1

1.4K 129 6
                                    

Pria mungil terlihat tengah membuatkan sarapan untuk suami dan anak semata wayangnya yang sekarang telah menginjak usia 17 tahun, tapi masih sangat manja padanya. Pria mungil itu adalah istri dari seorang ceo yang cukup kaya bernama Na Jaemin, ceo dari NJM corp. Dia Huang Renjun, atau Na Renjun sejak beberapa tahun yang lalu dan anak mereka Na chenle yang manja bahkan selalu merecoki sang ayah saat akan bermanja-manja pada ibunya itu. Dia benar-benar sangat senang sekali jika sudah menganggu sang ayah apalagi kalau dia pada akhirnya menggagalkan usaha ayahnya yang mendekati ibunya. Sungguh menyenangkan bagi sih semata wayang Na.

Renjun menyiapkan sarapan setiap paginya dan hari ini dia sengaja memasak lebih karena kedua kakak kembarnya akan datang dan menginap di kediamannya. Itulah kenapa dia sekarang sudah sibukkan dengan pekerjaannya. Mereka memang memiliki maid bahkan satu bibi yang memang sudah dekat dengan jaemin, bahkan bekerja dengan jaemin sejak sang suami lahir hingga sekarang sudah punya keluarga sendiri. Tapi, renjun selalu mengusahakan untuk membuatkan makanan bagi suami dan anaknya sendiri tanpa bantuan para pekerja di mansion itu.

Grep.

"Nana? Kau mengagetkanku " Ucap renjun sedikit kesal lalu kembali asyik dengan kegiatannya membiarkan sang suami memeluknya. Karena berdebat dengan jaemin akan percuma saja.

"Kau sendiri kenapa bangun lebih awal. Akukan jadi kehilangan pelukanmu." Manja jaemin.

"Ayolah Na. Kau ini sudah berumur 45 tahun. Kenapa kau masih sangat manja begini? Ingat chenle dong." Ucap renjun kesal.

"Tetap saja. Kau kan milikku. Ingat chenle ada karena aku turut berpartisipasi membuatnya berada disini bukan?" Ucap jaemin sembari mengelus perut datar istrinya itu.

"Mulutmu tuan Na. Tolong anakku tidak boleh mendengarnya. Bagaimana nanti kalau chenle tiba-tiba dengar pembicaraan kita di dapur ini?" Kesal renjun.

"Dia tidak akan dengar, lagian tadi aku sempat mampir kekamarnya dan dia masih tidur nyenyak." Ucap jaemin lalu mengeratkan pelukannya pada istri mungilnya itu.

"Ya tetap saja." Ucap renjun kesal lalu melepaskan pelukan jaemin tapi jaemin semakin mengeratkan pelukannya lagi dan lagi.

"Na Jaemin. Kau bisa tunggu di meja makan. Ayolah, aku tidak bisa bergerak bebas Nana." Kesal renjun dengan bibir yang di poutkan.

"Enggak mau. Biar aja begini. Aku suka seperti ini." Ucap jaemin lalu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun. Renjun hanya membuang nafas beratnya lalu melanjutkan memasak dengan jaemin yang terpaksa mengikutinya kesana kemari karena tidak mau melepaskan pelukannya.

"Apa gegemu jadi kemari?"

"Hmmm. Mereka tidak masalah bukan kalau tinggal disini, lagian mereka kan hanya pergi liburan."

"Hmm. Kenapa tidak?"

"Makasih."

"Apapun untukmu sayang " Ucap jaemin sembari mengecupi leher renjun.

"Nana!" Kesal renjun karena merasakan kecupan pada leher istrinya itu.

"Hmm?"

"Jangan mengecupi leherku. Itu geli."

"Aku tidak mau." Ucap jaemin dan renjun hanya bisa pasrah membiarkan suaminya melakukan hal itu padanya.

Setelah sarapan siap, renjun terpaksa menyikut suaminya itu hingga pelukan suaminya itu terlepas darinya.

"Sayang?" Rintih jaemin memegangi perutnya.

"Kau sendiri yang terlalu berlebihan Na. Sudahlah, aku ingin membangunkan chenle." Ucap renjun kesal lalu pergi menaiki lantai dua tempat kamar anaknya berada. Tepat disebelah kamarnya dan jaemin.

Ceklek.

Renjun benar-benar menggelengkan kepalanya, pasalnya chenle dan jaemin benar-benar semakin mirip setiap harinya. Sifat anaknya dan suaminya itu benar-benar sebelas-duabelas. Dia benar-benar merasakan seperti memiliki dua jaemin. Bahkan chenle masih tidur dengan nyamannya di tempat tidurnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Renjun lantas membuka gorden kamar anaknya itu dan terlihat chenle yang menggeliat. Dia bukan bermaksud ingin mengganggu anaknya. Tapi, ayolah libur sekolah baru saja dimulai, masa iya anaknya akan menghabiskan dengan tidur sih.

Renjun lalu mendekat dan duduk disebelah anaknya yang masih menutup matanya lalu mengelus kepalanya penuh sayang.

"Lele. Ayo bangun sayang. Sudah pagi, waktunya sarapan." Ucap renjun. Dan chenlepun membuka matanya secara perlahan lalu tersenyum melihat renjun dan menjadikan paha renjun sebagai bantalnya lalu menyembunyikan wajahnya pada perut milik ibunya itu. Apa yang di lakukan chenle sekarang adalah hal yang selalu dilakukan oleh jaemin sebelum mereka tidur. Dan itu adalah hal wajib. Begitu pula dengan chenle yang selalu melakukan hal itu saat baru bangun tidur.

"Ayo cuci wajahmu dan kita turun untuk sarapan. Mama sudah buatkan sarapan dan papa sudah menunggu dibawah." Ucap renjun mengelus kepala anaknya.

"Sebentar lagi Mama. Hanya sebentar lagi " Ucap chenle yang teredam karena menyembunyikan wajahnya.

"Ayolah lele. Kasihan papa menunggu dibawah." Ucap renjun dan chenlepun duduk dengan wajah cemberut nya lalu masuk kedalam toilet untuk mencuci wajahnya.

"Mama tunggu di meja makan sayang." Teriak renjun dari luar dengan senyum yang terpatri pada wajahnya. Karena chenle memang sangat mirip dengannya tapi sifatnya benar-benar Jaemin sekali. Mereka juga sering berkelahi satu sama lainnya hanya karena alasan ingin dekat dengan renjun hingga selalu membuat renjun berada di tengah-tengah ayah-anak yang sangat manja itu.































🐬🐬🐬

Only Na (jaemren ft chenle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang