Jika di sekolah, ia merupakan siswi yang biasa, begitupun juga di rumah. Ia hanya seorang gadis biasa yang melakukan tanggung jawab sebagai pelajar dan anak. Di rumah, eunbin hanya tinggal bersama ayah dan ibunya. Ia merupakan anak tunggal. Ayahnya bekerja sebagai karyawan, sedangkan ibunya bekerja sebagai pelayan sekaligus pemilik restoran kimbab. Restoran milik mereka menjadi satu dengan rumah.
"Mama, aku berangkat ya!" Teriak eunbin.
"Eh eunbin sebentar! Ini bawa bekal kamu kok lupa sih gimana kamu? Ada latihan kan hari ini? Nih bawa dua." Ucap mamanya eunbin sambil memberikan dua Tupperware di Tote bag.
"Ih mama banyak banget sih." Protes eunbin.
"Ya gapapa. Biar uang kamu utuh."
"Iya iya. Yaudah aku berangkat dulu ya." Pamit eunbin.
Gadis itu melangkah menjauh dari rumah untuk berangkat ke sekolah. Eunbin memakai headset di telinganya, kebiasaan dirinya selagi berangkat ke sekolah.
TRING! TRING!
Bunyi lonceng dari pintu toserba terbuka dan eunbin berada tepat di pintu tersebut. Gadis itu tersentak ketika pintu itu terbuka ke arah luar dan membuatnya mundur ke belakang.
"Eh maaf." Ucap seseorang yang barusan keluar dari toserba tersebut.
Eunbin mengerjapkan matanya, rasa terkejut itu hanya sementara sih memang, orang yang muncul itu tentunya menyita perhatiannya, tapi tetap saja sih eunbin tidak peduli.
"Eh? Lo kok...?" Katanya.
Hm? Siapa orang ini?
Pemuda berambut blonde itu tersenyum kecil ke arah eunbin, yang malah membuat gadis itu semakin bingung.
Ini orang kenal dia kah?
"Hah?" Respon.
"Nggak, gapapa."
Dih? Apaan dah nih orang? Batin eunbin.
Eunbin langsung melengos begitu saja dan melanjutkan langkahnya untuk pergi ke sekolah. Kalau eunbin tak salah mengingatnya, orang itu pernah menjadi teman sekelasnya saat ia kelas 10 dulu. Tapi eunbin hanya sekadar tau orangnya, selebihnya ia tak mau tau. Sepertinya orang itu juga jarang sekali di kelas.
Entah bagaimana bisa ia naik kelas padahal ia jarang sekali mengikuti pelajaran.
Pernah sesekali ia melihat orang itu keluar masuk ruang guru saat eunbin ada urusan dengan pelatih taekwondo. Sepertinya ia memang orang yang banyak masalah.
Eunbin menggedikkan bahunya, menepis semua pikiran itu. Mengapa ia malah mencampuri urusan orang lain? Sangat bukan dirinya.
Eunbin menoleh ketika dia merasa ada seseorang di sebelahnya.
"Dengerin apa lo?"
Iya, pemuda itu lagi. Sekarang ia malah berjalan di sebelah eunbin dan membuat gadis itu risih sekarang. Eunbin memang sangat jarang berinteraksi kepada laki-laki dan perempuan, atau orang-orang. Jika tak ditanya, ia tak mau menjawab.
"One direction."
Tapi jika ditanya, ia akan menjawab. Menurutnya, tidak sopan jika tak menjawab pertanyaan seseorang, tergantung kondisi, dia nanyanya baik atau buruk.
"Ohh one direction. Grupnya mau bubar ya?"
"Kata siapa?" Eunbin protes sambil meninggikan suaranya. Dia tuh sensitif kalo ada yang bilang one direction mau bubar.
Kesel.
"Oh gak jadi bubar ternyata."
"Nggak."
Pemuda itu terkekeh pelan, sayangnya eunbin tak mempedulikan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boyfriend
FanfictionFeat 2hyunjin and 00line Sumpah, Kim hyunjin bahkan tak mengenali Hwang hyunjin di sekolahnya. Tapi kenapa tiba-tiba ia malah diajakin pacaran sama cowok yang kadar fansnya udah membludak satu sekolah? Gadis itu tak menyangka akan terjebak dengan si...