12. Petunjuk

13 4 15
                                    

Sebulan lalu di Animus ketika Jocelyn mencekik Ivory

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan lalu di Animus ketika Jocelyn mencekik Ivory...

"K-kau..." Mata Ivory mulai tertutup setelah itu, lalu semuanya menjadi gelap.

Jocelyn menekan lagi tangannya karena dia rasa Ivory belum mati, tapi hanya menutup mata. Namun, tiba-tiba seseorang datang dan akan memukulnya. Jocelyn pun menghindari dan tangannya terlepas dari leher Ivory. Tubuh Ivory tergeletak waktu Jocelyn menjauh.

"Sialan. Kau lagi." dengus Jocelyn lalu mengeluarkan Hidden Bladenya sedangkan Baldomero mengeluarkan pedangnya.

"Hidden Blademu tak akan bisa mengalahkan pedangku, Assassin!"

Mereka pun bertarung di gang sempit itu. Walaupun Hidden Blade ukurannya kecil, senjata itu mampu menahan serangan pedang Baldomero. Bahkan Hidden Blade lebih efektif karena mudah untuk dikendalikan sehingga Jocelyn dengan mudah mengambil pistol dipinggangnya lalu menembak Baldomero.

Baldomero berhasil menghindar. Hampir saja peluru itu mengenai telinganya. Setelah itu Baldomero mendorong pedang ke arah dada Jocelyn, tapi Jocelyn berhasil menahannya dengan dua Hidden Blade.

Jocelyn mendorong dua Hidden Blade itu untuk membuat Baldomero mundur, lalu dia menunduk dan menendang kaki Baldomero sampai jatuh. Jocelyn pun langsung berada di atas Baldomero dan mendorong Hidden Blade ke leher Baldomero, tapi Ivory yang sudah sadar langsung menendang tangan Jocelyn dan dia terbaring di atas tanah.

Sebelum Baldomero dan Ivory menyerang bersama, Jocelyn berhasil mengeluarkan bom asap dari kantongnya. Mereka berdua terbatuk. Begitu asapnya menghilang, Jocelyn juga menghilang. Namun, Jocelyn tampaknya meninggalkan sesuatu. Berupa kertas kecokelatan seperti suratnya Kuesel. Ivory pun mengambil itu.

"Apa itu, Ivory?" tanya Baldomero yang sudah bangkit dan masih membersihkan bajunya.

"Aku tak tahu, tapi mari kita baca."

Ivory pun membuka tekukan kertasnya.

Mereka adalah mimpi buruk Jerman. Mereka harus dihabiskan dalam semalam jika bisa, tapi mereka terlalu banyak dan ada di hampir semua kota di Jerman. Jumat malam aku membakar biro salah satu dari mereka sebagai pertanda ancaman kita sudah dimulai. Kurasa mereka sudah tidak ada di Dresden karena kepanikan. Sekarang tinggal mengurus sisanya dan membersihkan Jerman sebelum terjadi kekacauan seperti di Amerika.

Setelah membaca suratnya, Ivory meremas kertas itu.

"Jocelyn Schulze. Jadi kau yang membakar biro Templar. Sialan. Aku akan mencarimu dan membunuhmu sebagai gantinya."

"Aku tak menyangka dia bisa tiba di Dresden lebih awal. Harusnya menurut perkiraanku, dia tak bisa membakar biro di Jumat malam karena mereka pasti mencari kita di Wettstetten dan mereka juga menunggu surat Kuesel."

"Jika suratnya tak datang juga, pasti mereka sadar ada sesuatu yang salah, Baldo. Atau bisa saja si Jocelyn itu sudah menguntit kita sejak awal. Kita tak melihat satu Assassin pun selain dia."

"Tapi lihat itu, Ivory." Baldomero menunjuk kertas yang Ivory remas. Dia mengambil itu lalu membukanya lagi. "Di ujung sini ada bekas terbakar. Mungkin kertasnya sempat jatuh waktu membakar biro kita dan kemudian ditarik. Tapi dari potongan bekas terbakar itu, sepertinya ada nama penulisnya tapi terpotong."

Ivory pun segera merebut kertas itu darinya. "Iya juga. Tapi jika itu benar, maka pelakunya bukan Jocelyn karena huruf itu tampaknya S bukan J. Atau itu Schulze?!"

"Aku tak tahu. Tapi letaknya ada diawal. Jika itu Schulze, berarti dia menulis nama depan di belakang."

"Aneh. Apa kita harus menangkap dan mengintrogasinya?"

"Bisa, tapi kita juga bisa pergi ke salah satu bar dan bertanya apa bartendernya mengenali tulisan ini. Tulisannya cukup jelek buatku." Baldomero menggeleng langsung. "Bukan cukup jelek, tapi dia menulisnya dengan terburu-buru. Kau bisa melihat hurufnya banyak yang berliku."

"Kau benar. Apa ini artinya pelakunya sedang diburu seseorang atau dipaksa untuk membakar biro kita?"

"Bisa jadi." jawab Baldomero. "Assassin tak akan dipaksa melakukan ini. Mereka dengan senang hati akan membakar biro kita."

"Jadi maksudmu yang membakar bukan Jocelyn ataupun Assassin?"

"Aku tak tahu, sebaiknya kita cari tahu dulu dan jangan cepat menyimpulkan. Kurasa Templar dan Assassin memiliki masalah lebih besar daripada sekedar artifak. Banyak hal yang tak kita tahu, mungkin mereka juga tak tahu atau sengaja menyembunyikannya."

"Apa kau mempercayai Templar, Baldo?"

Baldomero tampak kikuk. "Bukan begitu, tapi aku harus tahu apa tujuan mereka dan kenapa mereka sangat ingin artifak itu, kan?"

"Ini seperti bukan dirimu. Apa yang terjadi? Padahal dulu kau sangat bersemangat dan memaksaku menyelinap ke pertemuan Templar. Kenapa kau jadi seperti ini?"

"Bukankah ini aneh jika Templar cuma peduli dengan artifak dan memerintahkan kita untuk membunuh siapa saja yang menghalangi. Sebenarnya, untuk apa artifak itu? Kalau kau jelas ingin membalas dendam, dan aku hanya mengikuti ayahku. Aku tak ingin hanya mengikutinya. Aku ingin tahu kenapa aku harus di sini. Kenapa mereka memperebutkan artifak itu."

Ketika mendengar itu dari Animus, batin Harry berkata "Baldomero benar. Kenapa Ivory tidak penasaran dengan itu sejak awal? Ibunya tega membunuh ayahnya demi artifak, pasti ada sesuatu dengan artifak itu."

Ivory tampak berpikir sekilas lalu mengantongi surat itu. "Kurasa kau benar Baldo. Aku memang ingin membunuh Mutter, tapi jika kau ingin menyelidiki ini semua di luar informasi yang Templar berikan padamu, kurasa aku juga akan membantumu."

"Baguslah Ivory. Aku juga mungkin tak bisa melakukannya sendiri."

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Aku berubah pikiran soal bar, entah kenapa aku berpikir ada keanehan dengan para bartender. Mungkin sama seperti orang yang menulis surat, mereka dipaksa untuk diam, jadi ayo cari Jocelyn Schulze dan tanyakan semua yang dia tahu."

"Baik." Mereka pun mulai bergerak ke utara.

" Mereka pun mulai bergerak ke utara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assassin's Creed: Umbilicus Telluris [AC x HARBARA] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang