Dara POV
Aku berjalan sendiri menyusuri super market ini, tujuan ku untuk membeli kebutuhan rumah. Aku tidak sendiri disini, tentu saja aku bersama suamiku tercinta. dia sedang pergi ketoilet dan katanya dia akan langsung menunggu di dekat kasir, karena disana tersedia tempat duduk untuk beristrirahat. Aku mengerti, karena Tian sudah lelah seharian bekerja di kantor. Padahal sudah aku bilang bahwa aku bisa sendiri, tapi Tian memaksa untuk ikut karena takut istri tercintanya ini diculik lelaki Hidung belang. ada ada saja suamiku itu.
Saat berada di rak kebutuhan wanita, aku tidak sengaja melihat orang yang sudah lama sekali tak bertemu. Rasa ragu menghampiriku, namun kuberanikan untuk menyapa nya terlebih dulu.
" Eva ? " ucapku sambil menepuk punndaknya.
" maaf, mbak siapa ya? " tanyanya sambil melihat bingung ke arah ku
" Eva, ini aku Dara. ihhh.. masa lupa sih " kataku sambil sedikit merajuk.
Dia tampak berpikir. dan tak lama dia tertawa sambil langsung memelukku
" hahahaa.. Daraaa.. sorry tadi aku cuman bercanda, kangen banget ngusilin kamu " katanya sambil terus memelukku.
kulepas pelukannya dan langsung ku pukul tangannya.
" kamu!! bikin kesel aja, setelah sekian lama ngga ketemu bukannya disapa malah dikerjain gini!. sebel aku sama kamu "
" maaf dehh... "
" hehee.. iya aku maafin. kamua apa kabar? tau-tau ngilang ngga ada kabar. kamu lupa punya sahabat cantik kayak aku gini?"
" kabar aku baik. maaf ya, awal masuk kuliah tas ku sempat di jambret, semua isinya ikut hilang, note telpon, handphone bahkan buku kuliah, semua kontak kamu ada di note telpon, jadinya aku ngga bisa hubungin kamu "
" ya ampun.. 10 tahun loh va, malah sekarang ngga sengaja ketemu disini"
" iya ya, takdir emang ngga ada yang tau"
" kamu sama siapa kesini ra? "
" oh, aku sama suami aku, tapi dia menunggu di dekat kasir, maklum, laki-laki paling males diajak belanja begini "
" whattt.. kamu udah nikah?? jahat bgt kamu ngga ngabarin aku"
" gimana mau ngabarin, kontak kamu juga ngga ada."
kami pun melanjutkan obrolan sambil belanja bersama. Oh iya, Dia adalah Eva Ferinda, teman yang bisa dibilang sahabat ku semasa SMA.
" eh, dulu sebelum kita lost contact katanya kamu punya pacar, siapa tuh, temen satu kelompok kamu dulu, sekarang masih smaa dia?" tanya ku penasaran.
Eva terlihat tersenyum malu
" kami sempat putus saat semester 3, karena aku harus iku papa ku pindah keluar pulau. tapi belum lama ini aku bertemu lagi dengannya"
" wahh, sepertinya ada yang CLBK nihh.. " kataku sambil menoel pipinya.
" Semoga saja aku masih berjodoh dengannya " jawabnya malu-malu.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Selesai berbelanja, aku berpamitan dengan Eva untuk pergi ke kasir, masih ada hal yang harus Eva cari, jadi aku pergi terlebih dahulu, kasihan suamiku menungguku ku sendiri,
" Tian, maaf ya lama, tadi aku ngga sengaja ketemu temen lama, jadi kesaikan ngobrol "
" kamuuu.. tadinya kalo 10 menut lagi kamu ngga muncul, mau aku samperin kedalem. aku takut kamu digondol sama brondong "
" apaan sih, receh banget deh kamu, hahaha"
" yaudah yuk kita pulang. "
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Eva POV
Saat aku berjalan kearah parkiran, tak sengaja aku melihat Dara bersama dengan seorang pria, pasti itu suaminya. Aku iri dengan Dara, dia sudah menemukan separuh jiwanya. sedangkan aku, masih terjebak dengan perasaan yang belum tuntas.
Saat pria itu menghadap kebelakang, aku kaget karena aku sendiri mengenal laki-laki itu. Tian, kamu kah suami Dara? seketika niat ku untuk berkenalan dengan suami Dara sirna karena tahu Tian lah orangnya,
Langsung aku masuk kedalam mobil ku agar Dara tidak melihatku. Aku melihat mereka keluar parkiran, dan aku masih duduk didalam mobil dengan perasaan yang kacau.
Baru saja aku merasa senang kalau aku bertemu dengan pujaan hatiku yang sudah beberapa tahun tak bertemu, tapi ternyata dia adalah suami sahabat ku.
Tetesan air mulai berjatuhan, sepertinya langit mengetahui perasaanku yang sedang kacau ini, seketika aku teringat bagaimana aku dan Tian bisa berpacaran
10 tahun lalu ...
" aku suka kamu, ngga,, aku cinta kamu va. kamu mau ngga jadi pacar aku?"
kata seorang remaja yang baru saja selesai masa orientasi di kampus. Masih dengan atribut yang menempel pakaiannya, dia menyatakan perasaannya kepada seorang gadis yang tak lain adalah teman satu kelompoknya saat orientasi.
Si gadis hanya terdiam, tidak tau harus menjawab apa. laki-laki yang menjadi teman satu kelompoknya itu menyatakan perasaannya.
" gimana eva? kamu mau kan? " tanya sang laki-laki dengan wajah penih harap.
Eva mengangguk. melihat jawaban yang diberikan Eva, Tian langsung tersenyum dan memeluk Eva. "mulai sekarang, kamu pacar aku"
Eva masih mengingat jelas kejadian 10 tahun lalu tersebut. Senyum malu terukir di bibirnya. Dia masih merasa hal itu baru terjadi kemari. tapi nyatanya sekarang sudah berubah. Mereka hanya terhubung oleh masalah pekerjaan. Sempat terlintas di pikiran Eva untuk memulai kembali jalinan cinta yang pernah mereka rajut dulu. Namun, itu tidak lagi mungkin karena sang pujaan hati telah dimiliki orang lain.
" Seandainya aku datang lebih cepat. mungkin sekarang kita akan bersama "
Author POV
Suasana di kediaman Tian dan Dara sedikit memana. Bu Dian atau ibunya Tian datang berkunjung. seperti biasa dia mulai menyinggu masalah Dara yang belum memberikan dia cucu.
" jadi kapan kalian mau ngasih mama cucu? " kata bu Dian dengan wajah yang terlihat marah
" sabar dong mah, kita juga lagi usaha kok" kata Tian tenang, Dara hanya bisa tertunduk disamping Tian. Tian yang melihat istrinya pun merasa sedih, digenggamnya tangan istrinya untuk menguatkannya.
" Mama curiga Dara mandul. udah periksa belum sih? " kata Dian dengan tenang sambil melihat sinis kearah Dara
" MAMA!! JAGA UCAPAN MAMA" Tian marah, bahkan dia meninggkan suara nya untuk menjawab mamanya. Dara hanya bisa menahan tangis sambil menggigit kuat bibirnya.
" maaf ma, Dara belum bisa jadi menantu yang sempurna " kada Dara dengan suara parau. Dara pun berlari ke kamar meninggalkan Bu Dian dan Tian.
" mama kali ini udah keterlaluan. Anak itu titipan Tuhan, bukan seperti barang yang mau kita beli seenaknya! mama ngga pernah jaga perasaan Dara. Dara kurang apa sih ma? dia pernah jahat sama mama? pernah ngga nurut sama mama? apa ma??" tanya Tian tak habis pikir dengan pikiran sang ibu.
" kurangnya dia cuman satu. belum kasih mama cucu. mama cuman mau cucu. " katanya sambil membentak Tian.
" mama capek kesini selalu dapat jawaban yang sama! mama udah capek! mama mau pulang. " kata Bu Dian sambil mulai berjalan kearah pintu.
" Tian, lebih baik kamu cari istri baru. mama udah ngga tahan denger omongan temen arisan mama tentang istri kamu yang ngga bisa kasih mama cucu "
Tian yang mendengar kata-kata itu keluar dari bibir ibunya merasa kaget juga tak percaya. Ibunya hari ini benar-benar keterlaluan.
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We?
RomanceSemua hal yang terjadi adalah sebuah suratan takdir, Tapi seperti nya Takdir ini bukan apa yang aku ingin kan? lalu apa yang harus aku lakukan?