Dara POV
Semua orang bertepuk tangan, sambil meneriakkan kata selamat kepada ku dan juga Tian. Ya, dia Septian Matasik, suamiku, hanya milikku. Kami berpacaran selama dua tahun, selama kami berpacaran, dia menunjukan bahwa dia adalah sosok lelaki yang baik, dan pengertian. Siapa perempuan yang tidak akan jatuh hati padanya, dengan penampilan yang menawan, memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang Arsitektur di salah satu perusahaan terbesar di Asia, membuat dia menjadi lelaki yang sempurna untukku, jangan iri ya kalian hehe.
Setelah pengucapan janji selesai, dia menatap mataku, lama kelamaan kulihat wajahnya semakin mendekat, sampai aku merasakan nafasnya yang berada di depan wajahku. Apa yang bisa aku lakukan selain memejamkan mataku? Kurasakan bibirnya yang menyentuh bibirku, sebuah kecupan dalam yang membuat hatiku bergetar . Diiringi suara riuh tepuk tangan dari para tamu undangan, hanya sebuah kecupan, tanpa ada lumatan seperti biasa dia menciumku, bukan, ini bukan ciuman pertama dengan dengannya.
" Hai Tian, sampai kapan kau akan menciumnya, istrimu butuh bernapas!"
Teriak Ando yang tak lain adalah sahabat Tian. Sungguh, aku malu, tapi Tian malah memberikan senyuman yang sangat lebar kepada Ando.
" Bilang saja kau iri " teriak Tian tak kalah keras.
Semua tamu undangan pun tertawa dengan kelakuan kedua orang itu. Aku hanya bisa bersembunyi di dada Tian karena malu.
" Jangan malu sayang, perlihatkan wajah bahagiamu kepada semua orang "
" Aku malu Tian, kenapa kau berteriak seperti itu "
" Hei Ando, gara-gara kau istriku jadi malu "Teriak Tian lagi yang membuat pipiku tambah merah.
~~~~~
5 THN KEMUDIAN
~~~~~Semua berjalan lancar, kehidupan yang indah, ekonomi yang berkecukupan, dan suami yang sangat menyayangiku. Meski masih ada yang kurang, ya, aku belum dikarunia anak . Entah, Tuhan menguji ku atau apa, sudah kulakukan berbagai cara agar bisa segera mendapatkan momongan, sampai aku harus rela berhenti bekerja karena saran dari dokter dan orang terdekat ku.
Semua mulai berubah, mami selalu saja membahas tentang anak. Aku tau, mami ingin segera menimang cucu, tapi Tuhan belum berkenan memberikan anak untuk kami, aku hanya bisa bersabar dan berdoa agar menambah kadar kesabaran ku.
Entahlah, setelah mami mendesakku aku menjadi lebih murung. Aku selalu kepikiran kata-kata mami. Sampai aku tidak sadar ada yang mencium pipi ku. Ia, dia Tian." Kenapa sih sayang? Akhir-akhir ini aku lihat kamu sering ngelamun, ada apa sih? Cerita dong " Ucapnya sambil melingkarkan tangannya di pinggang ku. Aku menatap matanya, dia tidak berubah, dia tetap memberikan senyum manisnya kepada ku. Dia tetap memberikan cintanya kepada ku, dan aku yakin itu.
" Bukan apa-apa, aku hanya berpikir belum bisa membahagiakan mami. Aku.. " Tiba-tiba Tian membungkam mulutku dengan ciumannya yang manis. Aku hanya bisa memberikan apa yang dia mau. Ciuman yang awalnya terasa manis kini berubah menjadi sedikit panas. Tangan dian sudah berada dibelakang kepalaku untuk lebih dalam lagi menciumku. Aku memukul dadanya saat pasukan oksigen ku mulai menipis, dan dia melepas ciumannya.
Mata kami saling menatap, tatapannya sangat dalam.
" Jangan diambil hati omongan mami, mami hanya iri kepada teman-temannya. Dari pada kamu galau terus, mending kita usaha sekarang " Ucapnya sambil menaikkan kedua alis matanya. Kalo sudah begini aku tidak bisa menolak permintaan nya, lagian kalo menolak dosa hukumnya.
Tian mulai membawa tubuhku dalam gendongannya, dan dia membawaku menuju kamar.
Kalian tau kan apa yang habis ini terjadi? Kalian bisa bayangkan sendiri🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Mataku terasa berat, hah.. Melelahkan sekali harus meladeni Tian, aku melihat tangan yang melingkar di pinggang ku, serta terasa hembusan nafas lembut disamping telingaku. Aku membalikkan badanku dan langsung disambut wajah imut dan polos Tian yang sedang tertidur. Meskipun usianya sudah mau kepala tiga, tapi Tian masih tetap keliahatan imut.
Ok Dara, sudah cukup menikmati ketampanan suamimu. Kumulai melepas lilitan tangannya di pinggang ku. Aku langsung mandi dan mulai aktivitas pagiku untuk membuatkan Tian sarapan dan juga menyiapkan segala keperluannya untuk pergi ke kantor.Sudah pukul 06.30 , saatnya membangunkan bayi raksasa yang masih setia dengan mimpinya. Aku masuk ke kamar dan mendapati dia masih tidur dengan selimut yang hanya sampai sebatas pinggangnya. Sudah berulang kali aku membangunkan bayi raksasa ini tapi masih tidak bangun juga, aku sudah lelah, kuputuskan untuk menyiapkan air hangat untuk Tian mandi. Tapi saat aku mulai berdiri, ada tangan yang menarik ku hingga aku terjatuh diatas tubuh Tian, dan yang lebih membuatku kaget adalah Tian langsung membungkam bibir ku.
" Morning kiss sayang " Dengan mata yang masih terpejam. Aku hanya bisa menggulirkan kedua bola mataku.
" Hei, ini sudah siang, nanti kau akan terlambat pergi ke kantor "" Tapi aku masih ngantuk sayang " Katanya dengan wajah sok imutnya. Aku hanya bisa terkekeh melihat tingkat imutnya.
" Ayo, katanya kau ada janji bertemu dengan client pagi ini " Tanyaku
Setelah mendengar kata janji bertemu dia langsung bangun dan lari ke kamar mandi. Aku hanya tertawa melihat dia yang terburu-buru masuk kamar mandi.
TBC
Thanks gaes udah mau baca ceritaku yang baru ini
Semoga kalian suka yaaa jangan lupa kasih bintang dan kasih komentar kalian disini..
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We?
RomanceSemua hal yang terjadi adalah sebuah suratan takdir, Tapi seperti nya Takdir ini bukan apa yang aku ingin kan? lalu apa yang harus aku lakukan?