24. Monteriggioni

11 3 2
                                    

itu di mulmed video tur full villa auditore, sanctuary auditore, sampe monteriggioni. biar ada gambaran boleh ditonton dulu🤗🤗🤗🤗🤗

Setelah perjalanan berjam-jam akhirnya mereka sampai di Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah perjalanan berjam-jam akhirnya mereka sampai di Italia. Mereka mendarat di bandara Vespucci di Florence, Italia. Disana mereka sudah ditunggu seseorang. Mereka pun turun dari pesawat dan bersalaman dengan orang itu.

"Baldomero?" tanya Harry begitu melihat orang yang wajahnya mirip Baldomero.

Orang itu tertawa. "Jika aku hidup di Jerman tahun 1770-an, ya namaku Baldomero. Tapi sekarang kita di Italia dan ini tahun 2020, jadi namaku Devon Bostick."

Devon dan Harry bersalaman.

"Aku Harry Styles."

"Senang bertemu denganmu Harry," ucap Devon.

Shaun merangkul Devon. "Kau berhasil sampai ke Italia dengan selamat! Apa para Templar berhasil dilumpuhkan?"

Devon mengangguk. "Tenang saja. Semuanya aman."

"Bagaimana dengan Animus dan komputer untuk pemograman?" tanya Rebecca.

"Semua aman. Aku berhasil mengambil prosesor terbaru Abstergo. Performa Animus kita di Monteriggioni akan lebih cepat," jawab Devon.

"Kau memang bisa diandalkan Dev," ucap Barbara dan pria itu mengacungkan jempol.

"Baiklah sekarang saatnya kita pergi ke Monteriggioni. Kita akan berkunjung ke kediaman Auditore," ucap Devon dan mereka mengikutinya ke parkiran mobil.

Dari Florence ke Tuscany, mereka menumpangi mobil. Devon yang menjadi supir. Harry duduk disamping Devon. Barbara, Shaun dan Rebecca duduk dibelakang.

"Kau bergabung dengan mereka, apa artinya kau sudah tahu soal leluhurmu?" tanya Harry.

"Ya, aku tahu siapa Baldomero Melanon, tapi jika kau pikir mereka yang menemukanku, kau salah. Ayahku seorang Assassin, ibuku Templar. Ayahku adalah keturunan Ezio Auditore da Firenze. Salah satu Assassin paling terkenal di Italia. Ibuku keturunan Baldomero Melanon dan Baldomero adalah seorang Templar. Ayahku sudah lama bekerja dengan Shaun dan Rebecca. Ibuku tak tahu apa-apa soal leluhurnya. Lalu ayahku memasukkanku ke dalam Animus dan aku bisa melihat Baldomero. Saat itulah ayahku menyadari bahwa ibuku keturunan Templar tapi dia tak tahu. Karena ayahku seorang Assassin, tak peduli siapa Baldomero di masa lalu, aku adalah seorang Assassin. Aku tumbuh dengan ideologi itu."

"Kau sudah menyelesaikan memori Baldomero?" tanya Harry.

"Memorinya terenkripsi. Sebagian lagi hilang. Terakhir aku masuk Animus, aku malah terlempar ke memori Marcello Auditore. Dia anak Ezio. Jadi kami tak pernah menyelesaikan memori Baldomero," jawab Devon.

"Dan apa yang terakhir kali kau lihat dari memori Baldomero?" tanya Harry.

"Cahaya."

Setelah itu, Devon dan Harry tak mengobrol lagi. Mobil melaju cepat meninggalkan Florence menuju Tuscany. Lalu mereka melihat tanda bertuliskan Monteriggioni. Mereka pun belok ke kanan dan lurus terus hingga benteng terlihat.

Diantara hamparan rumput yang luas, ada sebuah desa yang dikelilingi tembok batu. Mobil itu memasuki gerbang. Didalam sana ada rumah-rumah penduduk dan toko-toko hingga pasar. Desanya tak luas dan ditengah-tengah desa ada bangunan villa yang megah. Ada tangga untuk masuk ke villa. Devon memarkirkan mobil disana.

"Selamat datang di Villa Auditore atau sekarang disebut Villa di Maiano. Dulu Ezio Auditore tinggal disini," ucap Devon. "Disini kalian akan aman karena semua orang didalam Monteriggioni adalah teman. Sekarang ayo masuk villa."

Mereka pun mengikuti Devon menaiki tangga. Ditengah tangga ada lapangan kecil berbentuk lingkaran.

"Itu tempat berlatih. Jika kau ingin berlatih bertarung, kami memiliki mentor," ucap Devon.

Lalu mereka naik tangga lagi dan sampai dipelataran villa. Mereka masuk ke dalam villa yang bagus. Arsitekturnya Italia kuno. Ada pillar yang menyangga lantai 2.

Lalu mereka masuk ke ruangan kedua disebelah kanan. Disana ada papan untuk meletakkan kertas-kertas kekuningan.

"Codex," ucap Harry.

"Ya kami mencari codex tapi masih kurang. Kami menemukannya melalui ingatan leluhur kami karena mereka yang menyembunyikannya. Mungkin sisanya bisa ditemukan dari memori Ivory," ucap Devon.

Devon pun berdiri didepan rak buku lalu menarik salah satu buku. Raknya bergeser menampakkan tangga untuk dilewati. Mereka menuruni tangga hingga sampai di ruangan didalam.

"Ini sanctuary Auditore. Dulu Ezio mencari kunci untuk membuka armor Altair yang disimpan disini," ucap Devon.

"Siapa Altair?" tanya Harry.

"Altair Ibn La-Ahad. Dia seorang Assassin dari Masyaf. Salah satu Assassin paling terkenal," ucap Barbara.

Didalam sanctuary ada 7 patung. Patung-patung itu adalah patung Assassin terdahulu. Bahkan ada patung Altair yang berada ditengah. Disana juga ada Animus dan komputer yang sudah Devon siapkan.

"Baiklah Harry, kau mau masuk ke dalam Animus sekarang? Dengan prosesor yang sudah diupgrade, bleeding effect pasti berkurang," ucap Rebecca.

Harry mengangguk lalu berbaring di Animus. Rebecca memasang kabel seperti sebelumnya ditangan dan pelipis. Lalu dia menjalankan program dan Harry kembali masuk ke dalam memori Ivory.

Dalam memori Ivory, Ivory mencuri apple of eden dan memberikannya kepada Herr Weishaupt. Herr Weishaupt yang melihat itu terkejut. Dia pikir Ivory akan mengkhianati Templar, tapi Ivory justru memberikan semua codex yang didapatkan.

"Kita serang markas Assassin malam ini dan ambil The Shroud. Codex akan diterjemahkan dan kita akan menyelamatkan dunia," ucap Ivory.

"Jadi kau setuju dengan rencana Templar?" tanya Herr Weishaupt.

Ivory mengangguk. "Tentu Herr. Jika kita bisa menghentikan kekacauan itu sekarang, kita bisa menyelamatkan masa depan dari sekarang. Keputusanku sudah bulat. Assassin tak boleh menyia-nyiakan kekuatannya."

Herr Weishaupt setuju lalu dia mengirim perintah kepada Von Zwack untuk mengumpulkan semua anggota Templar di Ingolstadt dan merebut The Shroud dari Assassin.

Semua anggoa Templar berkumpul di markas besar. Baldomero ada disana. Dia terkejut Ivory yang ragu dan ingin membuktikan sendiri justru mendukung Templar. Karena Ivory yang menemukan apple of eden, Baldomero berpikir dia sudah tahu sesuatu.

"Sesuai rencana, kita akan menyerang markas Assassin di Dresden yang lokasinya sudah Ivory ketahui. Ivory akan memimpin jalan lalu 4 orang menjadi penyerang terdepan. Itu Josef Melanon, Von Zwack, Adolph Freiherr Knigge, dan Ivory Kaspar. Sisanya bersembunyi untuk mengatasi serangan dadakan Assassin dan untuk mengejutkan mereka," ucap Herr Weishaupt.

Mereka semua setuju dan mulai berkemas untuk pergi ke Dresden.

Mereka semua setuju dan mulai berkemas untuk pergi ke Dresden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assassin's Creed: Umbilicus Telluris [AC x HARBARA] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang