Seorang pemuda berkantung mata bak panda menutup laptop yang ada di meja di hadapannya dan memasukkannya ke dalam tas gendong sembari menghembuskan napas lega.
"Akhirnya selesai juga," tampak sekali kelegaan dari nada suaranya. Ketiga temannya pun ikut mengamini perkataan si pemuda. Tentu saja lega, tugas kelompok mereka baru saja selesai terkirim lewat email kepada sang dosen.
Pemuda berbibir tebal bahkan turut menyahut,"Gila ini tugas, dikerjain 4 jam baru kelar. Padahal ada 4 otak yang mikir."
"Dosen killer emang Pak Changmin. Nyesel gue ambil mata kuliahnya, " pemuda bermata tajam seperti rubah itu ikut mengeluh sambil menyandarkan punggungnya di kursi perpustakaan. Rasa-rasanya punggungnya mati rasa karena sedari tadi duduk tegak dan konsentrasi mengerjakan tugas.
"Lagian lu nggak bisa nyesel juga Hwall, matkul nya Pak Changmin kan matkul wajib. Ujung-ujungnya tetep harus diambil semester berapa pun," pemuda berpipi gembul yang duduk di sebelah pemuda yang dipanggil Hwall pun menyadarkan kembali kalau sudah takdir mereka dapat matkul Pak Changmin. Kalo diambil pas semester tua juga malahan bakalan ngerepotin. Bayangin aja kalo temen-temenmu tinggal nyusun skripsi, eh malah kamunya masih sibuk kuliah. Bonus malu juga pastinya. Dikira mahasiswa abadi nantinya.
"Hah iya juga Nyeon."
"Eh, gimana kalo sekarang kita refreshing dulu sebelum balik? Nongkrong di cafe biasa," Sunwoo, si pemuda berbibir tebal memberi saran kepada teman-temannya.
"Gaskeun kuy," jawab Haknyeon, si pemuda berpipi gembil yang sekaligus merangkap sebagai kekasih Kim Sunwoo, dengan semangat. Otaknya memang butuh refreshing karena sedari tadi terus-menerus fokus pada laptop, jurnal, artikel, dan buku-buku teks yang berserakan di meja perpus. Lagian mana mungkin seorang Ju Haknyeon menolak tawaran yang berkaitan dengan makanan.
"Ide bagus Sun. Yuk cabut sekarang aja! " pemuda tampan bernama Hwall segera menggendong tasnya dan berdiri diikuti kedua temannya. Tapi nampaknya satu orang teman mereka masih terduduk di bangku perpus dan sibuk melihat handphone-nya. Alisnya bertaut, dahinya berkerut menandakan ada sesuatu yang serius tengah terjadi
"Ikut nggak Ric? " tanya Hwall pada Eric, si pemuda berkantung mata.
"Aduh sorry deh. Kayaknya gue skip dulu. Eomma barusan nyuruh gue balik cepet, " setelah memasukkan gawainya ke saku celana, Eric berdiri dari duduknya.
🍭🍭🍭
Dan di sinilah Eric setelah menolak ajakan teman-temannya untuk nongkrong di cafe langganan mereka. Di mana lagi kalau bukan di depan minimarket. Lah kok malah minimarket, katanya disuruh cepet pulang sama Eomma-nya.
Tentu saja Eric berdiri di depan minimarket karena tadi Eomma-nya memberikan tugas negara padanya. Iya, tugas negara yang wajib banget dilakukan, pantang ditinggalkan kalau nggak mau diusir dari rumah dan berujung jadi gembel. Apalagi tugasnya kalau bukan beli minyak goreng.
Oke, kalian nggak salah baca. Memang Eomma Eric nyuruh dia beli minyak goreng. FYI, minyak goreng tuh sekarang lagi langka banget di pasaran. Harganya melambung, stoknya menipis, kalau mau beli harus antre bahkan sampe berebut. Kadang sudah susah-susah antre pun ada yang nggak kebagian. Kan nelangsa jadinya.
Dan sialnya, stok minyak goreng di rumah Eric udah abis, jadi misi malam ini harus sukses. Dan sialnya lagi, ini udah jam 9 malem, yang kemungkinan besar stok minyak goreng di minimarket udah mulai menipis bahkan bisa jadi udah abis. Bahaya banget, padahal niat Eric setelah menyelesaikan tugas kelompok tadi ia akan langsung pulang, makan, mandi, dan hibernasi. Ternyata rencananya gagal total.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juric & Sunric AU
FanfictionCerita oneshot couple the boyz, mainly Juric and Sunric.