Nama gadis itu Ari

2 1 0
                                    


Tampak seorang gadis berambut coklat, bernetra hijau zamrud. Berjalan masuk ke dalam sebuah SMA bergengsi di daerahnya. Seragam putihnya tertutupi oleh jaket merah dengan strip hitam. Rambut coklatnya dibiarkan terurai hingga pinggang, hingga dirinya tampak anggun. Kulit yang mulus dan wajah bak artis, membuat dia menjadi sorotan di sekolahnya. Nama gadis itu Ari, Amarila Brava Omega.

"Ari...." teriakan dari ujung koridor lantai dua, ditanggapi dengan senyuman oleh gadis itu.

"Hari ini pun, lo tetap jadi pameran utama di sekolah," ujar gadis dengan rambut pirang sepanjang pundak  dan netra biru. Ari hanya tersenyum mendengar pujian temannya. Mereka berjalan beriringan masuk ke kelas XI IPA 1. Saat masuk ke dalam kelas pun masih banyak cowok-cowok yang bersiul-siul dan menyapa Ari saat gadis itu lewat.

"Ari ku sayaaang...." teriak gadis dengan rambut hitam yang dikucir sambil berlari memeluk Ari.

"Tolong pinjami temanmu ini PR Matematika.... Otaknya udah hancur semalam gara-gara ngerjain itu tugas...." teriaknya dengan ekspresi sedih.

"Jangan lebay ah,  Sal." Gadis berambut pirang berusaha memisahkan Sallie dari Ari.

"Gapapa Ser..." Ari tersenyum ke arah Asera yang tampak kesal pada Sallie.

"Sallie... Gue bakalan ngasih lo buku PR Matematika gue, tapi sebelum itu. Tolong lepasin pelukan lo, gue sesak..." Sallie langsung melepas pelukannya dari Ari dan tersenyum pepsodent. Ari tertawa kecil dan mengambil buku PR Matematikanya dari dalam tas.

"Thanks Ari ku.... Muah...muah...luv...luv..." Sallie dengan semangat berlari menuju mejanya dan menyalin jawaban dari buku Ari.

"Lo terlalu baik Ri..." Asera menoleh ke arah Ari yang tertawa kecil.

Ting.... Ting.... Ting....

Bel tanda pelajaran dimulai berbunyi, seluruh siswa langsung masuk ke kelas masing-masing. Memulai pelajaran dengan memberi salam.

***

 "Ari, mau ikut jalan-jalan di mall nggak nanti?" tanya Asera saat mereka berdua sedang makan di kantin. Ari tampak berpikir sambil memejamkan matanya, kemudia menggeleng dengan senyum manisnya.

"Gue harus pulang cepat, nanti tante sama om mau ke rumah," jawab Ari. Asera mengangguk kecewa dan melanjutkan kegiatan makannya. Saat mereka sedang menikmati makanan dengan tenang, tiba-tiba...

"SERA!!!" Seseorang menggebrak meja dengan cukup kuat, sehingga mangkuk yang berisi bakso di hadapan Ari terjatuh dan kuahnya tumpah. Mengenai seragam sekolah Ari. Asera yang melihat itu berseru panik dan melempar sendok ke wajah si Penggebrak Meja.

"Astaga... Ariii.... Baju lo basah.... Gimana nih...." Asera membantu mengelap rok Ari. Ari tersenyum menenangkan Asera, namun gadis pirang itu tetap panik. Bahkan kini dia mencengkram krah baju si Penggebrak Meja.

"Lo bisa nggak sih, nggak usah pake acara gebrak-gebrak meja. Seragamnya Ari jadi basah gara-gara lo... Ga mau tau pokonya lo harus beliin Ari seragam baru. Sekarang..." teriak Asera, sehingga menarik perhatian seisi kantin.

"Ser.... gapapa. Bentar lagi juga pasti kering kok. Lepasin dulu krah bajunya Goo, kasian dia." Ari menarik tangan Asera yang akan berpindah ke leher Goo. Gadis itu memang paling susah mengontrol emosinya.

"Gue bakal lepasin, kalau lo mau ganti seragamnya Ari..." Asera masih mencengkram kuat krah bajunya Goo. Empunya hanya bisa meringis karena lehernya tertarik.

"Ok, ok gue bakal ganti bajunya Ari. Tapi, lo lepasin dulu tangan lo dari krah baju gue. Kalo lo tarik-tarik terus nanti kancing-kancing baju gue bakal copot, dan terlihat lah tubuh sixpack gue nan indah." Jawaban Goo berhasil membuat Asera langsung melepas cengkramannya dan menghela nafas panjang, berusaha menenangkan diri agar perhatian makhluk-makhuk kantin teralihkan darinya.

STRONG GIRL : PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang