Selamat Membaca
-“ 12 mipa 5 dimana sih? Kok jauh banget dari gerbang gini? ” Maklum selama sekolah disini mereka hanya menghafal kantin, semua letak kamar mandi, lab, uks, dan perpustakaan untuk tidur
“ Sabar. Tuh kelas kita samping kantin”
“ Puji Tuhan akhirnya. Kalau laper tinggal nyebrang doang ” Ajaibannya mereka tidak pernah membolos selama di sekolah. Hanya membuat alasan sakit untuk tidur di UKS maupun Perpustakaan.
Saat sampai di kelas mereka langsung menuju bangku tiga menyamping paling belakang. Untungnya bangku disini tidak digabung dan perorang memiliki bangku sendiri. Sehingga tidak ada perdebatan akan duduk dengan siapa nanti.
Menjadi pendiam di kelas dan bodo amat dengan sekitar sangatlah nyaman. Small circle dan tidak peduli dengan kepopuleran.
Buruknya mereka juga tidak peduli akan nilai. Bodo amat dengan ambis apapun itu. Tak susah-susah mencari muka dengan guru dan saingan dengan teman kelasnya yang tidak sehat.
Mereka kaya, mencari Universitas swasta bagus dan terjamin sangat mudah.
Hari pertama sekolah pasti tidak ada pembelajaran. Hanya memilih perangkat kelas dan mereka tidak susah-susah lagi untuk memilih karena perangkat kelas tidak pernah diubah dari kelas 10.
-
Ketiga manusia itu kini sedang berjalan bersama menuju kantin yang tidak ada jauh-jauhnya.
Dengan mudah mereka mendapat tempat duduk tanpa mencari-cari “ Enak banget gini kelas samping kantin. Udah pertama dateng, kantin masih sepi, bisa pesen duluan gak pake antri ”
“ Yaudah sekarang lo sana pesen makan kan gak pake antri ”
“ Anjir yaudah sini lo berdua pesen apaan? ”
“ Bakso dong sama es jeruk. Lo apa Na? ”
“ Gue nasi goreng dong belum sarapan laper banget nih anjing sama jus alpukat ”
“ udah dateng akhir gak sarapan lagi” Aul segera menemui ibu-ibu kantin untuk memesankan teman-temannya itu.
“ Duh! Ini ngapa gue tiba-tiba kebelet sih? Perasaan gak minum apa-apa” Lena memegangi roknya berharap tidak tiba-tiba kencing disana.
“Kebelet paan lo? Sana ke toilet buru sebelum makanannya jadi” Setelah Lena diusir oleh Tessa ia bergegas menuju kamar mandi disamping 12 mipa 1. Kebetulan itulah kamar mandi yang paling dekat dengan kantin.
Saat sampai di depan pintu mipa 1 ia tak sengaja menabrak seseorang yang hendak keluar kelas.
Ia menabrak sesuatu yang keras. Tunggu? Keras?
Sambil memegangi kepalanya ia memandang sosok yang baru saja ia tabrak.
Manis.
Batinnya menjerit. Itulah kalimat awal yang ada di otaknya saat melihat cowok didepannya itu.Rahang tegas, jakun, kulit sawo matang, kacamata, oh jangan lupakan proporsi tubuhnya. Tinggi dan dada bidang itu sungguh.... apakah ini yang ia tabrak tadi?