RINDU 1

11 2 4
                                    

SELAMAT MEMBACA

Aku merasa tidak akan ada yang harus aku risaukan di dunia ini, cinta yang tulus menurutku itu sangat cukup, namun aku lupa dengan kematian, dengan semua titipan tuhan di dunia.

Aku menuliskan sepenggal demi sepenggal kata hanya untuk mengalihkan rasa rinduku yang tak mungkin terobati.

***

Halo Biru, aku masih selalu menyapamu disetiap pagiku seperti dulu, bagaimana kabarmu disana? Tidak kah kamu rindukan aku seperti aku yang merindukanmu? Izinkan aku menyapamu disini, izinkan aku mengenangmu.

Ini kisahku, kisah dimana aku mulai mengenal Skala Biru, orang yang menurutku unik dan dipenuhi dengan jokes bapack-bapacknya.

Kita diperkenalkan oleh kedua sahabat kita Ajeng, dia anak yang ceria dan baik seperti Biru.

Biru begitu baik dan tampan tidak banyak orang yang tergila-gila padanya namun tidak sedikit orang yang tidak terpesona akan ketampanannya.

"Kita makan apa hari ini?" tanya Biru seraya mengambil tas laptopku. Seperti langit biru yang selalu memanjakan mata akan keindahannya begitupun dengan Skala Biru yang selalu memanjakan Zea Senjananya

Kita memang sering menghabiskan waktu sepulang kuliah, hubungan yang jalan 6 bulan ini, dia selalu berusaha membuatku bahagia.

Oiya dia juga cukup pintar tak jarang aku meminta bantuan dia untuk menjelaskan ulang materi yang belum aku pahami.

"Hmmm.. apa ya enaknya?" aku kembali bertanya sembari berpikir makan siang kali ini kita mau coba makan apa dan dimana.

"Bagaimana jika mie ayam? Udah lama gak sih gak makan itu?"

Aku mengangguk antusias, sudah lama kita tidak makan mie, lantas Biru menggenggam tanganku dan kita bergegas ke tempat mie ayam langganan kita.

Selama 6 bulan ini, aku sangat beruntung bisa bertemu dengannya, dengan anak laki-laki yang begitu mencintaiku dan begitu sabar mengajariku semua hal.

aku beruntung memilikinya.

***

"Mang mie ayam satu ya!" Seru Biru. Aku meliriknya bingung kok satu? Ah mungkin dia mau semangkok berdua? Romantisnya pacarku ini, pikirku kala itu. Namun,

"Kamu mau gak Zee?" tanyanya dengan muka polosnya, jelas saja aku gemas pada saat itu ingin aku cubit lengannya sampai berdarah, bisa-bisanya dia bertanya padahal dia juga tau kalau aku belum makan siang sama sepertinya.

"Aku pikir kamu mau semangkok berdua." Jelasku, dia tertawa mengacak rambutku.

"Mau gak?" tanyanya lagi balasku mengangguk dengan cepat.

"Tapi kamu bawa uang kan?"

Pertanyaan macam apa itu? Biasanya juga dia yang suka bayar makananku lantas mengapa dia bertanya seperti itu? Jika memang tidak mau mengtraktrirku saat itu yaudah pesankan saja dulu.

Aku menjawab dengan gelengan lalu merebut tas laptopku yang masih dia sampirkan di lengannya, laparku sudah hilang diganti dengan kekesalanku.

Aku pergi meninggalkannya, biarlah dia makan sendiri siapa suruh menjadi manusia menyebalkan.

Dia terlihat mengejarku dengan muka paniknya? Aku rada ragu dengan kepanikannya karena di selalu menyukai kemarahanku, katanya lucu.

"Hey, mau kemana?" dia menarik tanganku mencoba memberhentikan jalanku.

"Mau pulang laper!" jawabku.

"Kan kita mau makan mie ayam, Zee."

"Uangku abis tadi abis fotocopy, mau makan dirumah aja."

"Tadi aku Cuma becanda sayang, ayo makan udah di pesenin kaya biasakan?"

Dia masih mencoba untuk membujukku, aku tidak tega tapi aku terlanjur kesal, sudah tau aku belum makan siang dan sangat lapar dan dengan seenaknya dia ngajakin bercanda kaya gitu.

"Yaudah makan sendiri aja, aku mau pulang." Ucapku mencoba setenang mungkin, padahal aku sudah mau menangis tidak tahu kenapa, memang aku sangat cengeng sepertinya. Terlihat dia menghembuskan napasnya, menahan emosi mungkin?

"Yaudah, bentar ya? Aku mau bayar dulu, biar aku yang anter kamu pulang." Biru bergegas ke kedai mie ayam tadi lalu membayarnya.

Biru tidak pernah marah sedikitpun, dia tidak pernah membentakku, aku juga heran mengapa dia masih bertahan disisiku sedangkan sikapku yang masih cengeng dan ngambekkan. Lihat saja sekarang dia gak jadi makan Cuma gara-gara aku, tapi memang berawal dari dia kan?

Akhirnya kita memustuskan untuk pulang ke rumahku dan makan disana, aku masih mendiamkan dia.

"Mm.. Zee, aku pulang ya?" setelah makan dan membantuku mencuci piring dia memutuskan untuk pulang, sebenarnya aku tidak tega memperlakukannya seperti itu.

Aku mengangguk dan mengantarnya sampai ke teras rumahku, disana ada ayah dan ibuku yang sedang menyiram tanaman.

"Nak Biru bawa tas mau kemana?" Tanya ayahku.

"Pulang om." Biru berjalan mendekati mereka berdua.

"Wah, ini bunga apa tan? Cantik banget kaya Zea." Ujarnya sambil tersenyum, jangan harap aku luluh, aku tetap stay cool di dekat ayahku walaupun hatiku seperti diserang kembang api, meletup-letup.

Ibuku terlihat tertawa mendengar itu.

"Ini bunga mawar putih kesukaan Zea kan?" Biru terlihat mengangguk membenarkan dengan bibirnya yang terus tersenyum, kedua orang tuaku memang sudah mengenal Biru dari lama, dari sebelum aku dan dia berpacaran.

"Kamu bentar banget, baru aja dateng tadinya mau om ajak kamu berkebun di belakang rumah." Ujar ayahku.

Biru tertawa mendengar itu.

"Iya nih om, lagi banyak tugas. Maaf ya Cuma numpang makan aja." Biru tau diri ternyata, mengapa juga dia tidak membujukku lagi? Merayuku agar tidak marah kepadanya lagi? Dia malah memilih untuk mendiamkanku juga padahal disini dia yang salah.

Dia menyalami ayah dan ibuku lalu tersenyum kepadaku dan mengacak rambutku seperti biasanya. Jangan tanya hatiku seperti apa sekarang.

"Aku pulang ya Zee, maaf ya. Nanti aku beliin mie ayam sama jajanan yang kamu suka ya."

Setelah mengucapkan itu dia pergi dari perkarangan rumahku,

Aku merasa berlebihan terhadapnya tapi itu salah dia kan?

Lantas aku bergegas pergi ke kamarku lagi untuk berganti pakaian, seperti yang tadi ayahku bilang dia mau mengajak Biru berkebun di belakang rumah pada kahirnya aku yang ikut membantu ayahku berkebu, suatu kegiatan yang menyenangkan namun cukup melelahkan dan aku menyukainya.

tbc

BISMILLAH
HALLO GUYS APA KABAR? AKU KEMBALI DENGAN CERITA BARU LAGI HEHEHE, INSYAALLAH AKAN AKU SELESAIKAN YANG INI DOAKAN YA!
ALURNYA MUNGKIN AKAN CAMPURAN YA GUYS YA^-^

SEMOGA KALIAN SYUKA

Aku akan sangat senang jika kalian komen dan vote, menerima kritikan baiknya dm atau komen aja yaaaa!
aku juga akan sangat senang jika banyak yang membaca maka dari itu ayo ajak teman kalian hehe^-^



See Ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R I N D UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang