Chapter 2

21 1 0
                                        

"Turunlah anak muda, aku akan membuatkanmu sedikit minumam"

Ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja sampai di depan rumahnya. Jungkook menatap kediaman rumah tersebut, rumah itu hanya sedikit terlihat karena tertutupi oleh pagar besi di depannya.

"Terimakasih Bibi, tapi--aku harus segera kembali, ada hal yang belum aku selesaikan"

Jawab Jungkook dengan membungkukkan setengah badan dan diiringi senyuman manisnya. Ia terlihat begitu tampan.

"Ah begitu rupanya. Baiklah aku akan turun. Terimakasih tumpangannya, kau harus berhati-hati saat di jalan"

Jungkook mengangguk paham dilanjut dengan wanita paruh baya itu turun dari mobil Jungkook untuk segera masuk ke dalam rumahnya.

***

Kejadian itu, sangat berbeda saat Jungkook berada di rumah. Dia memperlakukan wanita tadi dengan ramah dan lembut, tidak seperti biasanya. Entahlah, setiap kali ia melihat wanita paruh baya pikiran mengenai Ibunya langsung ia rasakan.

Jungkook seperti melihat Ibunya lagi ketika melihat wanita yang baru saja di tolongnya tadi. Kasih sayang seorang Ibu--Jungkook merindukannya. Kasih sayang itu ia hanya merasakannya sedikit. Ibunya meninggal disaat ia berumur lima tahun. Yang membuat pria itu harus tinggal dengan seorang Ayah yang kejam, egois, fikirnya.

Beberapa menit berlalu. Saat itu waktu menunjukkan pukul delapan malam. Jungkook memarkirkan mobilnya dihalaman sebuah kafe bar yang di dalamnya terlihat begitu riuh. Beberapa pria dan wanita mabuk lalu bercumbu. Itu adalah hal yang wajar bagi Jungkook.

Tempat ini adalah tempat yang selalu ia datangi saat pikirannya kacau. Menghilangkan semua penat dan amarahnya hanya dengan melihat orang-orang di sekitarnya mabuk karena minum beer beberapa botol. Dan hal itu juga telah dilakukannya saat ini. Jungkook masih berdiri di depan meja bar. Ia kembali meminta pelayan menambahkan segelas beer lagi untuknya. Pelayan itu pun segera menuangkan beer ke dalam sebuah gelas milik Jungkook. Lantas pria itu kembali meminumnya dengan satu kali tegukan.

Pikiran Jungkook malam ini sedikit pusing. Tapi setidaknya ia bisa melupakan kejadian di rumahnya lagi walau harus digantikan dengan kepalanya yang terasa pening. Itu adalah efek alkohol berlebihan yang ia minum sedari tadi.

"Jungkook--kau kah itu?"

Suara lelaki terdengar saat ia melihat Jungkook keluar dari kafe bar dengan sempoyongan. Lelaki itu segera menghampiri Jungkook. Ia melihat kedua kelopak mata yang sayu. Jungkook terlalu banyak minum hari ini. Membuat dirinya hampir tidak sadarkan diri, pikirannya tak bisa mencerna apapun, kedua retinanya bahkan beberapa kali mengerjap, sedikit mengabur, membuatnya tidak fokus berjalan.

"Jungkook, kau disini lagi?"

Lelaki itu berucap setelah menghampiri Jungkook. Bau alkohol langsung tercium saat dirinya berada di dekat pria yang baru saja keluar dari kafe bar tersebut.

Jungkook mendengar suara itu. Ia mencoba membuka pandangannya dengan jelas untuk menatap siapa lelaki yang baru saja menghampirinya. Jungkook tiba-tiba tersenyum setelah melihat lelaki di hadapannya adalah sahabatnya sendiri, Park Jimin.

"Hyung--kepalaku--sangat pusing"

Ucap Jungkook kepada lelaki bernama Park Jimin itu.

"Dimana mobilmu? Aku akan mengantarmu pulang"

Jimin bertanya tanpa basa-basi lalu menuntun pria beriris coklat di sampingnya untuk menuju parkiran mobil Jungkook.

"Aku tidak mau pulang"

Ucap Jungkook di sela langkah kakinya.

"Berikan kunci mobilnya"

Pinta Jimin setelah sampai di dalam mobil Jungkook. Namun, Jungkook tak kunjung memberikan apapun kepadanya.

Storm At Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang