SWY S2🍢

2.9K 128 5
                                    







Sorry for typo
.
.
And
.
.
Enjoy your Reading





































Rumah mewah itu kini sedikit berantakan, ada banyak sekali orang di sana . Mereka adalah keluarga besar Mile dan Apo. Mereka sedang menghabiskan waktu bersama di halaman belakang  sambil berbincang dengan ringan juga memanggang daging.

"Kau dan keluarga mu benar benar akan pindah dari sini nak " Ucapan tiba tiba dari ibu mertua tentu saja membuat Apo berhenti memanggang daging.

"Ohh itu... Apo sih ikut apa kata phi Mile, kalo memang itu yang terbaik kenapa tidak " Jawabnya dengan sopan. "Pasport dan perlengkapan nya juga sudah jadi, identitas kami sekarang juga bukan lagi warga Thailand, mau tak mau, cepat atau lambat kami akan pindah bu " Ucap Mile membantu Apo menjawab pertanyaan dari ibunya.

Nyonya ningrum hanya sedih, cucu cucu kesayangan nya akan berada jauh darinya dan pastinya akan jarang sekali bertemu, bukan berarti tidak ada cucu yang lain, "jangan seperti itu nenek, kan masih ada Barcode yang akan menjaga nenek, masih ada nanon juga, tlus ada ohm juga fiat " Ucap si anak sulung keluarga phakphum.

Nyonya ningrum tersenyum mendengar perkataan cucunya yang satu ini, dia benar benar jiplakan Apo sekali, anaknya cantik, hiperaktif, juga vitamin bagi orang di sekitarnya. Ahh dia pasti akan sering berkunjung ke sana untuk menemui cucu kesayangan nya ini  .

"Ohhh fifi nenek pasti akan rindu pada fifi " Ucap Nyonya ningrum sambil memeluk fifi. Tak tau saja di belakang sana sudah ada dua bocah kecil lainnya yang memandang fifi dengan pandangan cemburu.

"Nenek hanya akan melindukan kak fi saja, kami beldua tidak? " Ucap dua bocah lainnya dengan ekspresi yang sangat lucu.

"Ututut.... Sini cucu grandma..... Sini sini peluk " Ucap Mae sambil menarik dua buntalan manusia itu dan di peluk dengan gemas.

Malam ini mereka semua memutuskan untuk menginap di rumah Mile untuk terakhir kalinya sebelum besok pagi akan terbang menuju Indonesia bersama keluarga nya.


Mari kita intip kamar dari suami istri beranak tiga ini.










Suara ranjang berdecit akan terdengar saat kalian membuka pintu berwarna biru dongker, dari luar memang tidak terdengar apa apa karena memang ruangannya di desain kedap suara . Tapi percayalah di dalam sana erangan nikmat dari keduanya begitu keras dan bernada panas.

Astaga berdoa saja semoga first, jeno dan dew tidak akan mendapatkan adik. Daripada memiliki pikiran kotor mending kita melipir kearah kamar tiga bersaudara saja.

Kamar yang memiliki tiga ranjang bersampingan itu masih bergerak dengan samar, ranjang milik anak tertua kosong karena pemiliknya sedang di kamar mandi, dan bergosok gigi sebelum tidur. Ranjang yang bergerak samar adalah milik anak tengah, karena pemiliknya sedang menata barang barang yang sekiranya akan berguna di rumah barunya nanti.

Astaga bijak sekali anak tengah ini. Sedangkan kasur si bungsu sudah lusuh dan berantakan karena gaya tidur yang selalu berganti ganti.



"Jebol ayo tidur, apa kau tadi tidak dengar kata ayah? , kita tak perlu membawa barang tak berguna milikmu itu, di sana sudah ada semua, kita tinggal bawa baju saja " Ucap First sambil naik ke ranjang dan menarik selimutnya.

Stuck with you S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang