Hai gengss ketemu lagi yaa?
Lagi apa kalian?
Udah siap belum untuk baca?
Oke-oke, sebelum itu mau nanya darimana aja nih?
Vote dulu. Aku benci sider huh!
Sehat-sehat ya semua!!
Pagi ini, terasa sangat dingin. Entah emang beginilah cuaca kota atau kebetulan, Riza dapat merasakan bahwa suhu udara disini berkali-kali lipat dengan yang ia rasakan saat pagi hari di desa.Gorden jendela tersibak, membuat cahaya matahari yang awalnya bersembunyi di baliknya perlahan memancarkan sinar terang di sekeliling kamar bernuansa baby blue ini.
Pukul 06.00 merupakan saat-saatnya para warga kota bergegas untuk berangkat beraktivitas. Kemacetan terlihat jelas dari jauh, suara klakson menjelaskan ketidak sabarannya manusia untuk menuntaskan tugas harian mereka.
Lagu bernuansa klasik sedang berputar di kamar ini. Grub band westlife adalah band klasik favorit Riza. Suara-suara lembut dari 5 lelaki itu mengalun indah di telinga.
Lagu my love sedang berputar. Riza menguncir rambutnya menjadi kuncir kuda lalu berjalan mengambil sisir yang ia letakkan di meja rias nya.
"And oh, my love~"
"I'm holding on forever~"
Seakan terbawa alur melodi indah yang terlantun, perlahan tubuhnya membawa Riza ke atas kasur guna melancarkan konser dadakan yang sedang ia adakan.
"So, I say a little prayer~
And hope my dreams will take me there~
Where the skies are blue~
To see you once again, my love~
Overseas, from coast to coast~
To find a place I love the most~
Where the fields are green~
To see you once again~
My love~"Saking asiknya, Riza mengeraskan volume ponsel menjadi full dan meninggikan suaranya. Seakan lupa waktu sudah bermenit-menit berlalu, dirinya masih tak bergeming dari aktivitasnya ini.
Karena kegaduhan yang terjadi di kamarnya, membuat mbok Yaya yang sedang menyiapkan keperluan rumah terganggu.
"RIZAA, ASTAGHFIRULLAH SUARA APA ITU!" Teriak mbok Yaya seraya berjalan menghampiri kamar Riza.
Suara yang keras menulikan Riza akan panggilan mbok Yaya. Ketika sedang melompat-lompat diatas kasur, tiba-tiba ia dibuat terkejut karena dobrakan kuat dari pintu luar. Dengan segera ia mengecilkan volume ponsel dan kemudian melompat turun dari kasur. Karena lompatan mendadak itu, membuat kakinya terasa terkilir.
"Aduuh," Ringisnya. Spontan dirinya terduduk di lantai dan memijat-mijat lutut hingga pergelangan kakinya.
"Bentar mbok!" Teriaknya diiringi ringisan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIZA: si gadis desa (Hiatus)
Teen FictionBerpindahnya gadis desa ke kota adalah suatu musibah yang besar. Keadaan ekonomi di kota sangatlah jauh berbeda dengan keadaan ekonomi di desa. Bisa saja mereka mengaggapmu rendah, atau bahkan mereka akan menjadikanmu seorang babu. Maka bersiap-sia...