kalau kamu mau kamu bisa membawa dia untuk terapi."

"Oke om, makasih, Disa udah bisa dibawa pulang?"

"Oh namanya Disa."

"Ommm pleasee jangan bercanda duluu, Delvin cemas nih."

"Keponakan om udah dewasa yaa, iyaa bawa pulang sana gadis kamu, jangan lupa beli obat nya di farmasi lantai 1 ya."

"Oke om."

Delvin berjalan menuju ruangan Disa dan menemukan Disa yang masih tertidur lelap membuat dirinya tak tega membangunkan gadis itu.

"Saa maafin gue, gue pacar yang buruk." Kata Delvin sambil mengusap surai panjang Disa.



haloooo, seriusss gatel banget tangan ini buat update😭, kayaknya setelah ini update nya bakal lama karena gue lagi sibukkkk bangettttt di rl, doain ajaa semoga sempat update yaaaa🤍

kasih emot '🤍' nyaaa dong hehe

DELVIN ALVARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang