Equivocal; Prolog

2 2 2
                                    

Gadis itu melangkah dengan kepala tertunduk, hingga tanpa dia sadari dia menabrak punggung seseorang. Dia mengangkat kepalanya sedikit mendongak, melihat siapa yang dia tabrak, laki-laki. Tentu saja dia tidak mengenalinya karena dia hanya tahu satu murid di sekolah ini, temannya.

"Maaf" ucap gadis itu sambil menundukan kepalanya lagi lalu berjalan melewati laki-laki itu. Sedangkan laki-laki itu hanya memandanginya yang berjalan menjauh, 'aku tak akan melihat senyumannya lagi' pikir laki-laki itu ketika melihatnya pergi.

Gadis itu masih terus melangkahkan kakinya di koridor dengan kepala yang masih tertunduk. Entah karena pikirannya yang sedang kacau, bukannya berjalan ke arah kelas gadis itu malah berjalan menuju area belakang sekolah. Dia hanya berjalan tanpa tau arah, sampai seseorang menarik tangannya dan mendorong tubuhnya ke dinding, sepertinya dia memasukan dirinya ke kandang serigala.

"Duit Lo mana?" tanya laki-laki itu sambil menekan bahu gadis itu dengan keras.

"Gak ada" ucap gadis itu dengan penekanan dan tatapan mata yang awalnya sendu sekarang berubah tajam.

"Lo!" bentak laki-laki itu, walaupun pada awalnya sedikit terkejut melihat perubahan gadis yang biasanya dia palak ini.

"Pegang tuh cewek dan ambil tasnya!" ucap laki laki kepada teman-temannya.

Di saat mereka ingin memegang kedua tangan gadis itu, dia malah memelintir tangan mereka hingga mereka menjerit kesakitan. Marah akan apa yang gadis itu lakukan pada teman-temanya membuat laki-laki itu mendorong tubuh kecil itu dengan keras hingga membentur dinding dan terjatuh. Laki-laki itu berjalan mendekat, menyamakan tingginya dengan , dan ingin mencengkram wajah gadis itu, tetapi tangannya langsung di tepis olehnya.

"Jangan sentuh wajah Gue dengan tangan kotor Lo itu" ucapnya sambil mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku roknya yang entah sejak kapan ada disitu.

"Wow! Santai" ucap laki-laki itu sambil memundurkan langkahnya dan mengangkat kedua tangannya keatas. Mata itu lagi hanya saja yang ini sedikit berbeda, terlihat sepenuhnya seperti orang yang berbeda, tatapan membunuh itu sangat berbeda dengan tatapan takut yang biasa dia dapatkan.

"Mau mainkan?" ucapnya sambil memainkan pisau di tangannya.

Gadis itu perlahan berdiri lalu mengangkat kepalanya menatap tiga orang yang berada di hadapannya. Dia melangkah maju mendekati laki-laki yang mendorongnya tadi sambil memutar-mutar pisau di tangannya. Dia mengangkat wajah laki-laki itu dengan pisaunya sambil tersenyum.

"Takut hm?" tanya gadis itu tapi tak ada balasan dari mereka.

Gadis itu menurunkan pisaunya, berbalik mengambil tasnya yang tergeletak di tanah dan memasangkan satu tali ranselnya di bahu kiri. Dia berbalik lagi melihat tiga orang yang tak bergeming dari tempatnya itu. Gadis itu tersenyum tipis sambil memainkan pisaunya, berjalan melewati mereka tapi salah satu dari mereka memegang tangannya.

"Lo! Jangan kurang aj- AKHH!" belum selesai dia berbicara, gadis itu langsung berbalik dan menggoreskan pisaunya pada lengan laki-laki itu. Dan sepertinya itu terlihat dalam.

"Kan udah Gw bilang, jangan sentuh Gw" ucap gadis itu dengan penekanan di setiap katanya, lalu beranjak pergi.

~<o0o>~

Welcome to my new story~

Hope u enjoy it~

-kamis, 16 februari 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EquivocalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang