The Bad Romance

610 21 0
                                    


            You kissed me that night, but you forget.
            And I died inside the night you left me

            Dua hari setelah itu aku sebelumnya hampir memutuskan bahwa sebaiknya aku mengurung diri dirumah dan meminta maaf pada Michelle dan membatalkan untuk datang ke acara pestannya dengan alasan bahwa aku sakit atau semacamnya. Tetapi kepalaku terus teringat tentang bagaimana perlakuan mesra Tristan terhadapnya sehingga membuat kepercayaan diriku berkurang. Tetapi tidak kali ini! Aku harus berani. Aku harus berani mengungkapkan perasaanku sendiri terhadapnya. Aku tidak boleh menjadi seorang pengecut. Aku bukanlah seorang gadis, nerd, ataupun cowok payah bukan? Ingat Nate, kau harus menunjukkan kepada Michelle kalau kau bukanlah seorang pemalu dan kalah dengan seorang Tristan Mason.

            Maka karena itu, semangatku mulai timbul sedikit dapat menutupi berjuta-juta perasaan buruk yang berkeliaran di dalam kepalaku; malu, takut, bimbang, kurang percaya diri, dan sebagainya—. Pada malam itu aku berusaha merombak diriku habis-habisan. Aku memutuskan untuk berhenti memakai kemeja kotak-kotak yang di kancing sampai kerah atas, berhenti mengenakan kacamata berlensa yang untungnya tidak tebal, berhenti menyisir rambutku sampai rapih ke belakang. Aku berusaha untuk berbeda. Barangkali terlihat sedikit menyamai gaya andalan Tristan;  rambut berantakan, sepatu basket Nike, memakai baju yang tidak rapih dan segala hal buruk khas bad boy lainnya. Aku mencari-cari baju yang cukup bermodel trend. Untungnya aku menemukan jas tuksedo putih milik ayahku ketika menikah dengan ibuku dahulu. Memang sedikit kuno, tetapi setidaknya aku tidak butuh membeli baju-baju mahal dan menghabiskan dana bulanan ibuku. Untuk informasi, kedua orang tuaku telah bercerai sejak aku masih kecil, ayahku kembali ke tempat tinggalnya dengan meninggalkan beberpa baju dan benda benda lainnya. Aku juga menemukan sepasang sepatu basket Nike lama milikku yang lama. Memang, kakiku terasa sedikit sakit dan kekecilan karena ayahku mengirimkannya sewaktu natal dua tahun yang lalu. Tetapi itu semua baik. Demi Michelle.

            Pada pukul tujuh malam. Jared menjemputku bersama Tia Callida-nya. Kami sama-sama berangkat dan tidak sampai satu jam, kami telah sampai di halaman rumah Michelle yang mewah dan telah di hias indah sedemikian rupa. Tia Callida kembali dan tidak ikut ke pesta. Pada mulanya aku sendirian— menyingkir ke bartender tempat orang-orang berstatus sendirian nongkrong. Jared telah bersama dua cewek kelas junior lainnya di sofa panjang Lounge— mengobrol dengan cengiran playboy khasnya. Sedangkan beberapa geng gadis gadis eksis lainnya berkumpul membuat gerombolan besar di sudut sembari menggosip dan terbahak. Itu menjijikan kau tahu. Sedangkan geng cowok-cowok lainnya menggoda gadis-gadis polos dan mengajaknya berdansa di hall. Aku yakin, setelah para cowok-cowok itu puas, dia akan mencampakkan gadis itu. Mereka bukanlah tipe yang asing lagi di sekolahku.

Aku mengambil dan langsung meneguk segelas air yang di berikan pelayan bartender tersebut. Aku tahu itu adalah alkohol dan aku menyadarinya. Tetapi itu akan membuatku terlihat lebih keren seperti Tristan hm? Aku meneguk lagi sampai-sampai gelas ketiga tandas. Kemudian kepalaku menjadi pusing dan tenggorokanku hangat, gerakanku melambat ringan. Perutku seakan naik ke tenggorokan, awalnya aku merasa bahwa aku akan pingsan. Yeah itu karena aku belum pernah sekalipun meminum alkohol, itu bodoh kau tahu?! Karena rasa sakit di kepalaku semakin menjadi-jadi, aku menyandarkan kepalaku di meja sampai akhirnya aku mendengar sebuah teriakan memanggil namaku.

            “Nate!” teriaknya hampir memekik. Lalu tatapannya tampak tercekat. “Apa itu benar-benar kau?!”

            Aku melirik kecil kearah sumber suara tersebut. Dan aku mendapati seorang gadis berambut orange ikal panjang yang berlari kearahku dengan menggunakan gaun merah ketat selutut dihiasi dengan renda mawar-mawar besar di sekitar dadanya. Aku langsung dapat menebak bahwa dia adalah Michelle.

Dangerous BeautyWhere stories live. Discover now