ARABELLA

7 4 1
                                    

~happy reading ~

Revan Dhefin Adibrata
~selasa,21-juni-2022, 18.14 WIB

Di sini lain, seorang pemuda baru saja memasuki pekarangan rumah yg lumayan luas. Dia adalah Revan. Cowo blasteran itu berjalan sangat santai sehabis memarkirkan motornya.

"Assalamu'alaikum ma" salam nya

"Wa'alaikumussalam, wah anak cowo sudah balik. Kemana aja kamu. Baru pulang jam segini. Umi udh bilang kan pulang sekolah langsung pulang sayang. Jgn keluyuran" omel ibunda Revan, Syifa Kalea Lathifa. beliau sangat sadar bahwa putranya ini sangat gemar keluar rumah. Entah untuk bermain atau yg lain.

"Jgn marah² mama ku sayang. Tadi Revan ada urusan. Gak lama kok, cuma urusannya gak cuma satu saja." Jelas Revan. Ia sadar pulang jam segini membuat mama nya khawatir. Apalagi sepulang sekolah tadi ia tidak langsung pulang ke rumah.

"Yaudah sana kamu mandi. Terus turun makan. Jgn tidur dulu, makan dulu." Suruh Syifa.

Revan pun hanya mengangguk dan berjalan ke dalam kamar nya. Dia membuka pintu kamarnya dan duduk di atas kasurnya. Dia sadar dia salah. Kepergian kakak nya membuat kedua orang tuanya sangat amat sayang sama dia. Membuatnya menjadi prioritas utama mereka. Terkadang hal itu membuat dia teringan kakak perempuan nya itu.

Ting Ting Ting

Suara notifikasi dari handphone nya membuat lamunan Revan buyar. Ia mengambil hp nya dan melihat siapa yang telah menganggu aktivitas konyol nya itu.

Nial
Ikut gak?

                                                                            Mn?

Biasa.

                                                                               G

Ok.
Read

Ia memang sengaja tidak ikut. Takut mama akan merasa khawatir lagi.  Ia menyimpan handphone nya dan bergegas mandi, sebelum mama tercintanya mulai memarahinya lagi. Setelah selesai mandi, ia bergegas turun untuk makan malam bersama kedua orang tuanya.

                                      ****

Ruang makan keluarga Adibrata
~pukul 20.00 WIB

"selamat malam pa" salam Revan kepada ayahnya Gavin Adibrata

"Malam son" pria paruh baya itu menatap anak lelakinya itu. Sepertinya ia hbis berkelahi. Ada bekas kemerahan di bawah bibirnya. Tidak terlalu besar. Mungkin istrinya belum melihat itu. Jika tidak pasti sekarang anak laki-laki itu tidak akan di biarkan makan di meja makan.

" Ekhem" dehem Gavin sambil menunjukkan ujung bibir nya. Seperti menyuruh Revan menjelaskan tentang luka kecil itu

"Hm" pukul ringan Revan pada sudut bawa bibirnya, seperti menandakan bahwa ia hbis di pukul.

Sepetinya Gavin mengerti maksud Revan. Ia hanya mengangguk saja, dan tidak berani memberi tahu Istri nya. Ia tahu jika istrinya tau, pasti istrinya itu akan sangat khawatir. Ia tidak mau menganggu kesehatan nya. Setelah perginya anak perempuan mereka membuat ibu dua anak itu selalu khawatir sama anak laki-laki nya. Kecelakaan tunggal yang membuat kakak dari seorang Revan pergi untuk selama-lamanya. Dan kejadian itu terjadi di depan mata istrinya. Akibat nya sejak kejadian itu istri nya itu selalu khawatir jika Revan pulang terlalu malam, bukan apa², dia cuma tidak mau kehilangan anak nya untuk ke dua kalinya.

ARABELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang