Bagian 18

317 46 3
                                    

Taehyung memberi tanda pada anak-anak untuk tetap dibawah. dia akan menenangkan Jisoo terlebih dahulu. merasa mengerti Hyunsuk membawa adik-adiknya ke dapur.

"okey karna suasana sedang tidak bagus kita bikin sesuatu buat bunda gimana?" tanya Jaemin

"ide bagus a'jem" jawab Lia semangat

"ayok kita lihat ada bahan apa di kulkas" seru Junkyu

mereka beregegas menuju kulkas dan memilih bahan makanan apa yang bisa mereka buat setelah setengah jam memilih ahirnya mereka memutuskan untuk membuat mie rebus dan telur. mereka tidak bisa memasak jadi yah yang gampang aja:')

Hyunsuk menyadari sesuatu, adik bungsunya dan orang baru dari tadi hanya diam dengan pikiran entah kemana.

"kenapa?" tanya Hyunsuk seraya merangkul bahu keduanya

mereka berdua yang kaget hanya menatap Hyunsuk lalu menggeleng. baiklau Hyunsuk  mengerti, mereka membutuhkan ruang untuk berdamai dengan pikiran masing-masing.

dikamar Jisoo, Taehyung masih terus menenangkan wanitanya itu. Taehyung tau banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. dan dia hanya bisa meminta pada Tuhan agar segera menyatukan mereka. Taehyung hanya ingin membahagiakan Jisoo dan anak-anaknya. sudah cukup penderitaan mereka selama ini.

"sudah lebih baik,hm?" Taehyung bertanya saat dirasa tangisan Jisoo mulai mereda.

Jisoo masih betah membenamkan wajahnya di dada Taehyung, entah sejak kapan tapi pelukan Taehyung sangat menenangkan untuk Jisoo.

Taehyung menggoyangkan badan Jisoo dan sedikit menjauhkan wajah wanita itu dari dadanya untuk melihat keadaan Jisoo, karna tidak ada pergerakan sama sekali. Taehyung tersenyum gemas melihat Jisoo sudah memejamkan mata dengan nafas yang begitu teratur, Jisoo tertidur dipelukan Taehyung.

dengan hati-hati Taehyung mengendong Jisoo ala bridal dan ditidurkan diranjang dengan sangat hati-hati. dirasa Jisoo sudah sangat pulas, Taehyung memutuskan untuk turun dan memberitahu anak-anak bahwa semuanya baik-baik saja.

"sudah jangan menangus Yujin, ini bukan salahmu atau orangtuamu, om Taeyong pun tidak bersalah, berhenti menangis Yujin" Lia mencoba menenangkan Yujin yang menangis karna merasa bersalah pada Jisoo

"ada apa sayang?" Taehyung bertanya pada Lia yang masih memeluk Yujin

Lia menatap Taehyung dan meminta tolong untuk menenangkan Yujin. Taehyung yang mengerti dengan kode Lia melangkah mendekati mereka berdua, saat sampai dia mengelus pucuk kepala Yujin

"anak cantik sudah yah, semua baik-baik saja. tante Jisoo hanya lelah tuh dia tidur diatas" ucap Taehyung

hening, tiba-tiba

"wah bau apa nih wangi sekali, bau mie rebus dan telor sepertinya. apa kalian memasak?" tanya Taehyung

"alamak mie nya mengembang!!" teriak Jaemin heboh

mereka langsung berlari ke meja makan untuk melihat keadaan mie yang sudah mereka buat. beruntung mienya masih bisa mereka makan. mereka semua sudah duduk dengan damai dimeja makan.

"kemarikan piringnya biar om yang membagi mienya" ucap Taehyung

mereka berebut untuk mendapatkan mie bagiannya dari Taehyung. setelah mendapat bagiannya masing-masing mereka dengan khidmat menyantap mie rebus itu. 10 menit berlalu mereka telah selesai makan.

"kumpulkan piringnya jadi satu, biar om yang cuci karna om gaikut masak tadi"

"tapi om Haruto dan Yujin juga tidak ikut masak tadi, kalian berdua bantu om Taehyung yah kita keruang tv dadaaah" seru Junkyu

ditempat cuci piring muka sembab Yujin dan mata merah Haruto mengusik hati Taehyung.

"ada yang ingin kalian tanyakan?" ucap Taehyung

mereka menoleh kearah Taehyung dan kembali berkaca-kaca.
selesai mencuci piring Taehyung membawa keduanya kembali duduk dimeja makan. dengan Taehyung yang duduk ditengah mereka.

"dengarkan om baik-baik, semua yang terjadi di dunia ini adalah takdir, kehendak Tuhan tidak bisa kita ubah tidak bisa kita kontrol sesuai keinginan kita, semuanya sudah tertulis digaris takdir. Yujin sayang berhenti menyalahkan dirimu sendiri karna seperti yang om katakan ini adalah takdir" mengelus pucuk kepala Yujin dan memberikan senyuman hangat. Yujin mengangguk dan memberikan pelukan singkat pada Taehyung

"terimakasih om, Yujin akan membyat bunda Jisoo senyum lagi" ucap Yujin, kemudian ia berlari keruang tv. ah dasar anak-anak moodnya mudah sekali berubah.

Taehyung menghadap Haruto, mengangkat wajah tampan itu untuk menatapnya, air mata terjun dengan mulus ke pipi Haruto. dengan sigap Taehyung memeluk Haruto.

"Haruto dengarkan om, bunda itu sangat kuat dari dulu sudah banyak mendapatkan ujian berat dari Tuhan, tapi lihat bunda tetap bertahan dan kuat sampai saat ini. Haruto tau apa alasan bunda bertahan?" dalam pelukan Taehyung, Haruto menggeleng

Taehyung menyudahi pelukan dan memegang bahu Haruto. menatap mata sembab itu dengan lembut.

"Kau dan kakak-kakak mu lah alasannya, dia kuat karna kalian, kalau kalian rapuh dia juga akan rapuh dia tidak akan bisa bertahan lagi. sayang om sangat paham perasaan kalian karna om sendiri sebatang kara di dunia ini. manusia datang dan pergi itu adalah hal yang biasa. sudah hukum duniawi begitu. sekarang tegakkan kepala Haruto buktikan bahwa Haruto akan menjadi tembok kokoh untuk bunda"  dengan tenang Taehyung memberikan pengertian pada Haruto.

dalam hati Taehyung sudah sangat ingin meminang Jisoo, namun masih terhalang oleh keputusan Jisoo yang masih takut untuk menikah lagi, bayang-bayang Yunhyoung masih ada. tapi kali ini Taehyung akan benar-benar melamar Jisoo. dia sudah sangat yakin dengan keputusannya kali ini.

Si Cantik Janda KembangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang