04. Calon Pacar, Katanya

525 21 1
                                    

Siang ini, pukul 10

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang ini, pukul 10.00. Kantin SMA Kencana sangat ramai akan siswa-siswi Kencana. Waktu istirahat adalah waktu yang mereka nanti-nantikan. Dan sekarang adalah waktu istirahat. Maka dari itu, siswa-siswi Kencana berbondong-bondong masuk ke area Kantin untuk makan siang ataupun hanya sekedar berbincang-bincang ria.

Naura dengan ketiga sahabatnya, kini tengah menyantap seporsi batagor serta jus jeruk. Sesekali berbincang dan tertawa ketika diantaranya mengeluarkan candaan kecil.

"Gue denger-denger, bulan ini Scuttivo mau adain acara rutin di Boyolali," ujar Aliqa. Gadis itu berbicara setelah menelan batagor yang sudah ia kunyah dengan lembut.

Zielda mengangguk singkat. "Iya, bener. Gue dikasih tau sama Bintang semalam."

"Jauh juga, ya? Terus? Gimana sama sekolah mereka?" tanya Naura. Gadis itu ikut penasaran dengan topik yang dibicarakan ini.

Zielda meneguk jus jeruknya dengan tenang. "Mereka berangkat hari jum'at, kata Bintang. Sabtu dan minggu kan libur. Terus hari senin-nya tanggal merah, jadi mereka ada waktu 3 hari di Boyolali." tutur Zielda menjelaskan.

Naura, Aliqa, dan Ivanni serempak mengangguk paham. Keempat gadis cantik itu kembali melahap batagor yang hampir habis diiringi dengan obrolan-obrolan ringan lainnya.

Kantin mendadak ricuh, kedatangan inti Scuttivo membuat siswi Kencana berteriak kagum akan ketampanan tujuh laki-laki itu. Rangga dengan hoodie hitam serta kedua tangan yang bersekap dada. Annas dengan seragam yang dikeluarkan dan dasi yang dibiarkan tersampir dipundaknya. Bagas dan Bintang yang mengikat dasi dikepala hingga menjadikan dasi mereka sebagai headband.

Bumi dengan tampilan yang sangat urakan, rambut yang berantakan dan lengan seragam yang dilipat, menambah kesan bad n handsome. Bima, sepertinya, hanya Bima yang berpenampilan rapi. Laki-laki itu memasukkan kedua tangannya disaku celana abunya. Dasi yang diikat bentuk segitiga, tali pinggang yang melilit rapi, dan seragam yang dimasukkan.

Berbeda dengan Dennis. Laki-laki itu memang berpenampilan lengkap, hanya saja baju seragam yang ia keluarkan. Tak lupa, senyum menggoda ia tebarkan kepada siswi-siswi Kencana.

"Kiw, cantik!" Tepat dihadapan Ivanni, Dennis kembali mengeluarkan jiwa playboy -nya. Sedangkan Ivanni, gadis itu hanya melirik Dennis jutek seraya mengaduk-aduk jus jeruk miliknya.

Dennis duduk dihadapan Ivanni. Memandang wajah cantik gadis bule itu dengan bertopang dagu. "Vanni yang cantik, boleh minta no whatsapp gak, nih?"

Ivanni diam, gadis itu melirik kesal kearah Dennis. Laki-laki itu memang mempunyai banyak kekasih. Namun tanpa absen, playboy satu itu selalu mengganggunya dengan godaan godaan receh.

Aliqa yang berada disebelah Ivanni, tersenyum menggoda dan menyenggol lengan Ivanni. "Tuh! Ayang lo. Jangan di anggurin aja, dong!" ujar Aliqa.

Ivanni melirik Aliqa jutek seraya mendengus sebal. "Gak jelas, kampret!" gumamnya lirih. Dennis terkekeh geli, tak sampai disitu, dirinya semakin gencar menggoda gadis blasteran Amerika itu.

RANGGA [SCUTTIVO]Where stories live. Discover now