5. Siapa Yang Membuatmu Menangis?

543 71 15
                                    

5. Siapa Yang Membuatmu Menangis?

vote + komen + share [✓]

happy reading!

―↬❖↫―

Ah, sial. Aku tidak bisa tidur semalam.

Sesekali aku menguap kecil saat berjalan kaki menuju kampus.

Ini semua karena semalaman aku memikirkan luka di sudut bibir Iaros. Jujur, aku marah saat wajahnya terluka. Itu loh, wajahnya yang sangat menawan itu terluka! Ciri khasnya yang sangat kusukai 'kan karena wajahnya tampan, tapi masa sekarang ada goresan di situ? Terlebih di bibirnya yang seksi itu! Aku tidak terima. Sangat. Orang gila mana yang berani melukai wajah Iaros-ku?

Menyebalkan banget-banget-banget!!

Semalaman aku hanya mengutuk, mengumpat, memaki, dan menyumpahi orang yang sudah melukai Iaros. Aku sangat berharap orang itu terkena musibah atau apa pun yang berakhir kemalangan.

"Dipikirkan lagi jadi makin sebal," gumamku sambil mendengkus. Mungkin saat ini wajahku sangat berkerut ditambah kantung mata agak hitam di bawah mataku.

"Kyaaa!!"

"Astaga, astagaaa!"

"Cantik banget! Ganteng banget!"

Aku tertarik dengan suara berisik di depan sana, tepatnya di gerbang kampus. Banyak mahasiswi mengerumuni pintu masuk gerbang, entah karena apa. Tapi sepertinya, situasi ini sangat mudah ditebak. Melihat mereka yang terus berteriak girang disambut ekspresi mereka yang merona, aku tahu kalau sesuatu yang disebut-sebut 'idola kampus' sudah datang.

Mungkin Iaros bakal ada di sana, pikirku bersemangat.

Sudah pasti pangeranku itu masuk jajaran idola kampus karena wajahnya, apalagi ayahnya pemilik kampus! Keren banget 'kan?

"Hehehehe."

Seketika aku sumringah dan mulai menuju kerumunan cewek-cewek itu, menyalip satu per satu barisan dengan gesit, hingga akhirnya aku sampai di barisan terdepan. Dan begitu aku melihat, mataku membola kaget sekaligus senang.

Benar 'kan! Iaros ada di antara mereka!

Aku bergumam takjub melihat Iaros berjalan santai seolah keributan di sekelilingnya tidak ada. Tidak seperti semalam, sekarang rambutnya tertata rapi ke samping, membuatnya terkesan elegan. Setelan baju biru muda yang dipakainya nampak selaras dengan birunya langit pagi, ditambah wajahnya yang cerah itu membuatku bersemangat seketika.

Kalau begini aku semangat banget di kelas nanti!

Dapat asupan hangat di pagi hari itu memang sangat menyenangkan.

Tanpa sadar sedari tadi senyumku merekah, mataku menatap lekat sosok laki-laki itu. Hingga baru kusadari kalau Iaros tidak sendiri. Ada banyak orang yang berjalan bersamanya.

Kala melihat seseorang berambut ungu bersanding dengan Iaros, aku seakan terpental oleh kenyataan pahit. Sosok menawan yang tidak terduga muncul.

Medeia Beliard.

Lagi, aku terpaku melihat orang-orang yang mengikuti kedua orang itu.

Ada Pheron, Helio, dan yang terakhir... Psyche.

Melihat mereka yang mulai menjauh, aku tersadar bahwa mereka 'sempurna' untuk satu sama lain. Mereka seakan tak terkalahkan. Seolah-olah mereka diciptakan untuk melengkapi satu sama lain dan terlihat sangat serasi kala berdampingan.

"Mereka cocok banget, deh. Lihat itu, Kak Medeia sama cowok yang ganteng itu―"

"Sst, jangan ditunjuk. Dia senior kita yang paling berkuasa di sini."

(HIATUS) Hello, Prince! (Iaros X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang