MPH- 03

35 1 0
                                    



"ASSALAMU'ALAIKUM MA,BUNNY MANA?" teriak Savian sambil berlari munuju pintu utama rumahnya dan membukanya.

"Ekhm!" deheman papa nya mampu membuat Savian menoleh lalu dia tersenyum kikuk melihat ada teman sang papa duduk di kursi tamu rumahnya

"E-eh, maaf hehe" ujar Savian sambil cengengesan dan mulai melangkah menuju kamarnya untuk berganti baju.

"Mau kemana kamu?" tanya Gilang dan Fania secara bersamaan.

"Ganti baju,masa Vian pake baju sekolah gini" jawab Savian sembari menunjuk baju serta celananya

"Kalau udah cepet ke bawah,mama sama papa mau ngomong!" Titah Fania,lalu mulai berbicara kepada sahabat suaminya itu

"Oh iya,baju nya udah mama siapin di kasur kamu!" Lanjut Fania

"IYA MA!" Jawab Savian dari dalam kamarnya.

"Maafin sikap Savian yang kayak gitu ya Cantik" ujar Fania sambil tersenyum manis ke arah Lauren. Di balas senyum tipis olehnya

"Pertemuan di restoran kemarin di batalkan,karna adanya kendala,makanya kita adakan di rumah saya saja" ujar Gilang, tersenyum tidak enak pada sahabatnya

"Santai bro,biar gue sama bini gue juga bisa liat kelakuan anak lo di rumah" jawab Nando sembari tertawa, dan mendapat cubitan dari istrinya.

"Ma,pa. Om tante" sapa Savian lalu mulai mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu

"Jadi bagaimana? Apakah perjodohan ini akan di jalankan?" Tanya Nando to the point.

"Perjodohan akan tetap di jalankan,dan tetap di langkasan namun tertutup. Tidak boleh banyak orang yang menghadiri acara ini,karna pernikahan di lakukan tertutup" jawab Gilang panjang lebar dan serius.

"Pernikahan di laksanakan Minggu depan,om harap Savian sama Lauren bisa nerima" sambung Nando.

"M-minggu depan? Vian belum siap pa" ujar Savian terbata-bata lalu menatap memohon ke papa nya.

"Savian,kamu mau bikin papa sama Mama bahagia kan?" Tanya Fania tersenyum tipis.

"Iya ma" jawab Savian lesu

"Terima ya sayang" kata Fania lalu mengelus punggung tegap milik anaknya itu

"Iya,Vian terima" kata Savian sambil memaksakan senyum.

"Bunda,cia gamau Bun" ujar Lauren dengan mata berkaca-kaca menghadap bunda nya

"Hush! Nurut sayang,bunda mau yang terbaik buat kamu" ujar Gizelle- bunda Lauren serta istri Nando

"Ayah" ujar Lauren dengan suara serak karena menangis. "Cia gamau yah" sambung nya lalu berhambur kepelukan sayang ayah

"Nurut sayang sama ayah sama bunda" jawab Nando sembari mengelus lembut rambut sang anak

"Cia takut yah" tangisnya semakin menjadi membuat Nando tersenyum tipis memahaminya.

"Cia,harus terima ya? Kamu mau ayah sama bunda sedih karna kamu gak nerima permintaan ini?" Tanya Nando dengan nada yang di buat se memelas mungkin

"Cia gamau ayah sama bunda sedih,tapi cia juga takut" cicitnya pelan

"Kamu nerima?" Tanya Gizelle sambil mengelus punggung sang putri yang bergetar. "I-iya cia terima" ujar Lauren pelan sambil tersenyum meyakinkan

"Alhamdulillah" ujar semua orang yang ada di rumah itu.

"Ma,nama dia siapa sih?" Tanya Savian pelan sembari menyenggol lengan Fania.

My perfect husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang