Bagian 19

288 46 2
                                    

Taehyung menuju kamar Jisoo, membuka pintu dengan hati-hati. ini tekadnya, bagaimanapun hasilnya nanti dia harus mengajak Jisoo sekali lagi.

dilihatnya tempat tidur yang kosong dan berbarengan dengan seseorang yang membuka pintu kamar mandi

"astaga!! Taehyung!!" Jisoo terlonjat kaget melihat Taehyung dikamarnya

Taehyung hanya menyengir kuda, ah untung Jisoo sudah memakai pakaian lengkap, batinnya.

"ada apa? dan kau bau mie, apakah sudah makan dengan anak-anak?" tanya Jisoo, Taehyung hanya mengangguk lantas membawa Jisoo untuk duduk ditepi ranjang

"Jii, aku ingin mengatakan sesuatu, jangan potong ketika aku berbicara, dengarkan semuanya baik-baik. okey?" Taehyung meminta persetujuan, lantas dibalas anggukan oleh Jisoo

Taehyung memejamkan matanya, menetralkan detak jantungnya yang entahlah seperti sedang di club malam. sekian detik, ia membuka mata, menatap mata indah wanita di depannya. tatapan penuh perasaan Taehyung berikan untuk Jisoo, di genggamnya kedua tangan Jisoo

"Jisoo, maaf kalau ini terkesan aku memanfaatkan situasi dan bahkan tidak melihat kondisimu yang cukup lelah hari ini, kau tau Jisoo, dari waktu kita sekolah dulu aku sudah mengejarmu bahkan sempat baku hantam dengan beberapa laki-laki termasuk Yoyo, meskipun pada saat itu kau lebih memilih Yoyo karna sifatnya yang lemah lembut. Jisoo aku bahkan sudah melihat setengah dari hidupmu, semua lukamu aku turut merasakannya, kesedihan anak-anakmu pun aku ikut merasakan itu. aku sering mengatakan bahwa aku sangat ingin membuat hidup kamu dan anak-anak menjadi lebih baik dari ini, membawa kalian dalam kehidupan yang bahagia. aku sudah tahan melihat kalian menangis lagi, bukan aku lelah tidak sama sekali, aku hanya merasa sudah cukup tangisan kalian. mari tertawa mari bahagia bersama" Taehyung menjeda kalimatnya menghirup oksigen sebanyak banyaknya. menghapus air mata yang menetes dipipi Jisoo

tangan Jisoo bergerak menghapus jejak air mata Taehyung, mencoba menetralkan seluruh emosinya, emosinya sedang tidak stabil saat ini.

"Jisoo, aku tau ini terkesan buru-buru dan sangat amat tidak romantis bahkan terkesan tidak niat" menjeda sebentar "Kim Jisoo, maukah engkau menikah denganku?" pinta Taehyung masih dengan menatap mata cantik Jisoo.

hening beberapa saat, sampai akhirnya Haruto masuk disusul dengan yang lain. Jisoo melihat mata anak-anaknya yang sembab, apakah mereka mendengar semuanya? apakah mereka tidak setuju? apakah mereka marah? rentetan kalimat dalam hati Jisoo

mereka mengelilingi Jisoo dan Taehyung, Haruto dan Lia memeluk Jisoo dari belakang, Junkyu dan Jaemin memeluk Taehyung dari belakang juga, sedangkan Hyunsuk berjongkok dibawah menggenggam tangan keduanya erat, dan Yujin ada dibelakang Hyunsuk.

"ndaa" panggil Hyunsuk, menatap dalam mata bundanya.

"om Taehyung sudah meminta ijin pada kami tadi, kami sudah memberikan restu, kami sangat amat bahagia atas itu nda, tapi semuanya terserah pada nda, keputusan ditangan nda, kami akan mendukung apapun keputusan yang nda ambil" Hyunsuk berkata dengan sangat hati-hati, mencoba menahan air mata yang akan keluar, sedangkan adik-adiknya yang lain sudah kembali menangis dalam diam.

Jisoo melihat kearah mata Taehyung yang sedari tadi menatapnya, dia tau sudah terlalu lama mendiamkan perasaan laki-laki hebat di depannya ini. terhitung sudah 15tahun lebih Taehyung menunggunya dengan sabar. Jisoo tidak ingin menambah luka lagi dihidup pria itu. menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan

"Taee, terimakasih sudah mau menunggu aku, maaf karna selama ini hanya luka yang aku berikan, maaf karna aku sangat egois soal perasaanmu, terimakasih sudah mau menerima aku dan anak-anakku. kami berhutang banyak padamu selama ini. dilubuk hati yang paling dalam namamu sudah ada sejak dulu sebagai seorang sahabat yang sangat aku butuhkan" menjeda kalimatnya, melihat Taehyung yang tersenyum hambar.

"tapi, sekarang perasaan itu sudah berubah entah sejak kapan, aku melihat kamu bukan sebagai sahabat lagi Tae, lebih dari itu. dari awal kepergian Yoyo yang aku inginkan hanya kebahagiaan anak-anak, dan saat mereka bersama kamu, aku bisa melihat pancaran bahagia itu Tae. maaf Taehyung" Jisoo menunduk, Taehyung mencoba mengontrol dirinya, tidak apa-apa bisa dicoba lain kali, batinnya

"Jii.. tidak ap-" ucapan Taehyung terpotong karna Jisoo menutup bibir Taehyung dengan telunjuknya tanda ia belum selesai bicara

"maaf karna selalu merepotkanmu, maaf karna tidak ada alasan untuk aku tidak menerima lamaran kamu Tae" ucap Jisoo seraya tersenyum cantik kearah Taehyung

Si Cantik Janda KembangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang