03. Berunding Untuk Kunjungan Rutin Scuttivo

535 19 0
                                    

"Kiw, Cewek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kiw, Cewek. abis darimana?" Tanya seorang laki-laki setengah baya yang memakai seragam seorang Supir. Yang diketahui, ia adalah Pak Dono—Supir Jia—Mama Rangga.

Terlihat ada wanita seumuran Pak Dono juga yang tengah memasang wajah sinis dihadapan Pak Dono. "Pasar!" Jawabnya ketus.

Pak Dono membenarkan rambutnya, sembari mengedipkan sebelah matanya genit. "Mau diantar sampai rumah gak, Dek? Abang punya mobil bagus, loh!"

"Halah! Sok-sok punya mobil, mobil punya majikan aja bangga lu!" Ujar wanita itu, namanya Leni.

Pak Dono menggaruk tengkuknya seraya tersenyum malu. "Y-ya iya, sih, hehe ..."

"Udah deh gausah cengangas-cengenges kaya kuda! Dasar genit!" Sarkas Leni. Wanita itu langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan Pak Dono.

"Aduh! Gagal lagi, gagal lagi! Deketin Dek Leni susah bener, ya?!" Ujar Pak Dono frustasi.

"DONOO!! DONOO!!"

Pak Dono berdecak. "Aduh!! Punya majikan kok, ya, sukanya teriak-teriak mulu! Puyeng ndasku!"

"I-IYA BU! ADA APA?!" Pak Dono berlari memasuki rumah, menghampiri Jia.

"Dono! Kamu, tuh, ya! Kalau di panggil, nyaut ngapa?! Atau jangan-jangan kamu budek ya?!" Omel Jia.

Pak Dono melotot kecil. "Mit-amit jabang bondel, Bu! Saya ini kan masih muda, belum tua." Ujarnya percaya diri.

Jia memandang Pak Dono sinis. "Narsis banget ya, kamu? Udah keriput masih aja, kepedean!" Sungut Jia.

"Saya ini kan, jiwa muda raga tua." Ujar Pak Dono. Ia berbicara seraya menyugar rambutnya kebelakang.

"Hih! Jawab aja kamu! Udah, antar saya, sekarang!"

Pak Dono menggaruk pelipisnya bingung. "Kemana, Bu?"

Jia memandang Pak Dono judes. "Kok kamu kepo, sih?! Udah ayo! Nanti saya kasih tau" Ujar Jia ketus. Jia berjalan keluar rumah terlebih dahulu meninggalkan Pak Dono.

Pak Dono mengelus dadanya sabar. "Ma Syaa Allah Tabarakallah! Punya majikan kok judesnya minta ampun!"

"Judes ya, Pak? Rangga cepuin, ah, sama Mama." Ujar Rangga, laki-laki dengan pakaian celana jeans, kaos hitam yang dilapisi jaket jeans berwarna army, dan sneakers putih itu berjalan menuruni anak tangga.

Pak Sono berjengkit kaget. "Den Rangga? Oya jangan to! Nanti kalau gaji saya dipotong gimana?" Ujar Pak Dono.

Rangga terkekeh kecil. Laki-laki itu berjalan melewati Pak Dono seraya menggidikkan bahunya acuh.

"DONOOOOOOOOO!"

Pak Dono memejamkan matanya sabar. "I-IYA BU! INI LAGI JALAN! SABAR!"

"Oalah jan-jan! Mbok ya sabar to, orang sabar, mesti pantatnya lebar!" Gumam Pak Dono seraya berjalan dengan cepat.

RANGGA [SCUTTIVO]Where stories live. Discover now