The Real Beauty

2.5K 53 2
                                    

'Cause you're a dangerous, dangerous
A dangerous beauty
So plainfully plain to us
You're doing your duty

____

Rintik-rintik hujan masih turun diluar— membasahi gang kecil dibalik kaca besar kafe.

            Aku menghirup udara disekitar teh panas yang belum kusentuh sedari tadi. Kemudian menghembuskannya hingga menimbulkan lingkaran-lingkaran uap putih kecil dari mulutku. Hari dingin yang buruk. Diluar sana hujan masih terus turun sejak tadi pagi. Membuat genangan-genangan air di jalanan gang diluar sana. Di gang depan kafe yang sedang kutempati terlihat tidak begitu ramai. Orang-orang yang sebelumnya hilir mudik berjalan keluar masuk losmen-losmen kecil yang berada di gang ini— langsung menghambur menyembunyikan diri mereka ke tempat kering yang teduh begitu hujan datang mengguyur. Di dalam kafe ini juga terdapat beberapa orang-orang yang sedang berteduh, istirahat makan siang, nongkrong sepulang sekolah dan banyak lagi. Mereka kebanyakan duduk di kursi panjang di dekat pintu atau meja kasir. Sedangkan aku sendiri? Aku duduk memojok di sudut kafe, bersandar kearah kaca besar dengan tulisan bercetak Danforth Wales— memandang jalanan gang yang basah diluar sana dengan pandangan kosong. Memikirkan banyak hal. Terutama gadis itu.

            Gadis yang sangat kucintai tetapi dia tidak mencintaiku.

            Ya. Dialah gadis itu, gadis cantik yang cukup mudah menjadi milikku tetapi sangat sulit untuk dipertahankan. Lalu dengan mudahnya dia pergi dariku, bahkan dia dapat melupakan semua kenangan-kenangan kami dan pergi dengan pria lain. Ya, hubungan kami telah berakhir sejak satu tahun yang lalu. Dialah yang memutuskannya. Banyak yang mengatakan para gadis-gadislah yang selalu merasa sakit dan sulit untuk melupakan rasa sakit mereka. Tetapi mereka semua salah! Mereka tidak tahu, mereka semua tidak mengerti betapa sulitnya bagi seorang pria untuk menghilangkan bayangan-bayangan kenangan indah akan kekasihnya dahulu. Mereka tidak mengerti! Dan terutama gadis itu.

            Aku disini. Aku menunggunya. Aku selalu menunggu di sini, dan percaya bahwa dia akan datang dengan senyumannya serta menyambutku lagi sama seperti dua bulan yang lalu. Padahal aku sendiri menyadarinya,

            Im waiting for nothing.

____________________

            I was wrong in that day
            I've been hypnotized
            by your fake enchantment

            Satu tahun tiga bulan yang lalu. Disaat itu adalah tahun ajaran baru SMA Akademi Houston, Itu adalah bulan Mei. Satu bulan penuh yang digunakan untuk penerimaan murid baru, pindah sekolah, dan pengurusan administrasi untuk kenaikan kelas. Satu bulan yang sangat biasa saja menurutku— sampai gadis itu datang. Aku ingat betul. Disaat itu aku masih berada dalam dua setengah tahun di Houston. Tinggal satu tahun terakhir dan aku akan lulus masuk ke Dallas University atau Highwest Greek Academy. Aku menghembuskan nafas panjang sembari membereskan loker untuk murid kelas dua yang akan masuk belajar seperti biasa mulai besok. Karena hari ini merupakan hari terakhir bulan Mei.

            Para siswa kelas tiga masih membereskan loker-loker mereka. Memastikan tidak ada yang ketinggalan dan mengepaknya untuk dipindahkan ke loker kelas tiga. Beberapa anak ada yang sedang mencopot stiker-stiker di loker mereka, bahkan ada juga yang sampai mengelapnya agar bersih. Biasanya hanya murid-murid culun dan kutu buku lah yang melakukannya. Sedangkan anak-anak terkenal seperti anggota gengnya Tristan Mason lebih senang menghabiskan waktu mereka di kafetaria dan mengancam anak-anak culun agar membereskan isi loker mereka dan mengepaknya ke lantai atas.

            Dan bagaimana denganku?

            Aku bukan salah satu kumpulan anak-anak nerds atau bukan pula salah satu anggota geng Tristan. Namaku Nathaniel Angelo. Seorang siswa kelas tiga yang benar-benar tidak mencolok atau terkenal. Sangking tidak mencoloknya, aku hampir-hampir tidak terlihat bagi banyak anggota geng atau nerds.

            Only invisible person.

            Hari itu telah berlalu. Dan keesokannya kami pindah ke lantai atas. Mendapatkan jadwal kelas matematika dengan Pak Newston. Belajar di kelas yang biasa saja. Dan untungnya aku tidak mendapat satu kelas dengan geng-geng aneh itu. Begitulah. Jam pertama hari itu berlangsung biasa saja sampai akhirnya dia datang sebagai murid baru.

            Itu adalah jam makan siang. Aku dan Jared— teman baikku di kelas dua. Mendapatkan jam istirahat bersama. Kami sama-sama tidak bernafsu untuk makan di kafetaria dan memutuskan untuk jalan-jalan ke koridor kelas dua. Barangkali Jared mau menggebet satu atau dua murid baru di kelas dua. Dan itu benar. Dia masuk ke ruang loker cewek-cewek kelas dua dan langsung menggoda mereka dengan sebutan, “Hello Sweethearts.” Sehingga cewek-cewek disan berteriak dan menyorakinya dengan senang. Dan aku muak dengan itu. Maka aku memutuskan untuk duduk di luar.

            “Aku akan menunggu diluar Jars.” Kataku tegas. Tetapi dia tidak mempedulikannya sehingga dia masuk dan langsung disambut cewek-cewek itu.

            Aku merasa hidupku benar-benar akan terus membosankan jika terus seperti ini. Aku benci ini. Aku menutup mataku sejenak. Menunggu rasa letihku hilang. Kemudian disaat aku membuka mata, tatapanku langsung tertuju kepada seorang gadis cantik berambut orange kepirangan indah. Dia berdiri setengah bersandar pada dinding menuju pertigaan ke lorong olahraga yang sepi. Kulitnya mulus tanpa cacat. Wajahnya yang cantik bagaikan boneka. Kedua mata dengan iris coklat terangnya yang jernih menampilkan pandangan sendu tidak bersalah. Disaat itu aku langsung menyadari bahwa aku telah jatuh cinta padanya.

            Dia begitu— sempurna.

            Jantungku berdetak lebih cepat. Aku merasa dia akan menoleh ke kanan dan melihat kearahku. Meskipun saat itu dia sama sekali tidak melihatku, bahkan aku yakin bahwa dia juga tidak merasakan bahwa aku ada disini. Aku membayangkan kalau dia akan menoleh dan menyapaku, mengenalkan dirimu dan bertanya tentang diriku sendiri. Tetapi bayanganku langsung terbuyarkan dan hancur begitu melihat seorang pria datang menyapanya. Senyumannya mengembang kemudian dia membalas menyapa pria itu. Tanpa menyadari jika aku menatapnya dari kursi yang berjarak enam meter di dekatnya.

            “Oh hey!” sapa gadis itu. Suaranya indahnya terasa bergema di kepalaku.

            “Ada yang dapat kubantu nona?” Tanya Pria itu berjalan mendekat dengan senyuman penggoda khasnya.

            Gadis itu mengeluarkan sebuah map coklat kecil dari tasnya, “aku murid baru disini. Kau kenal Mrs. O’Learne? Bisakah kau menunjukkan ruangannya padaku?”

            “Oh sure.” Pria itu menjawab. “Tetapi akan lebih baik jika aku tahu namamu. Jadi siapakah namamu?”

            “Michelle De Rue.” Jawabnya lembut. Kemudian dia menggandeng tangan Pria itu. “Kau sendiri?”

            “Oke. Aku Tristan Mason.”

            Kemudian mereka berdua berjalan pergi sembari bergandengan tangan. Tetapi kedua mataku masih terus menatap mereka lekat-lekat sampai mereka menghilang berbelok ke tikungan. Aku tidak percaya ini. Aku mengetahui namanya sekarang. Dia adalah Michelle De Rue, seorang gadis pindahan. Dan dia telah pergi sekarang. Bersama seorang pendiri geng terkenal. Tristan Mason.

            Disaat itu aku merasa gagal. Andaikan akulah yang menyapanya pertama kali, dan bukan Tristan. Dia pasti sekarang sedang mengamit tanganku. Tetapi itu semua telah berlalu dan aku gagal— itu karena aku merupakan seorang pengecut.

            I had missed my chance.

 ____________

Oke mungkin ada yang udah pernah baca cerita ini. Ini aku repost dari acc 'weare JDauthor aboutbieber'  cuma namanya aja yang diubah, dulu aku post pertama kali waktu aku jadi admin disitu :) ps: cerita ini ga baik yah.. ada unsur kekerasan, bad romance, pembunuhan de el el.. jadi aku sarankan ga dibaca -18 tapi terserah aja sih ._.v hehe author sendiri masih 14 y.o kok.__.

Dangerous BeautyWhere stories live. Discover now