02

719 99 11
                                    

Kalau dahulu, setiap pagi Jaemin akan melakukan yoga. Maka mulai dari hari ini. Ia tak akan mungkin melakukannya lagi, bayangkan saja jarum jam telah menunjukan pukul sembilan pagi. Namun, Jeno seperti tak ingin melepaskan pelukannya dari pinggang Jaemin.

"Huft, Jeno! Lepasin dulu, aku mau mandi," kira-kira Jaemin sudah mengucapkan hal itu, lebih dari dua puluh enam kali. Akan tetapi, Jeno tak menggubris ucapan sang suami. Malah lelaki itu semakin memeluk tubuh Jaemin.

"Kalau aku hitung sampai tiga, kamu belum mau lepasin pelukannya. Aku jamin nanti malam gak ada cuddle and kiss," pada akhirnya Jaemin melayangkan gugatan. Dan berhasil. Ia berhasil melepaskan diri dari pelukkan Jeno.

Hembusan nafas penuh kekesalan, telah keluar dari belah bibir Jeno. Lelaki itu memajukan kedua bibirnya, lalu membalikkan badan memunggungi Jaemin.

"Sana mandi! Hari ini kamu harus kerja loh," ucap Jaemin, merapihkan tempat yang ia tiduri. Setelah turun dari atas tempat tidur.

"Gak mau! Kiss dulu!"

"Ish, kamu ini kenapa sih? Sini aku cium,"

Mengetahui Jeno tak bergerak, kembali Jaemin layangkan pernyataan untuk suaminya. "kamu mau dicium gak sih?! Kalau gak mau, aku cium yang lain aj— Jeno!"

Pernyataan Jaemin harus terhenti, kala Jeno dengan tak bersahabat menerjang dan mengecup seluruh wajah Jaemin. Sampai-sampai lelaki manis Na terhayun ke belakang.

"Apa? Kamu duluan yang bikin aku panas! Rasain aku cium,"

"Sana mandi! Kalau aku selesai masak dan lihat kamu belum mandi. Besok aku tidur sama Echan,"

"Kamu kenapa curang banget sih?"

"Curang kaya gimana? Kita lagi gak main game, jadi buat apa aku curang coba?"

"Kamu selalu curang tau! Apa-apa mainnya anceman,"

"Jadi kamu gak suka aku ancam? Okay lah, besok aku pulang ke rumah Papih aja,"

Menangkap pernyataan tak mengenakan dari sang suami. Jeno buru-buru menarik handuknya dan melayangkan kecupan pada pipi gembul lelaki Na. Selain mengecup, ia juga memberikan eyes smile terbaiknya. Berharap lelaki Na dapat luluh.

"Aku bercanda aja kok. Sekarang aku mandi ya, kamu yang semangat masaknya,"

"Harus digituin dulu ya? Baru mau nurut ucapan aku?"

"Gak kok sayang! Gak gitu, kamu jangan salah sangka. Udah ya marahnya? Aku minta maaf, kalau sedari tadi ada ucapan aku yang buat kamu sakit hati,"

"Aku gak marah. Siapa yang marah?"

"Kamu. Kamu marah, karena ucapan aku yang gak ngenakin tadi,"

"Aku gak marah. Sana mandi,"

"Mandiin,"

"Jangan kaya anak kecil. Ayo mandi," ucap Jaemin, mengulurkan tangan. Seakan memberi sinyal untuk Jeno genggam.

"Mau aku mandiin gak?"

Jeno dengan senang hati mengangguk, lalu menggapai tangan lelaki Na untuk ia genggam. Selama perjalan ke kamar mandi, Jeno tak henti-hentinya menari sembari bersenandung. Pagi ini adalah hari yang paling ia tunggu. Tidak, tidak hanya pagi ini. Namun pagi-pagi lainnya, juga akan ia tunggu.

"Tiap hari, mandiin aku ya? Ya?" ucap Jeno, kala Jaemin tengah memijat kepalannya yang penuh akan shampoo.

"Enggak. Aku juga harus mandi, untuk kerja,"

"Nanti aku ikut kamu kerja. Ya? Ya? Please?"

Jeno menengadahkan kepalanya, memberikan Jaemin puppy eyes andalanya. Sembari memegang kedua tangan Jaemin yang pada saat itu tengah bekerja memijat kepala Jeno.

"Kamu juga harus kerja, Jeno,"

"Kerjaan aku bisa di handle sama yang lain,"

"Gak bisa. Kerjaan kamu tanggung jawab kamu! Jangan menggampangkan sesuatu kaya gitu, aku gak suka,"

"Yasudah deh. Kalau gak boleh, aku bawa aja kerjaan aku ke kantor kamu,"

"Jeno..."

"Hehehe maaf sayang. Aku janji, aku bakal kerjain semuanya dengan telaten. Dan aku gak akan ganggu kamu,"

"Janji?"

"Iya kapten. Aku janji,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lee's Bride Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang