Prolog: A Story Behind

797 57 0
                                    

"Aku cape, Gio! Mau sampe kapan aku nunggu kamu?!", teriak Gista.

"Ya sampe perjanjian yang udah kita buat, Ta!", sentak Sergio balik.

"Kapan? Tiga tahun lagi itu? Sergio sadar! Kita udah tujuh tahun gini-gini aja. Mau sampe kapan kaya gini? Aku cape, keluargaku cape, adikku juga butuh kepastian. Gio, umur kita udah 27 tahun lebih, harusnya kamu sadar udah 4 tahun lebih aku cuma ngeliat kamu yang dirumah aja, ga berusaha buat kerja, ngandelin pemberian orang tua kamu. Kamu ga malu sama temen-temen kita?"

"Udah deh, aku males bahas ini sama kamu!"

"Gio semuanya harus kita luruskan! Dengerin aku dulu"

"Ya udah ngomong! Omongin aja semuanya yang mau kamu omongin sebelum aku cabut"

"Kamu minta aku nunggu kamu sampe tiga tahun lagi? Lalu kalau sampe tiga tahun lagi kamu belum mapan juga akhirnya kita gimana? Putus juga kan? Lalu aku mau nikah umur berapa lagi while I should heal myself first, mencoba kenalan sama orang baru lagi, mencoba akrab lagi, lalu kenalan sama keluarga baru lagi, saling ngerti dan memahami lagi, jalin hubungan dari awal lagi, sampe ujungnya yakin untuk nikah sama orang lain. Kamu mikir ga kalau itu butuh waktu yang panjang! Tiga tahun lagi berarti tepat 10 tahun kita pacaran, kamu pikir aku bakal bentar gitu move on dari kamu?"

Gista bangkit dari duduknya, berjalan ke arah dapur apartemen dan berdiri membelakangi Sergio.

"Sampe akhir September tahun ini", ucap Gista yang membuat Sergio menoleh menatap perempuan yang membelakanginya itu.

"Maksud kamu apa?", tanya Sergio.

"Aku cuma bakal nunggu kamu sampai akhir September nanti. Kalau sampai saat itu kamu masih belum kerja juga, aku rasa jalan terbaiknya adalah pisah", kata Gista sambil memutar badannya menghadap Sergio.

"Kamu gila, Ta?! Kurang dari 3 bulan?"

"Aku ga gila, Gio. Adikku juga udah punya calon, bahkan mereka udah ngundur setahun karna ngehargai aku. Kamu yang harusnya mikir jernih selama ini. Tujuh tahun macarin anak gadis orang tapi ga pernah ngasih kepastian mau dibawa kemana arah hubungannya"

Sergio bangkit dari duduknya, "Oke, kalau sampai akhir September aku ga kerja, kamu ga perlu repot-repot mutusin aku, ga perlu pake ada closure lagi buat hubungan kita, ntar aku sendiri yang pergi dari kamu"

Kemudian Sergio pergi dari unit apartemen Gista, meninggalkan perempuan itu yang sekarang udah meneteskan air mata.

Suami - Park Jihoon versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang