Sorry for typo
.
.
And
.
.
Enjoy your Reading
keributan yang terjadi di ruang makan di iringi dengan suara mixer yang tengah mencampur sesuatu menjadi objek yang kita dengar saat ini.
"Dek.... Kamu itu, jangan macem macem ya " Ucap firts melihat kelakuan si bungsu yang di luar dugaan.
"Hehehe..... Nggak papa kali kak " Jawab nya dengan nada enteng, first hanya menggeleng kan kepala melihat kelakuan adik bungsunya ini.
"Sakrepmu "ucap first sambil menata balon balon, buat apa hayooo.
" Ha?? Kak fi bilang apa??? "Jawab dew, jujur walaupun sudah beberapa taun tinggal di semarang dia masih belum mengerti bahasa daerah sini .
" Terserah " Jawab first jengah
"Ihhh kok terserah sih??" Jawabnya kesal
"Ya karna emang artinya Terserah dew, tau ahhh pusing "setelah berkata seperti itu first melanjutkan perkerjaan nya tanpa memperdulikan ocehan sang adik.
" Udah udah kalian ini berantem terus, mau bunda suntik ya kalian biar jadi batu?? " Ucap Apo sambil merapikan cake yang sedang dia buat bersama sang suami.
"Phi!!!!! .... Ihhh dah tua juga nggak usah main colek colek pakek krim kenapa sih, nih " Apo membalasnya dengan mengusap krim kue berwarna biru ke seluruh wajah Mile.
First jengah dengan kedua orang tuanya, bundanya yang tadi menyuruh sang ayah berhenti kini malah saling mencoret muka mereka berdua dengan krim kue, hadehh.
First berjalan menuju kamar adik pertama nya, setiap kamar rumah di desain kedap suara sehingga mereka memiliki privasi yang cukup. Kamar mereka memang berada di lantai dua dan tiga dan hanya Jeno yang kamarnya terletak di lantai satu.
Saat akan membuka penuh pintu kamar sang adik, lambat lambat first mendengar isak tangsi sang adik. Sudah lima menit dia bertahan di sana, bukannya berhenti tapi malah semakin keras hingga jika berbicara mungkin akan sulit.
Akhirnya dia memutuskan untuk masuk perlahan dan duduk di belakang Jeno. Punggung mereka saling bersentuhan. "Kamu kenapa?, kalo ada apa apa coba bagi sama kakak kalo kamu nggak mau bilang sama ayah bunda, kita saudara kan? Harus saling berbagi dan mengerti "
Jeno kaget saat sebelumnya sesuatu menyentuh punggung nya. Tapi di mencoba untuk menghentikan tangisnya walau masing tersenggal senggal. Seperti nya dia lupa mengunci pintu.
"Ayo bagi sama kakak, siapa tau kakak bisa bantu kamu bilang ke ayah bunda "
"Nggak, Jeno cuma capek aja sama keinget temen jeno di thailand, kangen aja sama suasana nya, kangen kakek nenek, ohm, nanon, semuanya " Jawabannya berbohong, first berbalik badan dan memeluk jeno sambil mengelus punggung nya hangat.
Jam sepuluh lebih Jeno keluar kamar untuk mengambil air minum yang ada di dapur, saat sampai di dapur Jeno melihat mbok sopi yang masih ada di rumah ini, tunggu kenapa mbok sopi masih ada di sini tidak biasanya.
"Mbok.. " Ucap Jeno sambil menyentuh punggung mbok sopi, mbok sopi tentu saja kaget dia kira apa ternyata saat berbalik badan dia melihat tuan muda kedua ada di sana dengan suara sembab dan mata sembab. Sepertinya dia tau apa penyebab nya.
"Ehh den, kok belum tidur udah jam sepuluh lohh nanti nyonya marah kalo tau den Jeno belum tidur " Jeno hanya mengendus remeh saat mendengar kalimat yang baru keluar dari mulut mbok sopi.
"Benarkah, mbok jangan membuat jeno menaruh harapan lebih deh haha " Ucapnya sambil tertawa dengan suara seraknya.
"Lohhh harapan lebih apa den memang bener kok nyonya suka kekamar den Jeno kalo sudah jam sepuluh, bibi akhir akhir ini sibuk di masion jadi lembur sampek malem, tuan juga sering kok masuk kamar den Jeno, bukan cuma nyonya. " Jeno tertegun mendengar ucapan mbok sopi , dia kira tadi saat ibunya mencium dahinya hanya mimpi , apa bisikan cinta tadi juga nyata, entahlah Jeno tak mau memikirkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck with you S2
Fanfictionkehebohan keluarga Mile bersama sang istri dan ketiga anaknya. aku saranin kalo mau baca ini baca stuck with you S1 dulu ya.... BxB yang nggak suka boleh skip MileApo